"Jika kau tanya dimanakah tempatku untuk pulang, bolehkah ku jawab itu kamu?"
Pagi ini seperti biasanya, Jasmine terbangun dari tidurnya, melakukan hal-hal yang biasanya ia lakukan, lalu menghabiskan sisa hari di balkon kamarnya dan menunggu matahari terbenam yang ia suka.
Ketika Jasmine sedang duduk di balkon kamarnya, tiba tiba Jess menghampirinya sambil lari tergopoh-gopoh.
"Jasmine!! kamu harus lari, keluar dari menara ini sekarang!!" Jess berkata pada Jasmine secepat yang ia bisa
"Kenapa Jess?? Kenapa berlari dan terburu-buru seperti itu?? Ceritakan padaku apa yang terjadi" tanya Jasmine dengan khawatir
"Yang mulia Raja, yang mulia Raja berencana menjualmu!!!, maka dari itu kamu harus segera kabur dari sini, cepat!! Sebelum para pengawal menuju kemari"
"Tidak, tunggu!! Kamu konyol Jess. Dia ayahku, dia takkan mungkin menjual ku. Lagi pula untuk apa dia melakukan itu. Tak mungkin Jess, kamu bohong!!"
"Jasmine, kamu harus mempercayaiku, tadi pagi saat aku kembali ke istana untuk mengambil pakaianmu, aku tidak sengaja melihat Ratu menangis di depan Raja, Ratu bersujud dan berkata 'tolong jangan jual Jasmine hanya untuk kekuasaanmu!' aku mendengarkan sampai akhir perbincangan tersebut, dan raja berencana menjualmu kepada Kerajaan Atanzurra sebagai ganti putra mahkota yang akan dinikahkan dengan adik mu. Rose, Jasmine"
Jasmine terdiam, ia tak menyangka bahwa ayahnya tega menjualnya untuk memperluas kekuasaan. Ia kecewa, tanpa bisa berkata-kata, ia sangat sedih.
"Jess aku harus apa sekarang?" Jasmine berkata sambil menangis
"Kamu harus lari, kamu harus kabur Jasmine. Kamu terlalu berharga dibanding kekuasaan apapun, aku tidak akan rela Jasmine." Jawab Jess tak kalah emosional
"aku takut Jess, aku takut."
Mendengar perkataan Jasmine, Jess langsung berlari menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan jasmine untuk rencana pelarian ini.
"Jasmine, kamu harus percaya padaku sekarang, larilah ke hutan barat, larilah kesana. Hutan itu tak pernah tersentuh siapapun, bersembunyi lah hingga nanti saat waktunya telah aman, aku akan menjemputmu" ucap Jess sambil menyerahkan sekantung roti.
"Jess!! Kamu gila. Kamu yang bilang padaku bahwa di hutan tersebut ada sesuatu di dalamnya, kamu yang bilang bahwa hutan tersebut tak tersentuh. Aku takut Jess"
"Itu hanya mitos!! Jasmine, aku tahu, kamu bahkan belum pernah sekali pun keluar dari menara ini. Tapi sekarang kamu harus kesana, ini demi keselamatanmu."
"Tapi.."
"Jasmine, ku mohon"
Jasmine terdiam, lalu berdiri mengenakan alas kaki yang bahkan tak pernah ia pakai sebelumnya. Mengangguk mantap dan pergi meninggalkan kamarnya turun ke bawah, lalu sampai di pintu belakang menaranya.
"Jess aku takut, sangat takut"
"Jasmine, aku berjanji akan menjemputmu. Aku janji" jawab Jess yang sedari tadi mengikuti Jasmine di belakang.
Jasmine memeluk Jess sangat erat seakan takut tak akan bertemu lagi. Ia menangis sejadi jadinya. Saat mereka sedang berpelukan tiba-tiba terdengar ringkikan suara kuda dari arah depan menara.
"Jasmine larilah sekarang. Itu pasti mereka yang hendak menjemputmu. Larilah sekuat yang kamu bisa, aku akan menahan mereka di sini"
Jasmine melepas pelukannya dan berlari kearah hutan barat menembus pagar perbatasan, tak peduli bahwa matanya tak bisa melihat dengan jelas di bawah sinar matahari yang terik, ia terus berlari kedalam hutan, terus masuk tak peduli bajunya terkena lumpur bekas hujan semalam. Ia berlari sambil menangis ia berlari sekuat yang ia bisa, hingga ia lelah dan terjatuh pingsan dengan bajunya yang kotor di tengah hutan.
Wangi tak biasa tiba-tiba masuk dalam hutan. Ratusan mahkluk kelaparan meliar, mencari darimana sumber wangi berasal. Dari segala penjuru hutan suara berisik bersahut-sahutan, seakan benar-benar gusar akan sesuatu. Mereka melesat dari dahan pohon satu ke dahan pohon lain, merekapun tiba di sumber wangi berasal namun kembali hanya mengeluarkan suara berisik yang bersahut-sahutan.
---------
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment yaa^^
Kritik dan saran membangun sangat diterima:)
Maaf kalau ceritanya masi jauh dari kata bagus, maaf juga kalau kalimat, tanda bacanya dan lainnya belum rapih. Maaf juga kalo tiap partnya pendek banget:(
Pokoknya, terus dukung aku yaa^^
With Love, Asa.
YOU ARE READING
Jasmine & The Creatures
FantasyBebas dan bahagia, hanya itu keinginan Jasmine. Bukannya terkurung dalam menara seumur hidup karena kondisinya. Sampai suatu hari petaka datang. Entah Jasmine harus khawatir atau justru bahagia saat ia bertemu dengan 'mahkluk' itu.