Extra Part

1K 135 14
                                    

"Aku baik-baik saja. " Lea menoleh, melengkungkan bibirnya berusaha menipu Raka, menipu dirinya sendiri dengan sebuah senyuman palsu.

Raka menarik napas berat dan dalam, meletakkan punggungnya pada sandaran kursi. Ujian kesabaran ini masih panjang.

"Lea... aku tahu kau sedang terluka. Setidaknya berbagilah denganku." Raka menyapu wajah sedih Lea dengan tatapan lembut penuh kerinduan. Rindu sebuah senyuman yang jujur, senyuman kebahagiaan.

"Jangan sok tahu.... " Lea menyembunyikan air mata di balik wajah yang menunduk dalam-dalam, menekuri jemari kakinya yang telanjang, pucat karena kedinginan. Hawa malam ini sungguh membekukan segenap badan dan perasaan.

"Itulah kuasa Allah, Lea." Raka beranjak dari kursinya, dia berjongkok di dekat Lea. Wajah bercambang Raka menempel mesra di lutut Lea, mendongak menatap Lea. Kedua pasang mata saling bertemu dengan tatapan sama-sama penuh luka. "Tubuh kita ini sebagian besar terdiri dari air, jika terluka maka akan berdarah. Tapi hati... yang merupakan gumpalan darah, jika terluka maka yang keluar adalah air mata."

Raka mengusap buliran bening di sudut mata Lea dengan telunjuknya. Merengkuh Lea dalam pelukan, menciumi rambutnya penuh rasa sayang. Dalam hati berdoa, 'Allah, izinkan aku menjadi obat bagi lukanya.'

🌼🌼🌼

MUSE -- insyaallah akan menjadi BONUS CERITA di Buku Antologi Mencintaimu Karena Allah, bersama 11 penulis istimewa lainnya. Siapkan recehanmu, sudahi luka Lea dengan memeluk bukunya.

Insyaallah. Insyaallah.

Selamat berakhir pekan dengan keluarga tersayang.

Ellya Ningsih

M U S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang