perkenalkan nama saya kevin, saya tiga bersaudara dan saya anak terakhir atau biasa disebut dengan anak bungsu. Saya berasal dari keluarga yang bisa di bilang sederhana tapi amat sangat berkecukupan dalam hal apapun yang saya butuhkan. Kali ini aku akan menceritakan pengalaman hidup yang mana membuat menjadi seseorang yang introvert. Meskipun sekarang saya menjadi orang yang introvert tetapi dulu berbeda dulu aku adalah anak yang amat ceria, aktif bahkan hiperaktif melakukan segala sesuatu haus akan ilmu, mencari tau semua yang bahkan tidak saya mengerti pada saat itu yang mana sekarang bertolak belakang dengan pribadi saya saat ini.
Semua berawal saat terjadi pada saat saya masih kecil pada saat itu ayah saya yang bekerja sebagai distributor ikan laut yang akan di jual kepada pengecer atau konsumen dari daerah kami, singkat cerita waktu itu saya lagi libur sekolah pada saat terjadi kecelakaan saya tidak bisa menjelaskan secara detail apa saja yang terjadi tetapi waktu itu aku melihat wajah kakak saya yang pulang dengan seseorang sambil menangis kepada ibu bahwa ayah saya mengalami kecelakaan mobil dan menyebabkan korban tersebut meninggal di tempat. Kak saya shock berat karna ayah saya waktu itu langsung berinisiatif untuk diantar ke polres terdekat untuk mempertanggung jawabkan kesalahan dia dan kebetulakan karna kak saya juga libur jadi dia ikut ayah saya untuk menemani ayah saya ke produsen ikan. Setiba nya kak saya di rumah saya kaget karna saya baru saja menghadiri ulang tahun teman saya yang ulang tahun. Waktu itu keadaan rumah begitu ramai sehingga saya sendiri tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi banyak pada saat itu.
Pada saat malam tiba sehabis magrib bersama, hal yang saya ingat adalah uni saya langsung mengajak saya ke kamar untuk tidak mendengarkan percakapan orang dewasa di luar yang sedang berbincang". saya yang tidak begitu paham akan keadaan tampak seperti biasa dengan raut wajah ceria seperti biasa bermain hingga tertidur, pada saat subuh tiba semua orang sehabis sholat ternyata banyak yang menginap di rumah saya mencari ibu saya dan bertanya kenapa semua keluarga saya berkumpul di rumah dengan raut wajah yang amat sedih. Matahari pun terbit menunjukan sinar nya hari pun mulai pagi menjelang siang tandanya semua orang akan mulai beraktivitas.
Semua keluarga pada saat itu melakukan persiapan untuk pergi menemui ayah saya yang sedang di tahan di polres terdekat di daerah kecelakaan tersebut. Saya waktu itu juga ikut bersama kak dan juga uni. Kami pergi, hal yang aku pikirkan saat itu adalah kami akan melakukan liburan bersama keluarga dan kami akan menjemput ayah saya yang sedang menunggu. Tetapi pemikiran yang amat dangkal itu amat pupus di saat ayah saya muncul dengan di temani polisi dengan wajah yang amat menyesal dan sedih yang di perlihatkan oleh mimik wajah ayah. Walaupun waktu itu aku tidak begitu mengerti apa yang terjadi tetapi aku tau waktu itu keluarga sedang berduka sedalam dalam nya. Ibu menangis, uni pun begitu kak menangis dengan ayah dan aku pun yang kecil tidak mengerti apa" hanya di peluk oleh ibu dan aku kebingungan tanpa ekspresi.
Keluarga korban kecelekaan tidak mau berdamai karna ayah mereka yang menjadi korban meninggal dunia, mata pencarian mereka otomatis hilang dan mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan setiap hari oleh karna itu ayah saya di bawa ke meja hukum untuk di adili seadil adilnya singkat cerita pada saat sidang ayah saya di jatuhi hukuman 5 tahun penjara dan saat itu aku mengerti aku akan kehilangan ayah untuk 5 tahun kedepan tanpa sosok imam yang selalu aku jadikan panutan saat sholat dan mengaji di rumah. Kami semua pulang pada saat itu dengan wajah sedih ibu telah menghabiskan banyak uang untuk ngurus keperluan ayah serta kewajiban yang telah iya tinggalkan kabar ayah setelah di sidang begitu banyak mulai dari kerabat teman ayah hingga rekan kerja nya pun datang kerumah untuk turut berduka cita.
Setelah 2 bulan setelah kejadian buruk yang menimpa ayah, saya benar" mereka kesepian tanpa sosok dia di hari" harus tetap di lalui tanpa sosok dia. Sekolah yang biasa di antar oleh ayah sekarang di gantikan oleh uni, yang biasanya uang selalu di lebihkan saat buat sekolah sekarang selalu pas dan yang paling menyedihkan rumah tanpa dia serasa begitu sepi. Ibu saya harus bekerja menggantikan sosok ayah yang mencari nafkah saat itu, jadi ibu berencana untuk bekerja di luar pulau yaa... Benar sekali dia pergi merantau keluar pulau lebih tepatnya dia ke pulau jawa. Kakak, uni dan aku terpaksa di titipkan dengan nenek dan kakek di rumah mereka supaya ada yang mengawasi dan menjaga. Kami bertiga yang awalnya adalah anak yang ceria perlahan keceriaan itu pudar dari wajah masing" menjadi sosok yang pendiam pemurung, terlebih ada kegiatan sekolah yang mana melibatkan orang tua. Hal tersebut selalu menjadi mimpi buruk untuk kami bertiga saat itu kak saya menginjak pendidikan di smp dan uni jg sama hanya berbeda 1 tahun antara kak dan juga uni dan saya masih sd saat itu, pada saat pembagian rapot hasil belajar selama 1 tahun dan semua teman saya bersama dengan orang tua mereka dan saya waktu itu tidak ada siapa" yang menemani waktu itu kelas 6 sd padahal kakek saya sudah bilang dia akan pergi ke sekolahan karna ada urusan di titipkan dengan keponakan saya dan keponakan saya malah datang ke acara perpisahan kak dan uni saya, yang tentu saja sudah di wakilkan oleh nenek saya. Hal yang menyakitkan bagi saya pulang membawa hadiah karna mendapat rangking umum 3 tetapi tidak bisa dibanggakan karna tanpa sosok kedua orang tua saat itu.
Prestasiku pada saat itu bisa di bilang bagus dan cemerlang karna nenek selalu mengajarkan yang terbaik buat aku pada saat itu. Aku dan uni selalu belajar bersama sehabis sholat subuh. Tentunya aku senang karna aku selalu ada tempat bertanya dan selalu memamerkan hasil belajar di sekolah kepada uni. Segala hal yang terjadi selalu aku ceritakan kepada uni aku yang sudah mulai mengerti akan kehidupanku yang berbeda mulai menata kembali kehidupan ku yang cepat atau lambat aku harus merubahnya setidaknya aku harus membahagiakan ayah yang sedang menjalani hukuman dan membanggakan ibu yang mencari uang untuk menafkahi kami bertiga di sini.
Kakak ku yang awalnya adalah anak yang baik dan periang perlahan berubah, hal yang paling aku ingat adalah dia pernah beberapa kali beradu argumen dengan nenek dan kakek di rumah bahkan tanpa segan ia juga membentak uni yang pada saat itu ingin meredakan permasalahan. Uni hanya bisa menangis kakek dan nenek saat itu tidak dapat berbuat banyak kak selalu pulang malam, sekolah dia juga sering bolos bahkan dia pernah kedapatan membawa rokok di tas sekolah dia, temannya bahkan datang kerumah mengantar surat panggilan sekolah karna dia berkelakuan buruk, kurangnya perhatiaan dan pendidikan menjadi sebab dia menjadi orang yang berbeda bahkan saat itu aku tidak mengenal dia lagi, bahkan aku tidak dapat membayangkan kenapa dia bisa berubah secepat itu. Hari demi hari kami bertiga lewati hal buruk dan baik selalu mendatangi kami. Mulai dari masalah ekonomi keluarga sampai konflik keluarga terus bermunculan. Hingga aku merasa ingin menjadi orang yang berbeda saat di mana masa kecil ku yang seharusnya lebih baik berubah menjadi mimpi buruk untuk ku.
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
No Life
Teen FictionBercerita tentang kehidupan seorang anak yang bernama kevin yang tidak memiliki kehidupan seperti orang pada umumnya. Dan sekarang dia berusaha menemukan jati diri nya sendiri dalam dunia yang keras.