Awalnya

105 12 11
                                    

Mumbai [8.30 pm]
Siddiqui's House

Tawa hanya menghiasi wajah yang memiliki hati yang tulus. Pagi Aaliya diawali dengan keseharian seperti biasanya.

"Ini, nak." Seorang wanita paruh baya yang menyodorkan sebuah buku dan kotak bekal makan siang. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah ibunya Aaliya, nyonya Noor Siddiqui.

"Terimakasih ibu, hari ini aku akan pulang lebih sore dan... "

"Dan apa??? Apa kau mau ke panti jompo itu lagi Aaliya???"

"Ibu, aku harus berusaha agar panti itu tidak digusur. Ibu tau kan, Bibi Amina sangat membantu keluarga kita disaat-saat yang paling menyulitkan."

"Ibu tau hanya saja... Ibu berpesan padamu nak, jangan sampai terlibat masalah yang nantinya akan menyulitkan dirimu sendiri."

"Baiklah Bu, lihat aku sudah selesai. Aku akan berangkat sekarang." Aaliya mencium dahi ibunya dan bergegas pergi ke kampus.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Aaliya tiba dihalte tempatnya biasa menunggu bus atau bajaj, sayangnya ini adalah hari yang paling sial. Tak ada kendaraan yang bisa Aaliya naiki entahlah apa sebabnya. Semua bus yang lewat selalu penuh, mereka berlalu-lalang tapi sulit sekali untuk naik disalah satu bus itu.

Akhirnya, Aaliya memilih untuk berjalan kaki walupun tidak mungkin baginya untuk sampai tepat waktu.
" Apa yang terjadi ini??? Tak ada satupun kendaraan yang bisa mengantar ku ke kampus, ahh pastinya saat ini sudah sangat terlambat." Keluhnya.

Breeettt...
Cipratan air dari kubangan yang ada dijalan membuat seluruh pakaian yang dikenakan Aaliya kotor. Semua itu karena sebuah mobil yang melintas tanpa melihat apakah ada orang yang bisa terciprat dari kubangan itu.

Mobil itu, cukup mewah. Tentunya yang mengendarai mobil itu adalah orang yang akan menjadi bagian komponen terpenting dalam hidup Aaliya. Pria yang mengendarai mobil itu adalah Zain Rizfi.

Seketika amarah Aaliya memuncak, dia langsung mengetuk kaca mobil pria itu dengan sangat keras.
"Apa kau tidak punya mata??? Hey dengar tidak!!! Keluar cepatlah!!! Tuan jika kau tidak keluar maka aku akan buat perhitungan padamu."

Pria itu keluar dari mobilnya.

"Apa??? Lagi pula apa kesalahan ku??? Mau buat perhitungan seperti apa???". Ucap pria itu dengan sombongnya.

"Apa kau tidak punya rasa bersalah??? Kau membuat seluruh pakaian ku kotor, dan sekarang apa yang harus aku lakukan??? Gara-gara kau aku tidak akan bisa pergi ke kampus."

"Bukan urusanku." Tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Tersulut emosi Aaliya melempar segumpal kotoran sapi pada Zain dan membuat Zain terpancing emosi.

"Rasakan itu!!!"

" Berani sekali kau, dasar gadis kelas bawah!!!"

"Bleee aku tidak peduli." Ejek Aaliya yang merasa puas dengan pembalasannya pada pria itu. Aaliya pun segera meninggalkan tempat itu.

"Dasar gadis sombong, dia membuatku bau kotoran seperti ini!!! Cih." ketus Zain yang sangat kesal pada Aaliya.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Aaliya memutuskan untuk tidak ke kampus seharian dia berada di panti. Tak beberapa lama setelah tiba di panti, ada dua mobil mewah yang dikendarai oleh Pengusaha terkenal di Mumbai, yaitu Aaman Rizfi dan Kabeer Anak buahnya. Mereka berdua tak lain adalah saudara Zain Rizfi.

Aaliya terkaget melihat mereka datang ke panti. ' Mau apa mereka kemari. ' batin Aaliya berbisik.

Bibi Amina menghampiri mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ae Dil Hai MushkilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang