SkaterGirl (24) -- Temen Rese

582 18 4
                                    

Happy Reading 😘😘😘

***

Apa yang terjadi dulu, lupakan dan ambil hikmahnya. Sedangkan yang terjadi sekarang jalani saja. Belajar dari pengalaman masa lalu.

SkaterGirl

==

"Dhirga ...."

Lelaki itu menaikkan alisnya.
"Hmm?"

"Baper," rengek Echa dengan polosnya.

Seketika Dhirga membulatkan matanya. Astaga, Dhirga sudah mengatakan perasaannya panjang lebar. Sedangkan gadis itu hanya mengatakan satu kata saja? Demi perkataan receh Bara, Dhirga berulang kali merutuki kepolosan Echa. Sialnya ia telah jatuh cinta pada gadis polos feminin pemilik hobi laki-laki ini.

"Hanya itu?"

Echa mengerutkan keningnya. "Terus bilang apa. Kan gue emang baper."

Dhirga mendengus kesal. Gadis ini memang polos atau terlalu polos? Apakah Echa tidak memiliki perasaan yang sama dengannya? Tapi kata gadis itu baper, baginya kata baper sudah setingkat dengan yang namanya jatuh cinta. Tetapi itu kan hanya persepsinya, bagaimana dengan Echa sendiri?

Tanpa sadar Dhirga mengacak rambutnya frustasi. Hal itu tidak luput dari tatapan Echa. Gadis itu diam seraya menatap Dhirga aneh.

"Dhirga, lo gila?" Lelaki itu mendelik. Enak saja. Ia masih waras. Melihatnya Echa hanya tercengir dengan polosnya. "Canda, Ga. Jangan gitu ihh, serem."

Dhirga tidak menghiraukan perkataan absurd Echa. Ia lebih memilih menggenggam kedua tangan Echa lagi.

"Cha, lo nggak mau bilang apa gitu?"

Echa menatap Dhirga bingung.
"Bilang apa?"

Astaga .. Sabarkan hati Dhirga, Ya Allah, batin Dhirga.

"Ya bilang sesuatu."

"Ya bilang apa?"

Sudah. Kesabaran Dhirga telah habis. Mengapa Echa jadi kolot seperti Ody? Sebegitu kuatkah pengaruh Ody? Padahal mereka baru berteman beberapa bulan.

Dhirga pun lebih memilih melepaskan tangan Echa kemudian pergi meninggalkan gadis itu. Namun pekikkan kekesalan Echa berhasil menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Dhirga masih mencoba sabar.

"Astaghfirullah ... Kok lo nggak romantis banget sihh. Tadi buat gue baper, sekarang malah main tinggal aja," gerutu Echa kesal.

"Apalagi yang lo mau?"

"Ishh ... Dhirga resek. Ya ngapain kek. Nanya 'lo suka sama gue?' gitu kek atau apa. Lah lo main nyelonong aja."

Dhirga meremas rambutnya kesal. Tadi ia juga menunggu pernyataan Echa menjawab perasaannya. Tapi dasarnya Echa yang tidak peka.

Lelaki itu akhirnya kembali mendekati Echa. "Jadi lo suka sama gue apa nggak?" tanya Dhirga terlalu to the point.

"Astaga Dhirga ... Nggak romantis banget sih."

Hah. Kenapa sekarang Echa jadi seperti Vivi yang resek plus nyebelin? Sungguh, pengaruh teman-teman Echa sangat tidak baik bagi gadis itu. Jangan tanya kenapa Dhirga bisa tahu sikap Ody dan Vivi, jelas saja itu karena Bara dan Pram yang berulangkali menceritakan tingkah kedua gadis itu sejak pertama kali Echa ada di sekolah ini.

Di lain sisi, Echa terus terkekeh geli dalam hati. Ya, dalam hati. Tidak mungkin ia menunjukkannya di depan Dhirga, bisa-bisa rencananya gagal. Awalnya Echa membiarkan air matanya meluruh, namun itu hanya beberapa saat. Sebelum ide jahil tiba-tiba ada di benaknya.
Gadis itu ternyata masih memegang teguh rencananya untuk menghukum Dhirga dengan sikap menyebalkannya. Biarlah ia menghukum lelaki itu.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang