Budayakan vote dulu sebelum membaca, satu suara sangat penting bagi author, makasih:-)
....
"Pergi kamu dari sini anak sialan." Seorang wanita paruh baya dengan tampilan acak-acakan terlihat sangat marah kepada anak perempuannya yang berumur sekitar 7 tahun.
"Tolong jangan usir aku ibu, aku tidak punya siapapun selain ibu hiks..hiks..." Anak perempuan itu memeluk kaki ibunya sambil menangis.
"Jangan panggil aku ibu, kehadiranmu bahkan sama sekali tidak diharapkan disini. Kamu itu hanya malapetaka bagiku, dasar anak pembawa sial, pergi kamu dari sini! Aku tidak ingin melihatmu lagi!" Wanita paruh baya itu menendang anak satu-satunya hingga terlempar ke dinding dengan agak keras.
"Pergi atau kubunuh kau!!" Bentak wanita itu, tanpa ada sedikitpun rasa kasihan kepada anaknya itu.
"Baiklah bu, aku akan pergi. Jaga selalu kesehatan ibu, aku akan sangat merindukanmu." Kata anak perempuan itu kemudian melangkah pergi meninggalkan ibunya yang tengah tertawa, karena senang dengan kepergian sang anak.
***
Bunyi telepon terdengar nyaring, terpantul didalam kamar yang bercat biru muda dan hitam itu. Membangunkan seorang gadis yang baru saja bermimpi buruk tentang masa lalunya yang ingin ia lupakan.
Gadis itu tengah mengatur deru nafasnya yang tak beraturan akibat mimpi buruknya. " Mimpi itu lagi." Gumamnya. Setelah itu, bunyi telepon yang sempat mati, terdengar lagi, setelah mengetahui siapa yang meneleponnya gadis itu langsung saja mengangkatnya.
"Ada apa ma?" Tanya gadis itu kepada seseorang di seberang sana.
"....."
"Oh iya, ini aku baru aja bangun."
"....."
"Iya, masih lama kok mama gak usah takut aku telat, mama fokus aja sama meeting mama disana."
"....."
"Iya ma, jaga kesehatan mama ya, titip salam sama papa juga By, love you."
Gadis itu memutuskan sambungnya, dan segera bangun lalu berjalan masuk ke kamar mandi.
Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah kebanggaannya, lalu berjalan menuju meja riasnya, ia memakai dasinya dan merapikan seragamnya serta menguncir rambutnya agar ia tidak kegerahan saat jam pelajaran. Tak lupa memakai sedikit bedak dan lipbalm agar bibirnya tidak pucat.
Dia tidak ingin berlebihan dalam berdandan seperti gadis-gadis pada umumnya yang selalu memperlihatkan wajah mereka yang terlapisi dengan makeup yang agak menor kalau menurutnya.
Dan gadis itu adalah Ryzasti Askara, dia adalah seorang anak yang di usir ibu kandungnya sekitar 10 tahun yang lalu. Dia pergi dan tinggal di panti asuhan.
Tak lama setelah itu, sepasang suami istri yang sedang mencari anak untuk diadopsi mengangkatnya sebagai anak mereka. Dia dibesarkan dengan kasih sayang, dan dia juga tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik tapi dingin, karena ia sebenarnya merasa muak dengan orang yang menurutnya hanya ingin mendekatinya hanya karena status atau harta.
Orangtua angkatnya adalah salah satu pemilik perusahaan terbesar di Asia. Tapi dengan jabatan orangtuanya itu, tidak membuatnya menjadi seorang gadis yang sombong dan suka menghamburkan uang, justru dia lebih memilih menjadi gadis yang sederhana dan pendiam jika di sekolah.
Ryzasti Askara atau yang biasa dipanggil Zasti memiliki seorang sahabat dari kecil ketika ia masih tinggal di panti asuhan, namanya adalah Diki Anggara yang sekarang sudah dibesarkan di keluarga kaya juga seperti orangtua angkat Zasti. Diki dan Zasti sudah tidak pernah bertemu setelah Zasti pindah ikut orangtuanya ke Jakarta.
Namun jika takdir akan mempertemukan mereka kembali, maka mereka akan bertemu sebagai sahabat lama atau musuh ataukah menjadi pasangan hidup?
Setiap orang tidak ada yang tahu takdir mereka masing-masing. Yang mereka tahu hanya bagaimana cara mengubah takdir buruk menjadi takdir yang indah.
....
Segitu dulu prolognya
Jangan lupa vomment^_^
(please jangan jadi secret reader yang tidak mau memberi suara)_Musdalifa. Maddatu💙
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGER
Teen FictionJika ibu kandungmu adalah musuh orangtua angkatmu, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menyingkirkannya agar saingan bisnis orangtua angkatmu tersingkirkan, atau kau akan membantunya menyingkirkan orangtua angkatmu? Itu adalah sebuah dilema...