2. Again?

10 0 0
                                    

Pagi yang cerah, secerah semangatku hari ini. Tapi tidak dengan hatiku. Hatiku telah lama suram setelah hari itu, setelah dia memilih meninggalkanku. Hidupku berubah, aku lebih pendiam, murung dan parahnya aku menutup akses diriku kepada orang lain. Aku tau ini salah, harusnya aku tidak begini.

Sampai ketika aku tak sengaja bertemu orang baru. Kedatangannya seolah merubah hidupku, mendekor ulang hatiku. Memberi warna hatiku yang semula kelabu menjadi berwarna layaknya pelangi.

Dia, Georgino Alanta Haris. Orang orang memanggilnya Alanta, tapi aku lebih suka memanggilnya 'Ge'. Entahlah aku tak mengerti bagaimana awal mula kedekatan kami. Yang pasti semua berjalan begitu saja. Ge, dia asik. Selalu saja ada hal yang menjadi topik pembicaraan kami, jangan lupakan sifat humorisnya yang membuatku kerap tertawa saat didekatnya. Ge membuatku lupa akan rasa sakitku. Sepertinya aku mulai membuka diriku untuk Ge.

Tapi, aku lupa sesuatu.

Aku lupa menilai orang sampai kedalam. Aku hanya menilai yang terlihat saja. Tanpa tau isi hati dan pikirannya.

Hal yang tak pernah ku inginkan terjadi lagi. Dan aku kembali terluka.

"Kita udahan aja ya, kayaknya kita udah ga cocok lagi."

Kalimat singkat yang mampu membuat sekujur tubuhku kaku seketika.

"Kenapa? Ada yang salah sama aku?." Ucapku dengan nada bergetar.

"Gak ada, tapi aku yang salah. Aku selalu buat kamu sedih. Jadi kita sampe sini aja." Katanya memutuskan sepihak.

"Hari ini annive kita, kamu tega putusin aku disaat hari jadian kita? Kamu gabisa putusin sesuatu sepihak. Kita menjalin hubungan berdua bukan sendiri. Aku gamau kita putus." Kataku sambil menahan tangis.

"Maaf, laura. Aku sayang kamu. Tapi aku gamau bikin kamu sedih terus." Katanya sambil memegang pundakku.

"Tapi ga gini caranya ge. Kita bisa lewatin ini sama sama. Aku gamau putus dari kamu." Ucapku.

"Yaudah kita gajadi putus, aku masih sayang kamu. love u. Udah jangan nangis lagi, aku masih disini. Aku janji bakal bikin kamu bahagia." Ucapnya menenangkan seraya menarikku kedalam pelukannya.

"Tapi janji jangan gini lagi. Aku sayang banget sama kamu." Kataku sambil membalas pelukannya dan menyandarkan kepalaku di dada bidangnya.

"Pinky promise chubby." Katanya seraya melepas pelukan kami. Dan tangannya mencubit pipi gempalku.

Setelah hari itu, yang kufikir semua akan kembali seperti semula. Tapi semua berubah 180 derajat dari sebelumnya. Ge yang biasanya selalu memberi kabar sesibuk apapun pasti menyempatkan waktunya. Dia lebih memilih basket kesayangannya dari pada aku.

Menyedihkan, tapi aku terus menguatkan hatiku untuk tetap bersamanya. Aku sayang dia melebihi rasa sayangnya kepadaku. Aku selalu memaklumi kesibukannya. Tapi, apa balasannya untukku? Nol besar.

Ingin rasanya aku berteriak di telinganya. Tapi apalah daya. Tugasku hanya memaklumi kesibukannya.

Malam-malamku dipenuhi rasa resah. Resah menunggu kabar darinya. Menunggu menunggu dan menunggu.

Chat kita semakin singkat, singkat dibagian dia bukan aku. Sekarang topik dariku yang mendominasi chat kami. Tapi respon dia? Sungguh menggelakan hati.

"Ge, kamu sibuk ya? Maaf kalo ganggu."

Kalimat itu yang selalu menjadi pemula chat kami saat ini. Dan itu berasal dari diriku. Bodoh sekali bukan. Tapi inilah yang terjadi.

Aku yang memegang prinsip tak mau memulai chat. Tapi aku juga yang menelan prinsipku sendiri. Mengabaikan semua itu.

Sedih memang, tapi aku harus berjuang.

AW STORY !!ONE SHOOT!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang