#Author_POV
Diperjalanan Kyra, tiba tiba saja terlintas masa kecil Kyra yang membuatnya harus pergi meninggalkan keluarganya.
*Flashback*
Seorang gadis kecil dengan perawakan sedih, termangu sendiri disebuah tangga sambil memperhatikan sebuah keluarga yang sedang berkumpul diruang keluarga dengan canda tawa yang di dengarnya. Yahh dia Kyra, Kyra kecil yang menyedihkan.
"Kyra" panggil seorang wanita belia yang dipanggil Kyra dengan sebutan 'bibi Roe'.
"Ah bibi Roe" seakan tahu apa yang Kyra rasakan, bibi Roe memeluk Kyra dan mengelus puncak kepalanya dengan sayang.
Kyra masih berumur dua belas tahun, tapi umurnya tidak sesuai dengan sifat dan sikapnya yang kelewat dewasa. Benar kata orang orang, 'suatu keadaan dapat merubah sifat'.
"Bibi tahu, kau adalah anak kuat" Kyra menatap bibi Roe dan tersenyum kepadanya.
"Bibi benar, aku adalah anak yang kuat bahkan tanpa pernah ada didikan dan nasehat orangtua ku. Tidak cuma itu kasih sayang mereka kepadaku pun tidak pernah mereka curahkan kepadaku, bi"
Bibi Roe menatap mata Kyra dalam seakan akan menyalurkan kasih sayangnya kepada Kyra.
"Bibi jika aku pergi dari rumah ini, bibi mau tidak tinggal denganku?, Kita akan mencari rumah bersama sama. Aku akan membantu bibi mencarikan rumah untuk kita berdua" Kyra kecil begitu antusias dengan perkataannya dan menatap bibi Roe, tapi sepertinya usul Kyra tidak disetujui bibi Roe. Lihat saja wajahnya yang seakan berubah.
"Kau akan tetap disini bersama sama dengan bibi, tanpa ada yang pergi"
"Bibi, untuk apa aku disini?. Orangtua ku saja tidak menginginkanku" bibi Roe terdiam begitu mendengar penjelasan Kyra.
Kyra melepas pelukannya dengan bibi Roe dan berlari menghampiri keluarga yang masih berkumpul itu.
"Ayah, ibu" panggil Kyra.
Begitu mendengar suara Kyra, mereka langsung terdiam dan melihat kearahnya.
"Ada apa?" Tanya Johan -sang Ayah-
dengan suara dingin dan bernada datar, bahkan Johan tidak memandang kearah Kyra."Bagaimana bisa kalian bercanda dan berkumpul disini tanpa memikirkan satu anggota keluarga kalian?" Tanya Kyra dengan suara mencekat menahan amarahnya yang selama ini dia simpan.
"Untuk apa kami memperdulikanmu?" Kali ini Santi -sang Ibu- yang menjawab pertanyaan Kyra dengan gaya angkuhnya.
"Tidakkah ada sedikit rasa sayang Ayah dan Ibu kepadaku?" Kyra menahan air matanya yang seperti nya sebentar lagi akan meledak.
"Tidak" jawab Johan dan Santi bersamaan.
"Jika tidak, kenapa kalian masih menahanku berada dirumah sialan ini?" Tanya Kyra dengan suara tinggi.
"Jaga ucapanmu sialan, dasar kau anak tidak tahu diuntung. Masih mending kau dilahirkan dengan selamat ke dunia ini. Seharusnya kau berterima kasih, karena kami masih menampungmu didalam rumah ini anak haram"
Jlebbbb!!!!
Seakan akan ada pisau yang menusuk ke jantung Kyra. Napas Kyra tercekat begitu mendengar perkataan dari Santi. Kyra terdiam dengan meresapi setiap kata yang dilontarkan Santi kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DIANA'S]Strong Hurt
RomanceKyra, gadis yang tidak seberuntung dengan para gadis lainnya. Kyra bahkan harus pergi dari rumahnya dengan usia yang seharusnya mendapatkan kasih sayang lebih dari orang tuanya. Ingin lebih tau tentang kisahnya? Ikuti!