Sudah hampir dua bulan Axello dan Azura menjalani hubungannya, sejauh ini masalah yang mereka hapadi tidak lah telalu berat selayaknya pasangan pada umumnya yang sering bertengkar karena hal sepela dan semakin hari Azura menjadi semakin yakin bahwa ada benih-benih cinta yang dia miliki untuk Axello dan seminggu lagi dia akan lulus dari sekolahnya.
Pagi ini adalah pagi terakhir dimana dia akan menjalankan ujian akhir nasional, seperti dua hari sebelumnya Azura selalu menyelesaikan ujiannya dengan cepat karena notabene nya dia memiliki otak yang cerdas dia selalu bisa menyelesaikannya dengan mudah.
"Baby..." Azura yang merasa di panggil mengangkat kepalanya dan melihat Axello yang berdiri di hadapannya. Azura memanfaatkan waktu yang tersisa untuk membaca novel di perpustakaan.
"Mas kok bisa di sini?" Tanya Azura dengan perasaan was was dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri takut takut jika ada yang mendengar suara mereka.
Sejauh ini yang mengetahui resmi hubungan mereka adalah Rani dan Velly kedua sahabat Azura. Velly memang tidak tinggal di indonesia dan dia menetap di New Zealand. Velly pernah menep di indonesia ketika mereka duduk di bangku SMP dan velly bersekolah yang sama dengan Rani juga Azura, selama tiga tahun Velly hanya berteman dengan mereka berdua.
Rani dan Velly selalu mendukung apapun yang terbaik untuk Azura dan mereka akan membela mati matian jika Azura di sakiti oleh siapapun. Ketika dua tahun lalu Rani dan Velly mendengan berita bahwa orang tua Azura meninggal karena kecelakaan mereka berdua lah yang menjaga Azura hampir satu bulan lamanya. Kejadian itu membuat fisik dan batin Azura sangat terguncang.
"Aku ingin menjemputmu." Jawab Axello disertai dengan senyuman.
"Tapi aku sedang menunggu Rani mas, aku sudah berjanji ingin menemaninya ke mall." Ucap Azura dengan suara pelan, tidak ingin menggangu yang lain Azura menarik tangan Axello menuju kantin.
Axello yang melihat tangannya di genggam oleh Azura untuk pertama kalinya tersenyum sangat lebar sehingga siswa siswa yang berada di koridor sekolah menatapnya bingung, selama mereka berpacaran Azura tidak pernah berani untuk memegang tangannya duluan dan ini dia melakukannya secara sepontan.
Walaupun melakukannya dengan spontan tetap membuat Axello semakin cinta di buatnya. Azura yang merasakan tatapan aneh dari orang orang di sekelilingny secara spontan menengadahkan wajahnya ke atas, karena tinggi Axello yang hampir dua kali liat di atasnya dan dia hanya sebatas dada bidang Axello. Azura melihat Axello yang tersenyum lebar mengerutkan dahinya, aneh batinnya.
"Mas kenapa senyum-senyum?" tanya Azura heran. Axello yang merasa di panggil menundukkan wajahnya "kenapa sayang?".
Azura yang di lihat sedekat itu membuat pipinya memerah. Tanpa menjawab pertanyaan Axello, dia membuang muka ke depan untuk mengalihkan pandangannya.
Axello yang melihat itu semakin tersenyum dan mengeratkan pegangan tangannya. Azura yang merasa tangannya di genggam berusaha melepaskannya dan usahanya gagal karena genggaman Axello sangat kuat.
"Mas malu lepasin." Lirihnya. Axello hanya menjawab dengan gelengan tegas dan semakin mengeratkan pegangannya, Azura yang tidak memiliki keberanian lebih hanya menghela napas pasrah.
Setibanya di kantin banyak matanya yang tertuju dengan kedua pasangan tersebut mereka mendengar desas desus bahwa penerus pemilik sekolah ini memiliki hubungan spesial dengan Azura.
Axello menatap tajam kepada siapa pun yang berusaha bebicara buruk kepada gadisnya ini sedangkan Azura tidak berani menatap kedepan dia hanya menundukkan kepalanya dan berusaha menutup kupingnya.
Axello dan Azura duduk berhadapan. "Sayang ayo pulang" ucap Axello. Azura yang dihadapannya sedang meminum jus nya hanya menggeleng dan masih berusaha mengabaikan tatapan sini dari siswa siswi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Love Me (Tersedia Di Playstore)
RomansaAxello Junior McKenzi seorang peria dingin yang membeci perempuan karna pengalaman yang membuatnya trauma dan memandang wanita dengan tatapan jijik. Suatu ketika Axello bertemu dengan Azura yang masih mengenakan seragam SMA nya dengan peluh membasah...