-Kita yang kini benar-benar berakhir (1)-
"masih suka kopi?" aku mulai membuka
obrolan."masih kayanya gak akan, gak suka deh. Kamu sendiri, masih suka coklat?" dengan sedikit terkekeh.
"jawabannya sama sepertimu hehe"
"gak berubah ya dari dulu, awas gigimu sakit lagi"
"hati-hati juga lambungmu kambuh lagi karna keseringan minum kopi"
"sudah tidak terlalu sering sekarang" ujarnya lalu tersenyum.
"sudah lama tidak melihat senyummu" ujarku, namun ragu sebenarnya.
Lalu ia tersenyum lagi, dan setelah itu hanya keheningan menyelimuti kita.
"bagaimana kuliahmu?" aku mencoba mencairkan suasana.
"berjalan dengan lancar, saya senang belajar di sana, teman-temannya juga asik. Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"
"sama, saya senang belajar di sana, namun ada yang kurang"
"apa?" tanyamu penasaran.
"hmm nungguin ya?" jawabku sambil tertawa geli.
"huh masih saja jail tidak berubah ya kamu" lalu kau ikut tertawa.
"jadi mau tau apa yang kurang tidak?" tanyaku memastikan.
"mau, tapi jangan di isengin lagi"
"hahaha iya sekarang serius" aku meyakinkan.
"lalu apa yang kurang?" tanyamu tambah penasaran.
"kehadiran dirimu" aku mengeluarkan senyum, namun bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum sembilu karna aku menahan air yang jatuh dari kelopak mataku.
-andai kau bisa rasa, kalau saya masih menginginkan hadirmu kembali.-
-catatan pilu-
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Pilu
General FictionTulisan-tulisan hati yang belum sempat tersampaikan. Kita juga ada di instagram loh @catatan.pilu