Final - his gone

151 16 7
                                    

A

Setelah perkataan guanlin tadi, tak ada lagi percakapan yang terjadi di antara kami hingga kami sampai ke tempat makan yang biasa kami kunjungi

Tanpa bertanya, guanlin langsung memesan makanan yang biasa kami pesan saat kami makan disini. Padahal rasanya aku sangat tak berselera kali ini

Baru saja aku berpikir akan ke sekolah bareng guanlin lagi, pergi ke kantin bersama dan saat pulang langsung pergi mengelilingi area perkotaan bersama.

Guanlin datang, duduk di depanku dengan raut wajah yang sangat bahagia. Ia menggenggam tangan ku yang terlihat sangat mungil dibandingkan tangannya. Aku sebenarnya ingin pulang saja sekarang, namun aku terlalu rindu dengan lelaki yang tengah menggenggam tanganku ini

Pesanan kami datang 10 menit setelahnya, dan 10 menit itu kami lalui tanpa percakapan apa-apa. Aku terlalu sibuk dengan segala macam pemikiranku dan dia yang sibuk memainkan jemariku. Ini adalah 10 menit tercanggung kami

🏡

B

Aku tengah menangis sekarang, mengurung diriku. Membatasi akses kepada siapapun, bahkan kepada bunda dan ayah sekalipun

Aku menangisi diriku yang begitu tak menerima dengan keadaan guanlin yang sekarang, dia yang berusaha terlihat baik-baik saja di depanku. Aku ingin sekali dia bercerita dan memberitahukan segalanya kepadaku, namun dia terlalu menyembunyikannya padaku membuatku merasa tidak berguna sebagai pacarnya

"Dek, makan dulu yuk. Udah ditunggu ayah di bawah" bunda mengetuk pintu kamarku, aku sudah mematikan semua lampu, baik lampu kamar ataupun lampu yang ada di balkon

Sesaat setelah bunda berteriak, lampu kamar guanlin menyala. Bisa ku lihat cahaya itu juga masuk ke kamarku melalui jendela. Aku menutup seluruh tubuhku menggunakan selimut sambil menangis dalam diam

Dia sudah tak menginginkan ku lagi

🏡

C

"Kalo aku minta kita balik kaya dulu lagi gimana?" Tanya guanlin seketika, aku menghentikan acara makanku. Tak mengerti apa maksud dari perkataan bocah ini

"Maksudnya?" Dia tersenyum lalu kembali mengenggam jemariku

"Kita balik kaya dulu, berteman lagi kaya guanlin dan jihoon yang dulu" seketika air mata jatuh tanpa ku ketahui

Dia menghapus air kataku, "maafin aku udah buat kamu menderita selama ini cuma gara-gara masalah aku" aku menggeleng, aku ga pernah merasa menderita

"Aku terlalu takut menceritakan semua kesedihanku karena kamu pasti merasa tidak baik-baik saja sekarang, berbeda dengan kita saat masih menjadi sahabat dulu" ucapnya lalu setelahnya aku meminta pulang saat itu juga

🏡

D

"Bun!!" Aku memeluk bunda dari belakang

"Kamu kenapa ga turun waktu bunda panggil semalam?" Bunda mematikan kompor, lalu membalikkan badannya

"Akukan tidur"

"Tidur apa nangis?" Bunda mencubit hidungku yang masih memerah

"Bundaaa~" ah aku rindu bermanjaan dengan bundaku ini

"Mau kemana?" Panggil bunda saat aku berjalan menuju keluar area rumah

"Mau manggil guanlin, dia kayaknya belum sarapan" ya aku memang sudah sedikit menerima dengan apa yang dikatakannya kemarin, toh tidak akan ada bedanya, kami tetap bersama. Lebih bagus malah pikirku, karna jika kami berpacaran kami belum tentu berjodoh dan bisa kapan saja putus namun jika kami bersahabat tidak akan pernah lekang oleh waktu

"Loh, guanlin ga kasih tau sama kamu?" Apa maksud bunda?

Aku membalikkan badanku, berjalan kembali menuju bunda

"Guanlin sama om sehun kan pindah semalam, makanya bunda manggilin kamu terus" seketika badanku membeku. Tak tau harus melakukan apa lagi sekarang. Yang pasti berpisah dengannya adalah perpisahan paling buruk yang pernah ku alami

The End

Makasih buat yang mau baca cerita aneh ini, btw mau extra chap tidak?

friendshit (panwink) | GS ✔Where stories live. Discover now