"Jika kamu berani jatuh, maka kamu harus siap menerima akibatnya, terluka"
Di Istana kerajaan Akitzurri Raja Leo marah besar, ia memaki prajurit yang ia kirim untuk menjemput Jasmine. Ia mencambuk Jess yang membiarkan Jasmine kabur, lalu ia memasukkan Jess dalam penjara pemasungan.
Raja memerintahkan seluruh prajuritnya untuk mencari Jasmine dan membawanya pulang ke istana.
Sementara itu Ratu Liliana bersyukur kepada tuhan, dan berdoa semoga putri tercintanya baik-baik saja. Saat suasana sedang sepi Ratu Liliana pergi ke penjara menemui Jess
"Jess, dimana putriku? Kau tahu kan Jess?"
"Maafkan saya Yang Mulia Ratu, maafkan saya"
"Apa yang terjadi Jess? Kenapa kau meminta maaf? Putriku baik-baik saja bukan?"
Jess hanya diam
"Jess jawab aku!!" kini Liliana berteriak frustasi. Di luar hanya ada dua pengawal setianya yang tidak akan mengadu apapun pada Raja.
"Saya tidak tahu pasti Yang Mulia, maafkan saya"
"Bagaimana mungkin kau tidak tahu!! Pasti kau yang menyuruhnya pergi kan Jess? Oh Tuhan, Jess kumohon beritahu aku"
"Jasmine ada di hutan bagian barat, Yang mulia ratu"
"Astaga, Jess!! Hutan itu tak tersentuh. Bagaimana mungkin kau tega menyuruhnya kesana sedangkan ia belum pernah kemana mana?!!"
"Maaf Yang Mulia, hanya itu yang terpikirkan oleh saya agar Jasmine tidak ditemukan"
"Ya Tuhan. Baiklah Jess. Aku memaklumi itu, dan aku sangat berterima kasih padamu karna menyelamatkan putriku dari penjualan sialan ini. Aku akan mencari cara untuk membebaskanmu dan menemukan putriku"
"Terima kasih Yang Mulia"
Liliana mengangguk pelan lalu berjalan meninggalkan penjara itu di ikuti oleh pengawalnya.
Hari menjelang malam, Jasmine terbangun dari pingsannya ia berada dibawah pohon yang rindang di tengah hutan dengan keadaan lusuh. Walaupun Jasmine bisa melihat dengan jelas di kegelapan ia tetap merasa takut, ia sendirian, ia kembali teringat alasan ia kehutan adalah karna ayahnya ingin menjualnya. Jasmine tahu ayahnya memang tak menyukainya karna Jasmine menderita albino karna ia tak sempurna. Tapi ia tak menyangka bahwa ayahnya akan menjualnya. Ia berfikir tak mungkin alasannya hanya ingin memperluas kekuasaan dengan menikahkan Rose sementara bundanya berkata bahwa Rose adalah perempuan tercantik seantero negri.
Ia membuka bungkusan yang diberi Jess, isinya beberapa roti. Tanpa pikir dua kali Jasmine memakannya. Saat ia telah selesai makan, tiba-tibaangin seperti berputar disekitarnya. Jasmine ketakutan ia teringat akan cerita Jess padanya tentang hutan ini.
Ia mendengar bisikan-bisikan lembut disekitarnya
"Ikuti kemana pun aku pergi, ke puncak bukit, ke bawah lembah"
Suara itu terdengar lirih namun menyeramkan, membuat siapapun yang mendengarnya akan bergidik ngeri. Jasmine ketakutan, ia berdiri dan berlari sekuat yang ia bisa. Sekuat apapun ia mencoba berlari dikegelapan hutan itu, ia tetap mendengar bisikan itu seolah bisikan itu berasal dari belakang tubuhnya.
Ia berteriak
"Apakah ada orang disini?!? Tolong aku!!"
"Aku akan memberikan apapun yang kau impikan" bisikan itu semakin lirih namun masih bisa di dengar jelas.
"Siapa kau?!! Kumohon tolong aku"
Tidak ada jawaban. Yang ada hanyalah angin yang berhembus semakin kencang. Jasmine menangis. Ia sangat sangat ketakutan. Ia terus masuk kedalam hutan dan Jasmine sampai di hamparan padang rumput yang luas.
Ia menajamkan matanya,mencari tempat yang dapat dipakai untuk bersembunyi. Ia menemukan gua di ujungpadang rumput, suara-suara tadi masih berbisik dengan berisik. Ia berlarisekuat tenaga dan bersembunyi di gua itu.
Sementara itu para prajurit dari kerajaan Akitzurri masih mencari keberadaan Jasmine. Panglima prajurit kerajaan Alexander Smith, memerintahkan seluruh pasukannya untuk mencari lebih teliti.
"Cari putri Jasmine diseluruh pelosok pelosok desa, aku yakin dia akan mudah ditemukan, dia cacat! Dia albino! Akan mudah menemukannya, ia takkan kabur terlalu jauh"
kritik dan saran sangat di terima^^
jangan lupa vote dan comment.
with love, Asa.
YOU ARE READING
Jasmine & The Creatures
FantasyBebas dan bahagia, hanya itu keinginan Jasmine. Bukannya terkurung dalam menara seumur hidup karena kondisinya. Sampai suatu hari petaka datang. Entah Jasmine harus khawatir atau justru bahagia saat ia bertemu dengan 'mahkluk' itu.