SkaterGirl (29) -- Nasihat Sahabat

254 9 0
                                    

Ternyata ketika sahabat sudah bereaksi, segalanya pasti akan lebih mudah

SkaterGirl

==

"Brengsek lo!!" Rafael membogem Dhirga begitu lelaki itu baru tiba di rumahnya.

Bugh

Dhirga yang tidak tahu apa-apa, tentu saja terhuyung hingga jatuh.

"Lo apain adek gue, hah?!"

Bugh

Bugh

Bugh

Tiga pukulan telak kembali Rafael layangkan. Amarah benar-benar menguasai dirinya. Dhirga yang masih belum siap kembali terhuyung.

"Lo apain adek gue?!" Rafael terlihat marah besar. Tangannya terkepal kuat. Amarahnya begitu meledak. "Nggak gini caranya!! Banci lo!!!" bentak Rafael.

"Dhirga?? Hei, stop Rafael!!" Baru akan kembali memukul Dhirga, teriakan wanita paruh baya membuat Rafael mengurungkan dirinya.

"Sial!" desisnya tertahan.

Bunda Kirana berlari mendekati Dhirga. Beliau mencoba membantu Dhirga berdiri. "Ada apa ini?" tanyanya pada Rafael.

"Tante tanya aja sama anak Tante itu," ujar Rafael memalingkan wajahnya. Ia masih diselimuti amarah yang menggebu.

"Kita bicarakan di dalam ya?"

Bukannya menyetujui, justru Rafael pergi setelah mengatakan kalimat terakhirnya.

"Nggak perlu, Tante. Saya udah kecewa sama dia. Jangan harap saya akan memaafkan Dhirga, Tante."

Bunda Kirana hanya dapat memandang punggung lelaki itu yang masuk ke dalam mobilnya. Kemudian ia pun memapah Dhirga yang masih setengah sadar.

"Kamu lagi ada masalah apa sih sama Echa, Dhirga?" tanya Bunda dalam hatinya. Ia masih tidak tega untuk menanyakan hal itu pada Dhirga yang masih terlihat syok dan setengah sadar.

***

Echa tidak dapat memejamkan matanya. Perasaannya tidak enak seolah ada sesuatu yang terjadi. Malam semakin larut, namun tetap saja ia merasa resah dan keresahan itu membuatnya harus insomnia. Ada apa sebenarnya dengan dirinya?

Suara deru mobil membuat Echa mengeryit. Dengan cekatan ia menyibak selimutnya lalu berlari kecil menuju jendela kamarnya. Di sana, Rafael baru saja memarkirkan mobilnya. Sekali lagi Echa mengeryit heran. Darimana kakaknya itu?

Karena terlalu penasaran, Echa berlari berniat menghampiri Rafael.

"Kak." Baru saja menutup pintu, Rafael dikejutkan dengan suara adiknya.

"Lho, kamu belum tidur?" Echa hanya menggeleng.

"Kakak dari mana?" tanya Echa masih tidak dapat menutupi rasa penasarannya. Rafael tampak diam. Membuat Echa bingung. "Kak?" panggilnya lagi.

"Eh, iya ... Dari rumah temen," jawab Rafael tanpa melihat wajah Echa.

"Kok malem-malem?" tanya Echa lagi.

Rafael tidak langsung menjawabnya. Ia justru menghampiri adiknya. Lalu mengacak-acak rambut gadis itu. "Kepo banget sih kamu," katanya lalu beranjak menaiki tangga.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang