liburan

9 0 0
                                    

Mentari pagi menyeludupi jendela kamar memberikan keterangan menandakan sudah pagi. Jam menunjukan pukul 08.00, saat aku terbangun sosok brengsekk itu sudah tidak ada di sampingku entah kemana dia Pergi. Aku  melihat pantulan diriku dicermin, sungguh berantakan keadaanku tanpa balutan busana. aku benci pada diriku sendiri yang selalu lemah akan sentuhannya. Aku berusaha bangkit dari tempat tidur namun sosok itu datang membawakan sarapan. Dia menghampiriku dengan membawakan sebuah nampan lalu tersenyum padaku. Aku benci melihat senyumannya yang tanpa merasa bersalah setelah apa yang dia lakukan semalam. Aku segara menutupi tubuhku dengan selimut.
"jangan dekat dekat"
"kenapa? " fairuz berhenti sebentar lalu mendekati ku. Bukannya berhenti malah terus berjalan mendekatiku sialan memang.
"berhenti disitu jangan bergerak! " teriakku saat fairuz hampir duduk di sampingku.
"apa sesakit itu?". Fairuz malah bertanya seperti itu, tentu saja sakit bahkan sekarang keadaanku tidak bisa berjalan atas peperangan semalam. "apa kau tidak lihat? Bahkan aku susah untuk berjalan. Ini semua gara gara oppa aku benci oppa! ". Bentak ku. Bukannya merasa bersalah dan meminta maaf fairuz malah menggodaku dengan kata kata menjijikan "padahal aku ingin sampai pagi melakukannya " jawab fairuz lalu  duduk disamping ku dan tertawa.
Brengsek!

"pergi aku tidak ingin bicara" fairuz menatapku dengan melihat seluruh sudut wajahku dengan tatapan meneliti sesuatu. Aku tidak nyaman dengan tatapan seperti itu.
"kamu sangat cantik" membenarkan rambut yang menutupi wajahku untuk melihat dengan jelas.  aku tidak melihat wajah fairuz, lebih baik aku melihat kearah jendela dibandingkan melihat wajahnya yang sedang menggodaku, aku marah, aku tidak akan berbicara padanya.
"kenapa masih disini? Aku suruh kamu pergi, aku mau mandii" tegasku tanpa melihat wajahnya. "apa ingin aku mandikan?" itu bukan sebuah tawaran melainkan ancaman.
"aku bukan bayi yang harus dimandikan!"
"benarkah? Tapi kamu sangat lucu jika marah seperti itu kamu seperti bayi yang menggemaskan". Fairuz terus menggodaku tanpa henti dengan tatapan yang terus menatapku. Menyebalkan selalu saja seperti itu.  Tanpa basa basi fairuz menggedongku lalu dibawa kekamar mandi, aku terkejut dengan apa yang dia lakukan. Aku berusaha melepaskan tanganya tapi dia mengeratkannya. Aku memukul dada bidangnya untuk melepaskan dari gendongannya, ini memalukan dengan keadaan seperti ini fairuz memanfaatkan kelemahanku untuk terus menghukum ku dengan seperti ini.



"aku minta maaf, aku janji tidak akan menghukum mu lagi " fairuz terus meminta maaf padaku dan merasa bersalah. saat kejadian di kamar mandi aku terus menangis bukannya rasa sakitku berkurang malah semakin bertambah . Gara gara fairuz aku tidak bisa pergi kekampus hari ini. Padahal hari ini adalah hari sidang kelulusan, mana mungkin aku pergi kekampus dengan jalan seperti pinguin, dengan banyak tanda di daerah leher membayangkannya saja sudah membuatku jiji. Itu memalukan bukan? Dan sekarang apa aku harus menghabiskan waktu seharian dirumah? Itu membosankan sangat membosankan, aku sempat berpikir untuk melalukan kegiatan yang tidak membuatku bosan,  tapi sepertinya seseorang mengetahui isi pikiranku. Ya, siapa lagi kalau bukan si brengsek itu ah maksudku fairuz, aku masih kesal padanya. "aku tidak akan kekantor hari ini". Fairuz masih berusaha berbicara padaku, aku tidak akan menjawabnya, aku pura pura tidak mendengar lebih baik aku mendengarkan televisi. "aku tau kamu akan bosan jika dirumah sendirian jadi aku akan menemanimu disini". Demi apapun aku tidak peduli fairuz mau ada dirumah atau tidak, tapi jika harus berduaan denganya itu akan membosankan, lebih baik dia pergi bekerja dibanding disini.
"akan lebih bosan jika oppa masih disini"
"apa kau semarah itu padaku? "~fairuz
"tidak, hanya kesal" ketusku
"maafkan aku" fairuz memelukku dari belakang ini lebih hangat dan lebih menenangkan dari pada yang sebelumnya. Sepertinya aku terlalu kejam pada fairuz harusnya aku tidak melakukan ini padanya, tugas seorang istri adalah melayani kebutuhan suaminya bukan? Ah harusnya aku yang meminta maaf. Kadang hati cepat membolak balikan fakta. 

"bagaimana jika kita berlibur? Kita bisa pergi kepantai" tawar fairuz. Sebenernya ini pertama kali fairuz mengajak berlibur setelah menikah apalagi jika kepantai itu tempat favoritku, saat masih remaja aku sering pergi ke pantai bersama keluargaku. Bermain pasir, menunggu sunset tiba, sangat menyenangkan.
"aku tidak ingin berpergian" aku sangat rindu pantai tapi untuk mengatakan bahwa aku ingin pergi kepantai aku merasa gengsi dan lebih baik tidak mengatakannya, tapi fairuz terlalu peka untuk dikelabui atau aku terlalu jelek menyembuyikan kebohongan? Dia mengetahui aku menginginkannya.
"aku tahu kau sangat rindu pantai"
"aku malu kalau harus berjalan seperti pinguin oppa".
"aku akan menggendong mu seharian jika perlu."
"itu memalukan! "
"tidak peduli aku akan melakukannya! " tegasnya.
Fairuz itu keras kepala kadang apa yang dia inginkan harus terpenuhi. Menyebalkan!







Benar saja ketika kita sampai di pantai fairuz menggendongku, tidak peduli orang lain memandang kami seperti apa. ini memalukan,aku berusaha untuk turun tapi fairuz melarangnya katanya aku belum pulih untuk berjalan. Tapi aku merasa kasihan padanya, pasti jika kita pulang dia akan kesakitan punggungnya jika harus menggedongku seharian, dia juga akan merepotkanku karena aku pasti harus memijat punggungnya.
"aku sudah bisa berjalan lepaskan!" pintaku, sebenernya aku belum bisa berjalan dengan normal tapi ini alasan biar aku segera turun dari gendongannya.
"benarkah? "
"iya cepat turunkan"
Dia menurunkan ku dari gendongannya. terlihat fairuz merasa kesakitan. sesekali fairuz memijat punggungnya sendiri. Fairuz menarik tanganku lalu berjalan beriringan menerusuri pinggir pantai. Cuacana hari ini tidak terlalu panas tidak juga mendung ini sangat cocok untuk berlibur. Pengunjung pun tidak terlalu ramai sehingga kami  puas menikmati keindahan pantai. Aku merasa sudah tidak merasakan sakit lagi setelah kami berjalan jalan, sekarang aku dan fairuz sedang bermain pasir, ini yang biasa aku lakukan waktu kecil bersama ayah dan ibuku. Waktu kecil aku selalu membuat istana kecil dari pasir ini menyenangkan.
Tanpa sadar fairuz memotretku. Aku sempat protes untuk menghapus dan memotret ulang, karena aku belum siap untuk di foto mungkin itu terlihat aib. tapi fairuz sangat puas dengan hasilnya katanya aku terlihat bahagia di foto ini. Kami menghabiskan waktu di pantai. Sunset itulah yang aku suka, aku menunggu hanya untuk moment ini. Menikmati matahari tenggelam itu sangat indah dan menenangkan, dengan alunan ombak yang menyapa, hembusan angin yang mendukung suasana ini terlihat romantis. Aku dan fairuz menikmati moment ini. Fairuz memelukku dari belakang itu yang aku suka. Aku suka jika fairuz memelukku dari belakang selain memberi kehangatan, ini juga memberikan perlindungan. Pertama kalinya aku merasakan ada seseorang yang ingin terus melindungiku.  Aku takut fairuz meninggalkan ku, aku merasakan khwatir dia akan meninggalkan ku. Apa aku sudah mencintainya? Apa mencintai orang yang di cintai seperti ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang