1

128 3 1
                                    

Maapkeun typo gengs :)

Biasanya seorang CEO perusahaan ternama yang hadir di novel-novel itu tampan, modis, berwibawa, berkarisma, arogan, dan selalu tampil modis. Tapi, orang nomor satu di perusahaan ini malah mirip sekali seperti tembok tua yang dipenuhi dengan lumut. Hmm, meskipun ketampanannya begitu memabukkan, sih.

Jadi, seorang sekertaris pribadi yang menyiapkan segala kebutuhan, keperluan serta ikut mengerjakan pekerjaan kantor- dengan CEO yang menurut Revina Deco mengganjal mata itu harus membutuhkan kesabaran extra. Bagaimana tidak, penampilan pria itu begitu membosankan untuk dilihat.

 Meskipun tampan, mapan, dan gagah kalau penampilannya jadul? Bikin sakit mata aja, kan, ya. Apalagi sifat bossy-nya yang menyebalkan, rasanya Revina ingin mengundurkan diri, jika saja ia tidak butuh uang untuk menyekolahkan adiknya, huftt sebel. Dasar Andrio Surya Putra!

“Bapak sebaiknya mengenakan tuxedo ini saja agar terlihat berkarisma dan meyakinkan perusahaan Singapura bahwa kita orang yang berkelas.”

Vina memberikan jas berwarna biru tua yang senada dengan celananya dengan model saat ini dipadukan dengan kemeja putih polos dan pantofel bahan kulit hewan berwarna hitam. Tapi, malah ditolak mentah-mentah oleh Surya.

“Kamu ini Vin, umur saya itu duapuluh delapan bukan remaja delapan belas tahun. Kamu mau nyindir saya apa bagaimana? ” Surya duduk di sofa kamarnya dengan tubuh yang dibalut kaos polo dan bawahan handuk putih di tubuhnya.

Ini orang gak tau fasion apa lahir nya emang jaman bahula? Pikir Vina dalam hati.

“Maaf, Pak. Saya tidak ada niatan menyindir bapak sama sekali, saya sebagai asistant pribadi bapak hanya ingin membuat bapak lebih baik dan lebih mudah dalam urusan seperti ini,” jelas Vina sebenarnya jengkel tapi ia tahan. “Bapak tahu tuan Denis di DC crop sahabat anda?  Beliau tampak berkarisma dan modis, jadi saya ingin membuat anda tampak lebih modis dari tuan Denis, fashion itu sangat penting, Pak. ”

“Kamu gak usah membanding-bandingkan saya sama dia,  dia dan saya punya ciri khas masing-masing. Oh, atau kamu berpikir kalau penampilan saya gak modis? Iya?! . Kamu tujuh belas bulan berkerja sama saya paham gak, sih?  Tiap pagi ngajak ribut saya melulu,” geram Surya dengan rahang yang mengeras.

“Maaf, Pak.”

“Huft, endingnya selalu begini, kan?  Kamu tinggal siapin baju yang biasa saya pakai gak usah suruh-suruh saya lagi mengenakan baju seperti itu, mudah? Mood saya setiap pagi selalu down karena masalah pakaian, ” Surya menarik nafas panjang lalu membenarkan posisi duduknya.

Vina terdiam dia biingung mau menjawab apa. Apalagi saat melihat aura Surya yang terlihat sedikit menyeramkan.

Sebenarnya Vina tidak ingin mengajak ribut. Bossnya saja yang selalu sentimentil masalah penampilan.  Vina kan capek, setiap klien yang mereka temui selalu mengejeknya dan mengklaim bahwa Vina selaku asistan tidak bisa mengurusi keperluan bosnya dengan baik sehingga penampilan Surya terkesan norak dan ketinggalan jaman, seperti manusia purba yang tidak mengetahui tentang fasion.

“Gini, saya bingung sebenarnya mau ngomong apa lagi sama kamu.  Setiap hari sudah saya beritahu, kamu masih ingat? ” Vina menganggukkan kepala pasrah.

“Hm,  disini saya atasan kamu dan kamu asistant saya yang sudah pasti saya yang menggaji kamu. Kalau ada orang yang bikin kamu gak enak hati karena penampilan saya biarin toh mereka cari makan sama duit sendiri. Tapi kamu? Mau makan darimana kalau tidak saya yang memberi? Jadi, ikutin perintah saya mengetri?!”

Kalau dikasih tau selalu nyolot. Dasar prasasti! Membuatnya ingin segera risegn dari pekerjaan ini. Vina lelah bang ngurusin si tembok tua!

“Baiklah,  terserah, Bapak. ” Vina berujar pasrah sembari mengembalikan pakaian yang di pilihnya dan menggantinya dengan pakaian yang biasa dipakai Surya.

“Besok-besok gak usah ngeributin soal ini lagi, capek saya. Sudah sana siapin saya sarapan, jangan lupa susu coklat harus hangat. ” ucap Surya mengambil pakaiannya dari Vina lalu memakainya setelah Vina keluar kamar untuk menyiapkan makanannya di dapur.

Satu fakta lagi yang membuat Vina heran,  boss jadulnya itu masih suka minum susu coklat setiap pagi. Biasanya kan cowok dewasa dan matang seperti surya di pagi hari lebih suka minum kopi atau teh,  ini kok susu coklat hangat?? Sebenarnya gak masalah sih, tapi kok ada CEO model kayak begitu? Vina ingin ketawa rasanya.

“Mana Vin, susu coklatnya, ”

Vina yang sedang menaruh nasi goreng kedalam piring langsung menoleh setelah mendengar suara Surya yang baru saja duduk di meja makan. Etdah, ini direktur perusahaan apa anak SD kelas dua?

“Ini pak susu coklat dan nasi goreng sosis sapi pesanan, Bapak.” Vina meletakkan makanan pesanan Surya ke atas meja. Vina merasa sedang mengurusi bocah bangkotan yang kelakuannya kayak anak SD.

Vina menyiapkan dua piring nasi goreng tapi tidak dengan susu coklat, karena dia benci bau susu. Jadi dia menyiapkan air putih untuk dirinya sendiri.

Setelah makan selesai. Lebih tepatnya Surya yang lebih dulu menghabiskan makanannya sedangkan Vina masih ada sedikit lagi nasi.

“Gimana adik kamu Vin? ”

“Dia baik, Pak,  ” jawabnya di sela-sela mengunyah makanannya.

Surya menghabiskan susunya yang tinggal sedikit lalu berkata. “Bukannya tahun ini dia sudah kelas tiga Smp? ” Vina mengangguk, “sudah tahu dia akan sekolah di Sma mana? ”

Ini adalah satu-satunya alasan kenapa Vina masih bertahan bekerja dengan Surya. Salah satunya karena sifatnya ini, simpatik dengan sekitar walaupun terkadang menjengkelkan.

“Saya ngikut adek saya saja pengen sekolah di mana,  takutnya kalau saya yang milihin dia kurang sreg,” Vina telah menyelesaikan makannya.

“Kamu daftarin saja di sekolahan milik ibu saya, mungkin dia mau” Vina ingin menjawab tapi, didahului oleh Surya “tenang, nanti masalah biaya saya bantu. Walaupun gak gratis, ”

Tuh kan, bantuan yang diberikan atasan jadul selalu bersahabat dengan syarat. Selalu begitu.

“Terima kasih, nanti saya tanyakan dengan adik saya.  Berhubung sebentar lagi kita sebentar lagi meeting, kita berangkat sekarang pak” Vina tidak perlu repot-repot membersihkan piring karena nanti ada yang membersihkan apartemen Surya jadi mereka langsung berangkat. 

¤¤

1 Oktober 2019

Fafa ❤

ASISTEN & ATASAN JADULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang