Chapter 3

584 82 8
                                    

   Berjam-jam Kun mencari keberadaan adiknya.Di manakah keberadaannya sekarang?.

"Yangyang ada dimana sih?"Bibir tipisnya itu ia gigit dengan pelan.Kepalanya sangat sakit sekali.

Di antara kerumunan orang,Kun malah berjongkok.Ia tak dapat menahan rasa sakit yang menjalar disekitar kepalanya.

"Hei,kau kenapa?"

Jujur saja,Sicheng sedikit cemas dengan keadaan Kun.

Kepala Kun menggeleng pelan,"tidak apa-apa".

Hendery yang sedang menggandeng tangan mungil milik Yangyang perlahan melihat sesuatu.Atensinya mengarah kepada dua orang lelaki.Salah satunya sangat ia kenal.

"Win-ge!"

Teriakan itu berhasil membuat atensi Sicheng mengarah ke depan.

"Kun,apakah yang kau maksud adalah anak itu?"

Mata sembab Kun mengarah ke depan.Ia dapat melihat sosok adik kesayangannya.

"Yangyang"

Kaki yang awalnya lemas seketika kembali dapat berlari dengan cepat.Ia memeluk adiknya.Membawa Yangyang ke dalam dekapannya.

"Kemana saja?"

Kecemasan Kun terpancar lewat tatapannya.Bagaimana ia memeriksa setiap inci tubuh Yangyang.

"A-aku tidak kemana-mana ge,si tampan ini menemani ku berkeliling sedari tadi"tunjuk Yangyang ke arah Hendery.

"Iya,sedari tadi saya menemaninya.Kata Yangyang,ponselnya kehabisan daya"

Penjelasan itu sedikit menyadarkan Kun untuk tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Baguslah Hen,setidaknya kali ini kau berguna"celetuk Sicheng yang langsung mendapat pukulan disekitar tengkuknya.Pelakunya tak lain adalah Hendery.

"Aku selalu berguna ya,enak saja"

Senyuman Hendery mengembang."Baiklah kalau begitu saya pergi dulu,sampai jumpa lagi semuanya"

Hendery pamit dari hadapan ketiganya.Ia tak segan-segan menatap mata milik Yangyang selama beberapa menit.

"Indah sekali"gumam Hendery tiba-tiba.

Punggung Hendery mendadak menghilang dari hadapan mereka.

"Lebih baik kalian pulang dan kau,jagalah adikmu"

Kun hanya mengangguk kemudian menggiring adiknya untuk segera pergi dari kebun binatang.







***

Tiada yang lebih indah dibanding dengan kilauan bintang-bintang.Kali ini,Yangyang duduk di atap.Menyaksikannya sendiri.

"Andai saja aku bisa meraih mereka semua"

Tangan mungilnya itu mengarah ke atas langit malam,seolah-olah ingin mengambil satu bintang.

"Susah,aku tidak bisa"

Ponselnya berdering.Malam-malam begini siapa yang menelponnya?.

"Halo,ini siapa?"

"Aku Hendery,si tampan yang bertemu dengan mu dikebun binatang tadi"

Yangyang berpikir keras.Ia hampir lupa rentetan kejadiannya.

"Aku tidak tahu,atau jangan-jangan kau orang jahat ya"

"Bukan,kita tadi bertemu"

"HUUAAA KUN-GE"

Ia menjatuhkan ponselnya ke bawah lalu berlari menghampiri kakaknya.Di seberang sana,Hendery tertegun.

"Apa Yangyang tidak bisa mengingatku?"pikir Hendery demikian.

Ia jadi ingat pada saat mereka berjalan-jalan,Yangyang pernah mengatakan jika ingatannya tak dapat bertahan lama.

"Aku jadi penasaran terhadapnya"





"KUN-GE HIKS"

Sebuah pelukan mendarat ditubuh Kun.Tanpa mengetuk pintu,si adik langsung saja masuk ke dalam.

"Ada apa?"

Terpaksa pekerjaan nya ia tunda dulu.

"Ada orang jahat yang menelponku,kalau tidak salah dia mengaku sebagai si tampan"

Tidak salah jika orang yang dimaksud adalah kenalan Sicheng.

"Itu bukan orang jahat,itu kenalanmu"

Usapan lembut itu lagi-lagi Yangyang terima.Ia beruntung mempunyai gege seperti Kun.

"Lalu bagaimana bisa kau sampai ke sini? Tidak memakai denah?"

Yangyang menggeleng.Kun senang bukan main.Akhirnya ingatan adiknya dengan perlahan mulai memunculkan perubahan yang sangat baik.

Kun hanya bisa tersenyum.

Memory [Hendery X Yangyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang