8

479 94 25
                                    

Irene merundukkan kepalanya. Ia menatap diam dan tenang sarapan paginya sendirian di meja makan.

Sreekk!!! Kursi di tarik kecil ke belakang. Irene tidak lagi melirik Wendy yang duduk di sampingnya karena dia sudah tau.

Wendy tidak lama duduk di sana. Ia melirik Irene yang baginya tidak terlalu nyaman saat di dekatnya. Akhirnya pria itu bangkit dari duduknya dan menyaut buah apel kemudian pergi naik ke atas tangga menuju kamarnya.

" Chk!" Decak Irene yang langsung membanting kasar sendok itu di piringnya.

" Bawa saja kembali ke dapur." Kata Irene sambil melewati pelayan yang menatap bingung dengan Nona muda ini.

***

" Annyeong haseo Mommy." Sapa Jisoo dan Jessica tersenyum hangat menyambut kedatangan tunangan Irene ini.

Irene duduk saja di samping Jessica dengan logat malasnya. Melemaskan kepala yang ia tahan dengan lengan tangannya dan diam saja sambil memutar-mutar hp di tangannya.

Wendy lewat ingin pergi ntah kemana sambil membawa buku kecil dan juga pensil. Pria itu jadi lirikan Jisoo yang menatap kejut Wendy disana.

" Mh! Wendy?" Tanya Jisoo. Wendy memberi hormat singkat padanya tanpa bicara. Irene melirik pria ini di belakangnya yang juga memberi kontak mata padanya.

" Kenapa?" Tanya Jisoo bingung. Jessica tersenyum setelah menatap Wendy di belakang.

" Dia...." Wanita ini melirik Irene sejenak.

" Sayang, aku pergi." Kata Wendy langsung melewati Jessica membuat Jisoo terdiam menatap kepergian Wendy.

Irene merundukkan kepalanya dengan nafas kasar yang keluar halus dari mulutnya.

" Mh? Maaf Mom..." Kata Jisoo meminta penjelasan singkat yang harus membuatnya mengerti dengan panggilan sayang itu.

" Dia kekasihku." Kata Jessica dan terdiamlah Jisoo sambil menatap lirik Irene yang membuang wajahnya ke arah lain seperti tidak mau mengatakan apapun soal hubungan gelap yang menurutnya konyol karena Wendy sepertinya mau sekali jadi ayah Irene.

----

" Itu nampak aneh." Ucap Jisoo. Irene diam saja sambil menyandarkan kepalanya di kaca mobil.

" Apa Wendy akan jadi ayahmu?" Tanya Jisoo.

" Molla." Jawab Irene. Jisoo menyetir sambil sesekali melihat Irene.

" Bukannya dia sahabat mu?" Irene terdiam lamun.

" Bagaimana bisa dia jadi ayahmu? Mommy tidak bisa melakukannya sesuka hati padahal harusnya sudah punya suami yang harusnya jadi ayah angkatmu." Kata Jisoo hingga Irene menggali masa lalu yang Jessica pernah alami.

Flashback on
Teringat jelas oleh Irene kalau dulu Jessica pernah menyukai seorang pria penunggu kue roti di Seoul. Mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan selama 4 tahun. Tapi tiba-tiba Jessica di tunangkan oleh pria lain yang membuat pacarnya mati bunuh diri. Akhirnya dia jadi pendiam dan juga sering melamun. Di saat dirinya sudah jadi milik pria lain dengan sah, Jessica tidak pernah mau memikirkan untuk mempunyai anak. Suaminya juga sangat sabar tapi tetap dalam tahap kekesalannya karena merasa seperti tidak mempunyai istri tanpa anak.

" Aku pergi saja jika kamu lelah denganku." Katanya pada Jessica yang nampak acuh karena dia terlalu letih memikirkan kekasihnya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

" Aku akan pergi jika kamu mau." Katanya lagi membuat Jessica menatap dirinya.

" Pergilah cari wanita yang bisa memberikan mu kebahagiaan. Ceraikan aku lalu lupakan aku." Jawab Jessica seperti itu hingga suaminya sekarang mengangguk manut dengan kebahagiaan keduanya.

Moon ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang