01 - awal.

362 29 0
                                    

"JADI gimana?"

Cowok yang mempunyai badan bertubuh tegap sedikit kurus, bermata kucing dan mempunyai tatapan tajam namun teduh itu kini menatap gadis di depannya lekat.

"Ka-kamu ... serius?" gadis itu menggingit bibir bawahnya cemas.

Apa-apaan ini? Seorang Arya Saka Pranata, cowok yang dingin beku ngalah-ngalahin kutub utara itu baru aja nembak dia. Bukan apa-apa, tapi gadis itu hanya tak menyangka saja.

Arya hanya menghela napas kasar. Sebenarnya, ia sudah menebak apa jawaban seorang gadis yang kini tengah menunduk takut di depannya itu.

Alliya Dian Naira.

"Eumm-" Arya dengan ragu menarik satu tangan Dian, lalu dia menggenggamnya erat. "Kamu pikir aku bercanda? Kalau semisal ini cuma bercanda ya, Dian, aku gak akan berani ngungkapin rasa ke kamu begini. Apalagi, ini untuk pertama kalinya."

Dian semakin menunduk. Hatinya berdegup kencang. Argh, perasaan apa ini!? Iya sih, mereka emang udah terjebak dalam zona teman seperti ini lama sekali. Dan hari ini, dengan tekad kuat Arya menyatakan perasaannya selama ini terang-terangan kepada Dian.

"Arya," panggilnya gusar.

Arya menunduk. Menatap Dian yang jauh lebih pendek darinya. "Arya sayang sama Dian. Gak pake alesan apapun."

Gak, Arya gak lagi ngedrama. Tapi emang inilah dia, laki-laki soft dan mempunyai sisi tsundere dalam dirinya. Di sekolah, dia lumayan dikenal banyak orang. Bahkan, sering juga banyak orang yang bilang kalau dia itu anak TK yang kesasar.

Untuk kesekian kalinya, Dian menunduk. Dilema tengah menyelimutinya sekarang. Dian memang tak bisa mengelak bahwa dia juga sangat cinta laki-laki yang tengah menatapnya penuh harap di depannya ini.

"A-aku...," Dian terbata-bata.

"Aku ada janji sama temen-temen. Ak-aku... Aku balik dulu."

Dian yang canggung akhirnya memilih meninggalkan Arya sendiri dengan raut wajah amat kecewa.

Dian pun memilih untuk menunggu bis lewat di halte tak jauh dari kafe tempatnya tadi.

Tatapannya kosong. Ia sedikit kecewa, menyesal. Apa yang dia lakukan tadi? Secara tidak langsung, ia telah menolak cowok tadi. Cowok yang berhasil menaklukkan hatinya belakangan ini.

Dian tahu. Ia sama sekali tidak berniat untuk yang namanya 'berpacaran'. Ia sama sekali belum pernah merasakannya. Ia terlalu sibuk dengan dunia fangirling-nya sampai-sampai membiarkan hatinya kosong, tak berpenghuni. Namun, ini adalah moto hidupnya.

Single Sampai Halal.

Namun, ada perasaan yang mengganjal ketika ia menolak seorang cowok tadi. Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu menjadi alasannya bahagia.

🐰🐰🐰

"Lo kok murung gitu, sih? Seorang Dian?" tanya Aura heran.

Yang ditanya hanya membisu sambil menopang kepalanya di atas kedua tangannya.

"Kesambet apaan coba nih anak," Salma menyahut.

"Mau datang bulan, kali. Dia, kan, kalau mau datang bulan kebiasannya juga gini." Salsa hanya mengangkat kedua bahunya.

"Jangan-jangan kepikiran Arya!" Ria nyemplak. Ini anak nih ya, emang kalau ngomong langsung ngegas. Yang ada di dalam otaknya ya saat itu juga dia akan keluarin.

I'm Here for You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang