Day 2. Broken Angels

4 0 0
                                    

Aku dan kamu.

Kita masih sering bertemu. Dalam kubangan gelap dengan batasan yang terasa sangat nyata. Bertemu didasar yang kita namai kenangan. Aku dan kamu selalu mencoba bertahan dengan opini bahwa pertemuan kita karena takdir namun enggan mengakui perpisahan inipun terjadi karena takdir. Aku dan kamu harusnya percaya takdir kita telah terhenti setelah kita memutuskan berakhir. Tapi aku menolak. Entah bagaimana denganmu. Hingga detik inipun kita masih tenggelam dalam kubangan kesedihan yang hitam dan pekat. Kita tak pernah ingin jujur bahwa sebenarnya perpisahan ini menmbunuh kita perlahan.

Kamu tahu dulu aku percaya aku bisa menjadi malaikat saat bersamamu. Aku serius. Aku selalu merasa bahwa ternyata seperti ini malaikat ketika mata kita bersitatap. Lalu aku berusaha men jadi percaya diri kalau akupun malaikat sebab bisa bersamamu. Kamu telah mematakan sayap indah malaikat ini. Kamu akhirnya membuatku menjadi malaikat dengan sayap-sayap yang patah. Kamu membuatku tak akan bisa terbang lagi. Bukankah kamu sangat jahat ? Harusnya kamu menjadi iblis dari awal pertemuan agar akupun menjadi iblis dan tak sedih hanya karena kehilangan sebuah sayap.

Ini sudah masuk hari kedua. Lukanya masih basah dan perih. Obat seperti apa yang harus kugunakan untuk membuat lukanya kering ? Aku tidak tahu. Ini patah hati pertamaku. Tentu saja menyakitkan. Aku hanya orang awam dalam urusan rasa sakit ini. Semua salahmu. Seharusnya kamu memberi tahuku cara untuk menyembuhkan luka seperti ini sebelum kamu berencana meninggalkanku. Kamu bahkan tidak peduli bahwa luka ini bisa membunuhku. Kasihan sekali hati ini. Dia ditinggalkan terluka dan sekarat dan aku dengan bodohnya tidak tahu meredahkan sedikit saja rasa sakitnya.  Pada siapa aku harus meminta pertanggungjawaban ? Pada kamu yang membuatnya terluka atau pada diriku sendiri yang membiarkannya dengan mudah terluka ?

Aku kebingungan. Haruskah aku memungut sayapku yang patah dan memasangnya kembali ? Tapi itu pasti akan terasa lebih menyakitkan. Menjahit kembali setiap bagian yang berdarah dan meraung kesakitan. Menggunakan kembali sayap yang sebenarnya sudah cacat. Hatiku cacat. Kamu tahu itu ? Cacat. Tidak seperti milikmu yang sudah berulang kali cacat. Mungkinkah karena hatimu sudah dari awal cacat sehingga kamu merasa cacatku bukanlah apa-apa ? Aku selalu penasaran dengan pikiran dan hatimu. Apakah disana terasa seperti surga karena kamu malaikat atau malah terasa seperti neraka karena sebenarnya kamu iblis ? Aku tidak tahu. Semuanya selalu menjadi teka-teki untukku. Tapi yang aku tahu kita adalah makhluk dengan sayap-sayap yang telah patah. Broken Angels.

Our journal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang