[Euphoria Pt 2]

40.5K 538 25
                                    

Semenjak kejadian di ruangan Axello, Azura merasakan getaran aneh. Apakah dia mencintai Axello, entahlah memikirnya membuat kepalanya seakan mau pecah.

Azura tidak memiliki keberania lebih untuk menampakkan batanh hidungnya di hadapan Axello, dia sangat malu mengingat kejadian di apartemen Axello.

POV Azura

Flashback...
Aku menggeliatkan tubuhku dan merasakan beban berat di pinggang serta hembusan nafas hangat yang mengenai tengkuk ku. Ku coba buka selimut yang membungkus tubuh ku, seingatku tadi aku masih di ruangan om Axello kenapa aku bisa ada di sini dan ini ruangannya siapa.

Aku melihat kebawah dan menemukan tangan kekar yang melingkup tubuhku dengan hangan dan dengan refleks aku membalikkan tubuhku menghadap si pemilik tangan tersebut.

Alahkah terkejutnya aku bahwa om Axello yang sedang memelukku dengan erat. Tanpa sadar om Axello mengeratkan pelukannya dan itu membuat tubuhku semakin menempel dengan tubuh kekarnya yang tidak di balut sehelai baju.

Aku mencoba mendorongnya tetapi tenagaku kalah kuat dengan tenaga om Axello mau tidak mau aku membiarkannya saja sampai dia terbangun.

Entah apa yang harus ku lakukan aku hanya menapat pada dada bidangnya tersebut dengan jantung yang berdegup kencang dan berharap om Axello tidak mendengarnya.

Telapak tanganku semakin berkeringat karena gugup, kapan dia akan bangun kenapa lama sekali.

Kruyukk....

Kenapa disaat seperti ini perutku berbunyi, aku semakin menenggelamkan wajah ku di dada bidang om Axello. Aku takut dia mendengar suara perutku yang berbunyi terlalu keras.

"Selamat malam baby..." Suara seksi om Axello membuat ku menengadahkan kepala dan mataku langsung berpusat dengan mata hitam tajamnya yang membuatku semakin gugup.

Aku melihat wajah om Axello cukup lama dan tanpa sadar aku mengagumi ketampanannya itu. "Sudah puasa dengan melihat ketampananku?" Tanyanya dengan kerlingan mata menggoda.

Ahh.. Aku sangat malu karena ketahuan mengagumi ketampanannya. Ucapannya membuat pipi ku memerah dan detak jantungku semakin memompa dengan cepat. Ayolahhh ada apa dengan dirimu Azura kenapa kamu bisa selemah ini dengan ucapanya saja.

Aku merasakan tangan hangat dan kasar mengelus pipiku seraya membawa wajahku untuk menghadapnya dengan paksa. Tanpa tau maksudnya bibirku langsung di bungkam oleh bibir seksinya. Aku masih dengan keterjutanku hanya bisa membeku selama beberapa menit sebelum aku berusaha menjauhkannya dari hadapanku.

Om Axello menahan tengkukku dan juga semakin merapatkan pinggangku ke tubuhnya. Aku yang semakin terbuat ikut memejamkan matanya dan mulai menikmati ciuman hebatnya. Sebelumnya aku tidak pernah dicium seintens ini oleh seorang lelaki, aku memiliki mantan tetapi dia tidak berani melakukannya lebih hanya sekedar cium kening.

Selama 15 menit om Axello melumat bibirku akhirnya dia melepaskannya membuat bibirku merasa kebas dan juga bengkak, nafas ku dan dia sama sama memburu. Om Axello mengulas senyum manis yang lagi lagi membuat jantungku semakin berdetak tak karuan.

"Kamu lapar" Kenapa suaranya terdengar sangat seksi, hanya karena suaranya pikiran ku jadi kacau dan aku menjadi tidak fokus dan lagi dengan posisi ku yang hanya jarak sesenti membuatku kesulitan untuk menggambil oksigen.

Aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban, karena aku sudah tak sanggup melihat mata tajamnya yang membuat jatungku memopa lebih cepat aku merasa kasihan dengan jantungku yang harus bekerja ekstra di jam malam seperti ini.

Masih dengan mengelus pipiku om Axello menyuruhku untuk mandi dan mengganti pakai dengan meminjamkan salah satu kemejanya.

Tidak butuh waktu lama aku mandi dan berpakaian lengkap. Sejujurnya aku merasa risih karena di dalam kemeja ini aku tidak menggunakan apapun selain dalaman saja. Mungkin akan menerawang karena aku menggunakan dalaman dengan warna mencolok terlebih lagi panjang kemeja ini hanya mampu menutupi hingga bagian bawah bokong ku saja.

Duda Love Me (Tersedia Di Playstore) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang