Aku menangis memandangi lelaki yang berdiri tak jauh di depanku, dengan baju fomalnya ia tampak sangat tampan jutaan persen
Ia tersenyum ke arahku, membuatku semakin menangis saja, ingin rasanya aku memeluknya sekarang juga. Tapi, ini bukan waktu yang tepat
Dia melambaikan tangannya, ingin sekali rasanya aku berlari menuju lelaki itu dan memeluknya erat
"Ma, udah nangis mulu hari bahagia nih" suamiku, merangkulku dari samping, memberikan rasa nyaman yang teramat padaku agar aku berhenti menangis, namun bukannya berhenti aku malah semakin menangis di pelukannya
"Tamu undangan dipersilahkan untuk berdiri, pengantin wanita akan memasuki altar" ucap sang pendeta, disanalah semua mata tertuju. Pada sosok gadis cantik yang sedang menggandeng lengan lelaki tampan lainnya berjalan perlahan menuju ke arah altar-- dimana lelaki tampan yang ku tangisi berdiri bersama pendeta menunggu sang pujaan hati
Selain aku, bisa ku lihat ibu dari si pengantin wanita menangis haru disana. Ia semakin terlihat cantik saat sedang menangis seperti itu
Mereka sampai di altar, lalu ayah dari wanita pengantin itu mengulurkan tangan sang anak kepada lelaki yang sedang ku tangisi, dia tampak gugup dan bahagia di waktu yang sama
"Ulurkan tangan kalian berdua, mari kita mulai acara" ucap sang pendeta
.
.
."Haii besan" itu adalah kalimat pertama guanlin saat mendatangiku yang masih sama menangis di pelukan suamiku-- Kim Yohan-- ketua kelas kami dulu
Aku memukul bahunya, istrinys hanya tersenyum canggung melihat keakraban kami berdua
"Ga berasa banget mereka udah nikah, padahal seingat aku dulu mereka sering banget berantem rebutan ayunan di sekolahan" ucap guanlin, aku hanya menangguk, ah-- tidak bisa ku bayangkan wajahku yang jelek semakin jelek akibat menangis
"Ma, udah dong astagaaa" yohan-- suamiku itu mengeratkan rangkulannya
"Waktu gue nikah lo ga nangis si?!"
"Ya ngapain juga sih?"
"Ya kan gue abang lo"
"Ya terus? Lo bukan darah daging gue"
"Gue bilangin ayah bunda lo"
"Dih ngadu"
"Ya ampun masih aja suka berantem?" Guanlin memutus pertengkaran kami ditengah
Wajah istri guanlin terlihat tampak tidak begitu enak, mungkin dia belum tau masa lalu kami berdua, berbeda dengan suamiku-- yohan aku sudah menceritakan semuanya padanya. Tanpa perlu ku cerita sepertinya yohan tau banyak tentang kami
"Yang dulu sahabatan sekarang jadi besanan" ucap bang woojin, dan istri guanlin sepertinya menyadari dan langsung tertawa
.
.
."Kamu hati-hati ya dek, jaga clara" aku memeluk anak lelakiku yang telah resmi menjadi suami dari anak lelaki yang dulu begitu aku cintai
"Mama juga disini sehat-sehat ya, aku pergi dulu bentar menjalankan misi kemanusiaan" wkwkwk anak ini humor sekali
"Bikin cucu yang banyak biar rumah rame ya" ucap yohan sambil memegang pundak anak jagoannya
"Clara, kalo suami kamu nakal bilang sama mama ya, nanti mama bogem dia"
"Preman banget heran" ucap guanlin padaku
"Udah mendarah daging, dad" ucap anakku malah menjatuhkanku
Setelah itu, kami semua melepas kepergian dua pengantin baru itu untuk berbulan madu, semoga rumah tangga kalian baik-baik saja ya
The end...