1

265 46 7
                                    

"Pftt... HAHAHA...kalian itu bodoh atau apa?!"

Rose mengerucutkan bibirnya kesal.
"Diam sajalah!"

Chungha masih tertawa keras mengabaikan lisa yang menatapnya sebal dengan wajah ditekuk. Rose melempar botol mineral kosong karena chungha tak mendengarkan ucapannya.

"Hahaha... Aduh.. perutku keram." keluh chungha tapi masih diselingi kikikan geli.

"Mampus! Mati saja sekalian!"

"Mulutmu! Belum puas dengan hukumanmu tadi ya?!" chungha mendengus sebal dengan ucapan lisa. Menatap kedua temannya yang kini duduk disudut lorong kampus yang lenggang. Masing-masing memegang botol air mineral yang telah kosong.

Lelah sehabis melaksanakan hukuman dari senior kejam bernama kim taehyung. Akibat keributan tak berguna mereka ditengah lapangan tadi, kini satu lapangan besar didepan fakultas mereka bersih dari jejak sampah.

"Lagi pula kenapa ribut ditengah acara bodoh?!" tanya chungha menggelengkan kepalanya pasrah. Baru hari pertama sudah dapat hukuman, dasar bar-bar.

"Tanya saja pada tupai disampingku ini." ucap lisa kesal. Rose menendang kakinya dengan wajah datar. Tak habis fikir dengan ucapan lisa yang seolah-olah semua adalah kesalahannya.

"Apa?! Mau protes? Kan memang ini semua gara-gara kau?!"

"Mau kubunuh ya? Siapa yang mengeluh tiada henti di acara inti tadi?!"

"Soalnya panas bodoh!!"

"Kau fikir hanya kau?! Matamu buta tidak melihatku yang sama posisinya dengamnu huh?!!"

"Yak!! Mau berkelahi?! Ayo maju sini!!"

Chungha menatap keduanya datar, ditanya baik-baik malah sibuk berkelahi. Dasar bocah. Kepalanya berdenyut mendengar lengkingan suara keduanya. Mengambil langkah mendekati rose dan lisa yang sibuk berargumen. Chungha menggesek kedua telapak tangannya sebelum menggeplak kepala rose dan lisa keras.

Meniup kedua telapak tangannya lalu menatap tanpa rasa bersalah pada dua korban yang meringis sembari mengusap kepala. Tersenyum lega karena kebisingan yang sempat terjadi reda dalam sekejap.

"KAU MAU MEMBUATKU JADI BODOH YA!!"

Lisa berteriak nyaring, mata melotot tajam menatap chungha yang terkejut dengan teriakannya. Rose mendesis nyeri, telinganya sakit mendengar teriakan lisa. Belum lagi menahan malu karena mereka menjadi pusat perhatian, lagi.

"Sudahlah, kau kan memang sudah bodoh dari sananya." ucap rose malas. Sontak lisa menatap rose dengan mata menyipit tajam.

"Apa kau bilang?"

"Tidak, lupakan. Berdamai oke? Aku lelah."

Lisa hanya mengangguk lemas. Berdebat dengan urat leher bahkan lebih melelahkan dari hukumannya tadi. Chungha memilih duduk disisi rose, menghela nafasnya lirih. Bahu ketiganya bersandar lemah pada dinding.

"Kau tadi dimana?" tanya rose pada chungha.

"Barisan paling belakang."

"Kenapa bisa sampai dibelakang? Kan kami didepan?" lisa bertanya dibalas tatapan malas chungha.

"Tanyakan pada dua orang yang meninggalkanku dan sibuk berbuat onar."

Rose dan lisa secara kompak terkekeh malu.
"Oke.. oke.. kami minta maaf."

"Dimaafkan."
Chungha tersenyum tipis kemudian mengangguk kecil.

Setelahnya tak ada suara yang mereka keluarkan. Hening melanda, ketiganya diam tanpa ada yang memecah suasana. Mengabaikan lalu lalang pada lorong kampus.

Toi et Moi [taerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang