After Ending - Part 1

6K 569 32
                                    

Gue kira, kehidupan cinta Seungwoo dan gue udah bahagia. Tapi ternyata tidak.

Awalnya, cerita ini hanya tentang gue dan Seungwoo. Tapi sekarang tidak lagi. Sekarang, cerita ini adalah cerita tentang gue, Seungwoo, dan orang ketiga yang akan mempengaruhi hubungan kami.

Karena dia, asumsi hidup bahagia kami ternyata salah. Karenanya, dan kehadirannya ternyata bisa membuat kami lebih bahagia lagi. Bahkan lagi, dan lagi.

"Selamat, kalian akan menjadi orang tua."

Kata-kata itu seakan menghipnotis gue dan Seungwoo untuk tak bisa melakukan apapun. Semua seperti berjalan lebih lambat. Seungwoo meluk gue dengan seyumnya yang dihiasi air mata. Gue pun begitu.

Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar buat kami yang akhirnya bisa mendapat kesempatan buat menjadi orang tua. Dari semua cerita, masalah yang kami hadapi, akhirnya kami bisa menjalin hidup bahagia dan dipenuhi kasih sayang sebagaimana seharusnya. Dan hari ini, kami bahkan dilengkapi lagi dengan kebahagiaan sebesar ini.

"Usia kandungannya baru 6 minggu. Jadi berhati-hatilah dan jagalah pola hidup. Jangan melakukan kegiatan yang berat atau bahkan stress."

Gue mengangguk dan mencatat semuanya didalam otak gue.

"Ya bapak? Pastikan istrinya tidak stress apalagi membuatnya stress. Jangan.", kata si dokter menggoda Seungwoo.

Pas gue ngeliat ke arah Seungwoo, ternyata dia lagi megang kertas dan pena mencatat semua perkataan dokter.

"..tidak boleh stress...", gumamnya sambil menulis.

Dokter itu tertawa kecil melihat tingkah gemas suami gue ini. Ya tentu aja gue gemes sama dia sekarang. Mau peluk malah, tapi malu lah. Yakali.

"Terima kasih dokter!", gue dan Seungwoo mengucapkan terima kasih pada dokter kandungannya sebelum keluar ruangan.

Pas Seungwoo nutup pintu, gue langsung narik tangan si Seungwoo buat dipojokin bentar ehe.

"Kenapa sih kamu tuh imut bangettttt. Kan jadi makin cintaaaaa."

Gue nyubit dan nguyel-nguyel pipi Seungwoo. Si Seungwoo senyum, gak protes. Bahkan dia ngelingkerin tangannya di pinggang gue dan sedikit nunduk. Ngebiarin gue mainin pipinya sampe puas.

"Seungwoo, cium.", gue manyunin bibir gue tapi si Seungwoo gak cuma nyium bibir gue tapi hampir seluruh wajah gue yang ngebuat gue geli.

"Seungwoo geli ah! Hahahaha.", gue malingin wajah gue dari Seungwoo yang ngebuat dia berhenti. Abis gitu dia cuma natap gue dan meluk gue manja. Ga tau deh yang manja itu gue atau dia hehe.

Gemay banget sih. Gimana anak kita entar yaa? Hehe.

Drkkkk...

Pintu dibuka dari luar, dan ada seorang perempuan yang berdiri sambil bawa buah-buahan.

"Oh, maaf. Kayaknya saya salah kamar.", kata perempuan itu.

"Ibuk gak salah kamar kok! Dasar mereka aja main nyelonong masuk terus pacaran di kamar orang lain."

Iya, tadi gue main narik Seungwoo gitu aja buat masuk ke kamar terdekat. Bed nya ditutupin hordeng sih, jadinya gatau kalo ada orang.

"Hangyul! Jangan ngomong gitu."

Gue dan Seungwoo malu banget. Iyalah malu, yakali enggak. Gue dan Seungwoo terus-terusan minta maaf dan akhirnya bisa keluar dari sana.

"Kamu sih yang, ga bisa tahan lagi.", kata si Seungwoo nyalahin gue.

"Dih! Ambigu dengernya tau!", gue marahin dia tapi si doi cuma cengengesan.

"Seungwoo.", gue narik jaketnya Seungwoo.

CEO || HAN SEUNGWOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang