3

70 4 1
                                    

Seperti biasa setiap pagi-pagi Vina sudah berada di dalam apartemen mewah milik atasannya untuk menyiapkan keperluan sang atasan, kenapa dia bisa masuk secara bebas diapartemen Surya? Karena boss nya sendiri yang memberi akses.

Tapi,  dia tidak lupa sebelum kesini menyiapkan makan dan juga bekal untuk Adiknya Vino tak lupa uang jajan yang selalu ia taruh di bawah gelas susu untuk sang adik.

Vina sebenarnya ingin sekali sarapan pagi dengan adiknya selain hari minggu. Dia  Ingin menjadi kakak sekaligus orang tua yang baik agar adiknya tidak merasakan sedih dan sepi yang dirasakannya. Tapi dia harus tetap semangat bekerja untuk sekolah adiknya agar sukses di masa depan.

Tok. Tok.

“Pak. Anda sudah bangun? ”

Tidak ada jawaban dari dalam kamar.

“Pak bangun!!!”

Sudah lima memit Vina didepan pintu kamar Surya. Tapi, tanda tanda kemumculannya belum juga terlihat. Apakah dia langsung masuk saja? Sopan kah? Padahal Surya belum menyuruhnya masuk. Dilemakan jadinya. Vina memilih masuk kedalam.  Takutnya ada apa-apa dengan  atasan nya itu.

Apa yang dia lihat sekarang nyata? Tidur tamvan ala Andrio Surya Putra. Sudah setahun lebih dia bekerja baru kali ini dia melihat wajah atasannya tidur. Begitu tampan dan menggoda. Dilihat dari selimut yang yang hanya sebatas dada dia bisa melihat bahwa Surya tidak memakai baju. Dadanya bidang bangett, pengen nyender rasanya duhhh perutnya pasti kotak-kotak pengen megang ras... Yatuhann ampuni hambamu ini yang berfikiran tidak senonoh.

Vina baru sadar bahwa dia masih diepan pintu. Dia bingung untuk masuk membangunkan Surya atau tidak.  Tidak biasanya atasannya bangun telat. Tapi, kalau dia tidak masuk nanti kesiangan bagaimana? Apalagi nanti jam delapan ada meeting dengan direktur cabang.

“Pak.  Pak bangun,” Vina membangunkan demgan lirih dan dia tetap dipintu kamar Surya.

“...”

“Pak, bangun.  Kita nanti kesiangan”

“...”

Vina semakin dilema. Tapi, apa boleh dikata.  Dia harus membangunkan Surya. Jadilah dia mendekati ranjang surya setelah ia menyiapkan baju untuk atasannya. Baju yang biasa di pakai oleh Surya _yang modelnya gak banget_ karena hari ini ia malas mendengar siraman rohani dari Surya.

Deg

O-OMG!!!  ini kenapa atasan jadulnya makin Howttt. Batin Vina menjerit.

“Pak, bangun. ”

“Pak Surya,” Vina menggoncangkan lengan Surya dengan jari telunjuknya. Tapi, Surya hanya menggeliat lalu terlelap kembali.

“Pak.  Kok kebo sihh”

“Pak! ”

Sekarang jari telunjuknya senoel-noel dada bidang Surya karena Vina begutu penasaran dengan tekstur dada Surya.

Menyelam sambil minum air,  itu yang di lakukan Vina sekarang. Penasaran dengan dada sekaligus membangunkan sang atasan, kan enak.

Perlahan Surya membuka matanya membuat Vina kaget tapi entah kenapa telunjuknya tidak mau menjauh dari dada Surya. Kan gini kalau otak sama hati gak sejalan.

“Vina? ” Surya melirik dadanya yang terasa geli “kenapa jari kamu di dada saya? ”

Eh?

Reflek Vina menarik tangannya. Malu juga bingung mau menjawab apa, Vina mengalihkan pandangannya ke arah lain.

ASISTEN & ATASAN JADULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang