SoonWoo[Just Friend]

1.4K 107 7
                                    




Soonyoung mengulum senyumnya, sesekali ia akan mendesis membuat orang sekitar melirik padanya.

Merasa jadi bahan perhatian maka Soonyoung pun mulai sedikit menjauh dari kerumunan.

Pemuda manis bermata sipit itu kini tengah duduk dibawah pohon. Tepatnya disisi pojok kiri lapangan basket indoor.

Matanya terus bergulir mengikuti setiap langkah sang pujaan hati.

Soonyoung menyukai salah satu pemain tim basket terbaik angkatannya. Murid kelas 12-2 dengan nomor absen 17 atas nama Jeon Wonwoo.

Tidak ada seorangpun yang tau bahwa Soonyoung sangat memuja pemilik minim ekspresi tersebut.
Hanya Tuhan dan dirinya sendirilah yang tau.

Mungkin hanya dia yang mempunyai 'ketertarikan' lebih pada si pemuda emo. Maksudnya yang sesama jenis.

Soonyoung tau banyak anak gadis yang juga memuja Wonwoo, bahkan menyukainya.

Tapi Soonyoung tak mau ambil pusing. Ia merasa itu adalah hal wajar ketika kau memiliki suatu ketertarikan pada lawan jenis.

Soonyoung bangkit dari duduknya kemudian bertepuk tangan dengan nyaring. Ikut bersorak ria atas kemenangan tim Wonwoo.

Terlihat pemuda itu tengah di angkat tinggi-tinggi oleh rekan lainnya.
Wonwoo berhasil mencetak skor angka di detik terakhir permainan. Yang membuat tim basket sekolah mereka memenangkan pertandingan ini.

Barusaja Soonyoung ingin menghampiri Wonwoo, ia sudah kalah laju dengan gerakan gesit anak perempuan disana. Ada yang memberikan handuk, air minum dingin, bahkan sampai ada yang menyalami dan memberi tepukan selamat di pundak Wonwoo.

Soonyoung hanya bisa tersenyum tipis, sangat tipis. Kakinya tak jadi melangkah kedepan. Dengan teratur ia mundur menjauhi Wonwoo.

Sambil menunggu bel pulang berdering. Soonyoung menghabiskan waktu kosongnya dengan menari diruang aula. Musik yang mengalun dari ponsel miliknya terdengar cukup nyaring.
Decitan sepatu yang beradu dengan lantai pun terdengar.

Sesekali Soonyoung akan berhenti hanya sekedar mengambil nafas sejenak. Lelah yang ia rasa tidak sungguh berarti. Beginilah Soonyoung.

Ketika ia merasa tidak enak hati maka Soonyoung akan menari dengan giatnya. Sampai nafasnya benar-benar tersengal barulah ia akan berhenti.

Menaruh kedua tangan diatas lutut. Keringat jatuh bercucuran melewati pipi turun ke dagu lalu membasahi lantai setelahnya.
Soonyoung duduk untuk sementara, mematikan alunan musik energik lewat ponselnya.

"Oh disini kau rupanya." Soonyoung mendongak melihat seseorang yang datang menghampirinya.
Soonyoung lalu tersenyum, ia menggeser tas punggungnya memberi izin orang tersebut untuk duduk di dekatnya.

"Kau tidak pulang? Bel sudah berbunyi lima menit lalu."

"Benarkah? Ah--sepertinya aku terlalu fokus pada gerakanku sehingga bel kuanggap hanya suara imajinasi tadi." Seseorang itupun berdecak maklum sembari menggelengkan kepalanya.
Menyodorkan satu minuman isotonik miliknya pada Soonyoung.

Tanpa ragu dan malu Soonyoung pun menenggak habis minuman tersebut. Tidak perduli pada si pemilik asli minuman yang sudah siap melayangkan protesnya.

"Kau sendiri kenapa belum pulang?"

"Kau ini bodoh atau apa, huh? Kau lupa kalau sehabis ini kita harus mengerjakan tugas kelompok dirumah kembaranmu?"
Alis Soonyoung tertaut hampir menyatu. Soonyoung memiringkan kepalanya sedikit, tengah berpikir.

Jihoon--seseorang yang menghampiri Soonyoung--menunjul kesamping kepala Soonyoung. Ia merasa gemas akan kelambatan kesadaran teman satu kelasnya itu.

Daily Life HoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang