Part 3

365 74 9
                                    

Kitapun sampai di kampus tepatnya di secret fakultas Teknik seperti kata mereka. Aku yang gak tau apa-apa hanya bisa diem mengikuti danu dari belakang dan diem dibelakangnya jika ia berhenti berjalan.

"nih kunci motornya" kata bibim

"makasih yah" balasku

"lu anak fakultas apa" tanya bibim

"fakultas keguruan" jawabku

"widih calon guru nih"

"iya"

"gimana mau langsung gue anterin?" tanya danu padaku

"gak, aku mau cari dita dulu mungkin dia udah di fakultas" jawabku

"yaudah aku anterin nanti motor kamu di bawa bibim aja"

Kitapun ke fakultasku berharap-harap dita memang ada di sana, aku khawatir terjadi apa-apa dengannya dia itu sangat cengeng, aku takut dia terluka.

Setelah sampai aku langsung berlari ke prodiku tapi disana dita tidak ada akupun kembali ke parkiran.

"gimana?" tanyanya

"gak ada" jawabku dengan suara agak serak seakan ingin menangis

"udah jangan panik dulu mungkin dia sama yang lain karena banyak yang cowo bakal lindungin yang cewe" jelas danu menenangkanku

"tapi.." kataku sembari menutup wajahku dengan kedua tanganku karena aku menitihkan air mata

"udah jangan nangis" katanya sembari menepuk pundakku

Tiba-tiba terdengar suara yang sangat khas dan nyaring memanggil namaku dan aku menoleh ternyata itu suara dita akupun berlari kearahnya.

"GENDIS ULANI ANDRIANA"

"DITAAAAA"

Kita berdua berpelukan bagai teletubbies sambil menangis kita tidak memperdulikan tatapan orang lain yang penting aku bertemu dengan dita.

"gue kira lu udah ketangkep ndis hiks..hiks" tanya dita sembari mengelap air matanya

"gue pikir lu udah di keroyok tau gak" jawabku

"lu lari kemana, kenapa misah ama rombongan gue ikut mobil rombongan"

"gue kepisah soalnya gak bisa liat parah mata gue perih gila kena gas air mata"

"eh dia siapa liatin kita berdua" tanya dita yang mengarahkan matanya ke danu

"oh dia danu yang nolongin gue tadi di tempat demo" jawabku

"motor lu mana?" tanya dita

"ada di fakultas Teknik"

"lah ngapain lu di Teknik" tanya dita heran

"dia anak Teknik btw" bisik gue ke dita

"oemji.. ih keren bgt"

"udah ah, lu pulang mau gue anter?" tanyaku

"gak usah gue pulang bareng Tri aja dia udah nunggu"

"yaudah kalau sampe kabarin gue yah.."

"yaudah bay.."

Setelah dita pergi gue pun kembali ke danu yang daritadi ngeliat drama gue bareng dita entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang aku gak peduli yang penting aku ketemu dita.

"maaf yah lama" sahutku

"gimana temu kangennya udah nyonya" tanyanya dengan nada mengejek menurutku

"ih apasih"

"yaudah sekarang pulang? Atau mau jalan-jalan ama gue dulu" tanyanya

"pulanglah ini udah jam berapa, udah mau magrib" jawabku ketus

"silahkan naik nyonya ahahaha"

Akupun sampai di rumah selesai magrib diantar oleh rombongan danu dan fyi aja mereka nganterin kek ajak demo banyak bgt katanya Teknik gitu kalau anter cewek pulang.

"makasih udah dianterin, yang lain juga makasih yah" kataku

"iya sama-sama" jawab danu

"btw kalau pulang lukanya di buka biar gak lembab trus taruhin anti septic biar gak infeksi" kataku

"ehem.. danu ada ibu dokter baru nih gaiss" ucap bibim

"napa sirik lu" jawab ketus danu

"iya nanti saya lakuin, saya balik dulu udah magrib. Gendis" pamitnya

"hatihati"

Aku di luar rumah menunggu 5 menit sembari berfikir apa yang akan ku katakana pada mbakku, kalau dia tau aku ikut demo bisa aja aku gak dikasih jajan seminggu. Tapi kuberanikan diri masuk dan untung aja ada abang yang singgah di rumah.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam. GENDISSS" teriak 10 oktaf mbakku

"i-i-iya mbak" jawabku gugup

"kamu tuh yah dibilangin jangan demo malah ikutan, kenapa baru pulang jam segini" tanya ketus mbak gue seolah-olah ingin memakanku detik itu juga

"abis pulang dari kampus mbak.." jawabku pelan

"kamu tuh yah.. udah mandi sana terus makan kamu tuh sama abangmu sama aja" usir mbakku yang membuatku langsung berlari ke kamar

-di kamar-

"danu.. semoga kita bisa bertemu dilain waktu" sahutku sambil memandang gelang yang diberikannya.

-----

DEMONSTRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang