20. Demo

2.4K 316 46
                                    

No edit-edit club!!!!

.

.

.

.

"Beneran nih Ian gak mau ikutan demo?"

Lelaki manis yang di panggil Ian itu menggeleng.

"Enggak deh Vin. Aku gak mau buat rusuh."

Ian atau Rian lagi-lagi memberi gelengan pada temannya yang bernama Kevin.

"Kita gak buat rusuh Ian. Kita cuma mau bela hak rakyat Indonesia. Demi kesejahteraan rakyat Indonesia Ian." Kevin terus berusaha meyakinkan Rian. Lagi pula tidak hanya kampus mereka yang melakukan demo. Berbagai kampus yang lain juga ikut serta.

"Tapi-"

"Dimana rasa nasionalis kamu huh? Kita ini putra bangsa. Kita ini masa depan bangsa. Kita harus hancurkan para pengkhianat itu. Kita harus bersatu melawan para pengkhianat."

Rian menjilat bibirnya yang mendadak kering karena perkataan Kevin. Belum lagi tatapan penuh kekecewaan Kevin padanya. Huh, Rian menjadi merasa bersalah.

"Baiklah, aku akan ikut. Demi rakyat dan demi bangsa." Ucap Rian akhirnya dengan nada suara yang lemah.

Brak!

"Nah, gitu dong. Itu baru sahabat aku." Kata Kevin terlalu bersemangat yang tanpa sadar menggebrak meja di kelas mereka. Lalu setelahnya ia segera menarik pergelangan tangan Rian menuju halaman depan kampus tempat teman mereka yang lain berkumpul.

........

"Vin, panas banget ini." Keluh Rian dengan tangan yang terus mengusap keringat di dahinya. Sedangkan Kevin yang berdiri di sampingnya memutar bola mata bosan.

Memang sih mereka sudah 7 jam lamanya berdiri di depan gedung wakil rakyat untuk melakukan orasi. Cuaca hari ini juga sangat mendukung.

"Manja banget sih Jom. Kita tuh anak cowok. Harus tahan banting." Setelah itu Kevin kembali melakukan orasi. Mengabaikan Rian yang sudah mencebikan bibirnya.

"Gak masalah hari ini kita kepanasan. Asal bangsa ini bisa adem kembali." Teriak Kevin yang langsung disamput sorak gembira teman-teman mereka.

Rian terharu mendengar teriakan Kevin. Belum lagi semangat teman-temannya yang lain yang ingin menyelamatkan bangsa ini. Semangat Kevin dan teman-temannya tiba-tiba menular begitu saja padanya.

Entah keberanian dari mana, Rian yang biasanya kalem langsung merebut toa yang di pegang Kevin dan ikut berteriak.

"DEMI INDONESIA. SAYA RELA SKINCARE SAYA SIA-SIA!!!"

Mendadak Kevin dan anak-anak yang lain terdiam sejenak. Mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Tapi saat melihat senyuman polos Rian, mereka semua langsung menyambutnya dengan sorak sorai yang tak kalah lebih meriah.

"Woi, kita dapat bala bantuan lagi. Liat noh di belakang." Teriak salah satu teman mereka yang membuat mereka semua sontak membalikan badan.

Tampak segerombolan remaja berpakaian putih abu-abu berlarian menuju kearah mereka. Tidak hanya sepuluh, dua puluh, tapi ratusan. Tunggu, sepertinya mereka bukan anak sma biasa. Mereka adalah anak-anak stm. Terliat dari simbol sekolah yang tertempel di baju mereka.

"Maaf ya kakak-kakak kita agak telat. Kita harus sekolah dulu tadi." Ujar salah satu dari mereka yang penampilannya paling mencolok dan berdiri paling depan.

Rambut berwarna coklat tua. Menggunakan tindik. Juga dengan kaos hitam yang membentuk tubuh atletisnya dibalik kemaja putih khas anak stm yang kancingnya sengaja di buka.

FajRi | Our Simple LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang