s a t u

64 8 3
                                    


"Pagi semua!!" Sapa Rena dengan wajah yang terlihat gembira. Bahkan tak terlihat sama sekali gambaran beban hidup di wajah cantiknya itu.

Penghuni kelas yang tadinya sibuk dengan urusan pribadi mereka sendiri kini teralihkan oleh sapaan ceria Rena.

"PAGI JUGAAA."

"Pagi ren."

"Pagi juga sayang."

"Pagi cintaku."

Ya begitu lah jawaban mereka:')

Rena tersenyum manis menanggapi jawaban mereka. Kaki panjangnya berjalan mendekati meja yang biasa dia tempati di kelas nya. "Rena orang pertama yang bikin gua senyum hari ini." Ucap Lisa yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya Rena yang sedang merapihkan meja nya. "Masa si?" Tanya Rena dengan polosnya. Lisa mengangguk "gue badmood gara-gara caplang tuh,sialan emang Abang tuh satu."

"Sshhhh, kamu gak boleh ngatain Abang sendiri. Kata bunda ku, ngatain orang tuh dosa mending doain yang baik-baik aja." Ucap Rena mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Lisa. Lisa yang mendengar ceramah Rena jadi gemes sendiri sama tingkah sahabatnya ini.

"UTUTUTUTU LUCU BANGET CIH KAMU." Pipi mulus Rena memerah kesakitan akibat cubitan Lisa. "Aahh.. atit licaaa..." Lisa lantas melepas cubitannya saat mendengar Rena mengeluh kesakitan. "Hehe maaf, jadi orang jangan lucu-lucu amat makanya."

"Emangnya dosa ya?" Begonya Rena.

"Permisi, ada Rena nya gak?"

Lisa amat bersyukur. Bagaimana tidak? Akhirnya ada orang yang menyelamatkannya dari pertanyaan Rena yang emang gak ada faedahnya.

Rena yang merasa dirinya di cari, ia bergegas berjalan menghampiri perempuan itu. "Kenapa? Ada yang bisa di bantu?" Minju--gadis yang mencari Rena-- terkekeh dengan ucapan Rena yang terkesan sangat lucu, tak lupa ekspresi wajah Rena yang polos bak anak kecil.

"Nih buat kamu."

Minju menyodorkan gulungan kertas kecil ke Rena. Yang Rena lakukan hanya melongo tak paham dengan apa yang di berikan Minju.

Karena Minju merasa Rena tak kunjung mengambil pemberiannya, Minju akhirnya mengambil tangan Rena dan menaruh gulungan kertas itu di atas telapak tangan Rena.

"Ini ap-"

"Dadah, aku ke kelas ya! Bukanya di rumah aja!!"

"Aku kan belum selesai ngomong."

Sabar ya ren.











"Ren, bawa baju olah raga kan?" Tanya Wonyoung memastikan sahabatnya ini.

"Bawa kok, emang kamu gak bawa Wo? Nih pake punya ku." Jawab Rena yang kelewatan begonya.

"Hehe, bawa kok aku Ren. Kalo aku pake punya kamu, kamu pake apa nanti hm?" Woyoung merangkul pundak Rena. Mencoba untuk terlihat friendly di mata Rena karena sebenarnya Wonyoung lagi nahan emosi.

"Eh iya, aku lupa hehe. Lisa mana ya Wo?" Rena melihat suasana kelas mulai sepi di karenakan memang jadwal pagi ini beraktivitas di luar kelas,olah raga.

"Lisa udah duluan di ruang ganti. Kita susul yuk."

"Hayok!"











"LIS! WOY LEMPAR BOLANYA ANYING, JAN DI LIATIN AJA TIANGNYA."

"SABAR APA ROS! ELAH."

"UDAH CEPETAN NAPA AH!"

"YODAH NIH LU AJA YANG LEMPAR AH!"

DUGH!

"LISA MONYET SAKIT BEGO."

Lemparan Lisa meleset dan akhirnya mengenai kepala Rose. Alhasil Rose merasa oleng dan jatuh tak berdaya di lapangan.

"YA MANGAP, GAK SENGAJA ELAH."

Teman-teman yang lain khususnya yang perempuan ngebantuin Rose yang kesakitan di tengah lapangan. Sampe ada yang ngipas-ngipasin, ngurut kakinya, padahal yang sakit kepala. Yang laki-lakinya cuma ketawa ngakak di pinggir lapangan.

Rena yang berjongkok di depan Rose hanya celingak-celinguk mencari keberadaan bola basket yang di lempar Lisa tadi. "Lisa, tadi bolanya pergi kemana?" Tanya Rena.

"Tuh, tadi ngarah ke gudang."

Mata Rena berbinar. Akhirnya ia bisa mengambil alih bola basketnya, karena memang sedari tadi dia hanya menonton teman-temannya bermain. Dirinya berlari sambil melompat-lompat senang menuju arah gudang.

"Eh apa kata lu? Arah gudang?" Tanya Wonyoung memastikan kalau dia tidak salah dengar.

"Iya, emang napa?" Tanya balik Lisa.

Suasana tengah lapangan tiba-tiba sepi. Mereka para hawa sedang mengingat suatu hal yang mungkin sangat amat mengerikan bagi mereka.









"WEH ANYING!"




Keberadaan Rena sekarang ada di koridor mengarah gudang. Matanya menangkap bola berwarna orange tergeletak di lantai samping tangga. (Jadi tuh gudangnya ada di blkng tangga).

"Cicak-cicak di dinding diam-diam merayap. Datang seekor mantan. Hap!"

Rena melompat lalu berjongkok memegang bola basket.

"Lalu di tangkap."

bola akhirnya sudah ada di pelukan. Masih dalam keadaan berjongkok Rena berniat untuk membalikkan tubuhnya dan berdiri untuk balik ke lapangan. Sebelum niatnya itu terjadi, tiba-tiba saja tubuhnya membeku Ketika matanya menangkap tiga orang laki-laki yang sedang bersantai-santai di depan gudang. Tak lupa tatapan mereka juga menuju ke Rena.

Rena menatap satu-satu tiga laki-laki itu. Seketika mata Rena menangkap satu orang laki yang berada di tengah. Tatapan mereka paling lama durasinya di bandingkan dua laki yang di sampingnya. (Paham lah ya)

"Ren! Ren! Balik yuk cintaku, main lagi yuk." Aksi tatap-tatapan itu terhentikan saat Lisa dan Wonyoung sudah datang untuk menjemput Rena yang berjongkok di samping tangga.

"E-eh ada Kaka ganteng. Hehe, maafin temen saya ya kak. Maklum anak ilang." Ucap Lisa sambil merangkul Rena canggung.

"Aku anak il-"

"Permisi ya kak! Maaf ganggu hehe." Ucap Wonyoung membekap mulut Rena agar Rena tidak mengucapkan hal-hal yang aneh di depan tiga laki- laki ini.

"WIIII AKU TERBANG~"

Rena akhirnya di gendong Wonyoung dan mulai berlari. Lisa di belakang hanya bisa ketawa ngakak melihat tingkah laku temannya.




"Seung..."

"That's my girl...."

Votemment.







a g a p e 🍑 Han Seungwoo-X1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang