Surat yang tidak akan pernah sampai ke penerimanya.

42 2 0
                                    

Hallo apa kabar?,
Aku harap kamu dalam keadaan baik-baik saja,
Sudah lama tidak bertatap, walaupun dengan pesan singkat kini sudah tidak pernah.
Saya rindu kamu, tuan. Rindu berbagi semua hal yang saya lewati di setiap harinya, rindu ceritamu yang bisa mengembalikan mood saya. Walaupun semua sudah berlalu, saya tau itu.
Sebenarnya dulu masih banyak hal-hal yang belum sempat saya ceritakan. Tapi, semesta berkata lain, kita kini hanyalah dua insan yang sudah tidak lagi saling sapa.

Kamu tau? Seberapa keras aku tidak ingin mengingatmu, bayang tentangmu semakin menghantuiku. Saat seolah aku sudah tidak lagi menyayangimu, perasaan itu semakin tumbuh dihatiku. Dan semakin aku mencoba tidak peduli dengan keadaanmu, rasa ingin tauku semakin besar.

Lantas, aku harus bagaimana?,

Kembali denganmu rasanya tidak mungkin, karna kamu telah bersama puan yang lain.

Bertahan dengan egoku bahwa suatu saat kamu kembali, juga tidak bisa.
Aku juga tidak bisa menyiksa hatiku dengan ambisi dan rasa kecewa berkali-kali.

Terlebih dengan manusia yang sama.

Oh iya, bagaimana hari-harimu? Apakah menyenangkan? Kuharap begitu. Kalau kamu ingin tau hari-hariku setelah hari kehilangan itu datang. Hanya ada sunyi dan sepi, tidak ada lagi tawa candamu, semuanya sudah hilang. Warna yang sebelumnya beragam, kini hanya ada abu dan hitam.

Jujur, waktu itu memang aku benar-benar hancur, rapuh dan patah. Hidupku waktu itu seperti buku yang telah kumuh, usang dan telah rusak. Namun, aku sadar bahwa hidup harus terus lanjut. Ga boleh menetap pada satu titik, terlebih satu titik itu menyebabkan pilu yang berkelanjutan. Maka dari itu aku mencoba bangkit, perlahan, sedikit demi sedikit, namun kini berhasil.

Walaupun melupakan masa lampau, tidak semua terhapus dalam memoriku. Tapi tentang mengikhlaskan, aku berusaha mencoba, walaupun dengan waktu yang lama. Semoga kamu selalu bahagia, ya. Aku ga pernah sedikitpun benci sama kamu karna perkara meninggalkan dan di tinggalkan, semua manusia bumi pasti mengalami. Jadi, ga ada hak untuk marah atau menyalahkan siapapun, itu sudah takdir semesta.

Aku menulis surat ini untuk merayakan hari penuh rindu, namun kini tidak ada lagi harap untuk menunggu kepulanganmu.

Surat ini ga akan sampai ke kamu, hanya aku simpan, enggak tau sampai kapan.



Salam rindu.


Di bumi, 14 juni 2019

-catatan pilu-

Catatan PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang