Part 6

321 72 8
                                    

Hari ini hari jumat tepat jam 14.00 kita bertiga sudah berada di dalam bioskop sembari menunggu jadwal nonton aku dita dan tri membicarakan tentang orang-orang yang ada di bioskop. Entah mengapa gibah itu sangat menyenangkan.

Mulai bahas dosen yang kiler sampai bahas anak fakultas Teknik yang ganteng menurut dita tapi mendapat muka masam dari pacarnya tri. Cukup lama kita bertiga menunggu studio tempat film Danur 3 diputar aku hanya memperhatikan orang yang lalu Lalang Bersama pasangannya yah.. seperti di depanku ini dita dan tri sedangkan aku ahaha sendirian

Tapi tidak lama aku berkhayal tentang seorang pacar tiba-tiba telingaku menangkap satu nama terucap "danu antri tiket yah" kata perempuan yang entah dari mana asal suara itu. Apakah benar itu danu yang menarik tanganku sewaktu demo? Ataukah seorang danu lain. Atau aku hanya sedang berhalusinasi tapi tidak sosok itu ada didepan mataku

Berdiri diantara rombongan dengan mengenakan kemeja putih dan celana kain hitam dengan lengan kemeja digulung memperlihatkan sebagian tangannya ditambah jam tangan yang melekat ditangan kirinya. Rambut yang agak sedikit gondrong, membuatku ingat sosok danu sewaktu demonstrasi
"danu antri tiket yah"

"iya iya"

"kita tunggu disana"

"udah sana"

Masih belum percaya itu danu, dan aku berpaling ke obrolan dita dan tri seolah-olah tak terjadi apa-apa

"ngapain dia disana" -batinku

"eh 15 menit lagi masuk studio nih" -sahut dita tiba-tiba

"kita distudio 6" -tri

"apa kita masuk aja?" -dita

"bentar, gue mau ke toilet" -kataku

Kita bertigapun masuk ke dalam studio 6, belum ada orang satupun kecuali kita bertiga. Kita mencari kursi dan aku duduk di kursi nomor 7 dita dan tri duduk di kursi 5 dan 6. Tentu saja mereka berdekatan dan aku terasingkan.

"ya elah kursi sebelah gue kosong" kataku malas

"udah biarin aja kenapa sih" -dita

"ketahuan bgt gue jomblo" -jawabku malas

"tunggu aja ntar paling ada yang isi, tapi nyamuk ahaha" -ledek dita

Beberapa potongan film ditayangkan seperti SIN, LAMPOR, BEBAS dan banyak lagi tapi saat film akan di putar ada satu rombongan masuk ke dalam studio dan rombongan itu yang tadi kulihat di depan studio. Disana ada danu, ya benar danu. Danu yang menolongku waktu demo kemaren.

Dia berjalan naik dan berhenti di samping baris kursiku, jangan bilang dia yang akan mengisi 3 kursi kosong disamping kiriku. Dan ternyata benar danu dan 2 teman perempuannya masuk ke dalam barisan kursiku.

"eh kamu" -danu

"eh iya hehe" -kataku

"wah-wah kebetulan banget yah" -danu

"hehe iya" -kataku sambil tertawa garing

"danuu gue takut nih" -sahut perempuan itu kepada danu

"kalau takut ngapain ikut nonton sih din" -jawab danu

"kan aku ikut kamu tau" -jawab perempuan itu dengan manja sambil merangkul lengan danu

"ih apasih dinda jgn gini" -kata danu sambil melepaskan tangannya dari perempuan bernama dinda itu

"aku takut huhu" -kata dinda

"yaudah keluar sana" -usir danu

"ehem, bisa gak suaranya dikecilin" -tegur dita

"stt dita apasih" -bisikku ke dita

"abisnya bisik bgt, kalau takut yah jangan nnton mbak" -jawab sinis dita

"eh saya bayar yah disini" -balas dinda

"saya juga bayar kaleee, emang gue masuk pake orang dalem" -jawab dita tak kalah ketus

"udah kenapa jadi rebut sih nanti kita yang diusir, dita udah deh" -kataku

"lu juga din, kalau takut ngpaian ikut nonton bikin malu aja" -tegur danu

Film pun di tayangkan dengan adegan prilly yang sedang mengetik ceritanya sampe tiba hantunya keluar

"AAHHH TAKUTTT" -teriak dinda dan langsung memeluk danu

Percayalah saat itu aku sangat terganggu dan ingin melempar dinda itu ke luar studio sungguh membuat jiwa raga ini ingin membara. Ku abaikan mereka berdua dan focus ke layer tapi suara setan itu masih terdengar dan rasanya ingin ku sumpal dengan kaos kaki

"din bisa diem gak" -danu

"hiks..hiks.. kok kasar sih" -dinda

"gak kasar tapi kamu ituloh suaranya control" -danu

"kamu jahat" -dinda

"kamu keganggu yah?" -tanya danu

"eh hm gak kok" -jawabku

"tapi mukanya kek murka hehehe" -danu

"eh gak kok hehe" -gendis

"atau kamu takut yah" -danu

"gaklah ngapain kalau takut nonton mending uangnya pake makan" -gendis

"kali aja takut kan bisa.." -danu

"bisa apa" -gendis

"bisa pegangan ama aku" -jawabnya sambil tersenyum.

"bangke nih orang baper dong gue anju" -batin gendis

"emang mau nyembrang pegangan" -jawabku sambil memalingkan wajah ke layar

Siapa yang tidak baper kalau diperlakukan seperti itu sama seorang lakilaki, apalagi sampai membuat jantungmu berdebar 10x lebih cepat dari biasanya ditambah wajah yang memerah akibat gombalan maut, tak akan ada yang bisa menahannya untung saja lampu bioskop cukup gelap untuk menutupi wajahnya yang memerah.

DEMONSTRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang