Hari itu di rumah Dyn dan Elisa seperti biasa mereka bertiga berbagi informasi tentang negara ini. Elisa lebih banyak bercerita kepada Ashley, menceritakan kepampuan yang dimiliki seorang Elf Cahaya yang membuatnya sangat tertarik untuk tahu lebih jauh lagi.
Elisa pun mempraktekkan beberapa kemampuan nya dan mengajari Ashley melakukan hal tersebut. Elisa mulai menggerakkan jarinya perlahan ke suatu objek dan objek itu pun melayang. Ashley tampak takjub dengan hal yang masih awam baginya.
Ashley dengan rasa penasaran nya pun mencoba. Mengayunkan jarinya namun benda yang ingin digerakkan nya sama sekali tidak beranjak dari tempatnya barang sesenti. Ashley meningkatkan kefokusannya dan berhasil. Benda itu melayang meski tak lama. Memang harus butuh latihan yang rutin agar mendapatkan hasil yang sempurna.
Setelah latihan beberapa kali Dyn mengajak Ashley dan Elisa untuk berkeliling dengan kuda mereka. Tampaknya Ashley sangat senang melihat ia langsung bersemu merah. Dyn mengajak mereka berdua ke sebuah sungai di pedalaman hutan. Hijau dan sangat menyejukkan. Airnya jernih dan sangat segar, air terjun setinggi 5 meter pun semakin memperindah pemandangan itu.
Mereka duduk di bebatuan dan saling bercanda menghilangkan penat setelah seharian berlatih. Dyn pun tadi ikut melatih skill memanah nya di halaman belakang. Dan itu melelahkan ucapnya.
Mereka kembali saat melihat langit sudah mulai gelap.
Di perjalanan pulang mereka merasa diikuti oleh sesuatu. Entah itu benar mengikuti mereka atau hanya hewan yang lewat. Mereka tak melihat jelas karena hari sudah mulai gelap. Hanya kunang-kunang yang menerangi perjalanan mereka.
***
*Ashley POV*
Aku merasa ada yang sedang mengikuti kami. Aku memelankan langkah kaki ku berharap bisa mendengar suara itu lebih jelas. Tapi hening. Aku melanjutkan langkahku dan.. Gotcha! Aku menangkap sosok itu dibalik semak-semak. Kutarik ia keluar dan Ow! Ternyata itu adalah.. Elf? Sedang apa dia disini dan kenapa mengikuti kami?"Permisi tuan.. Apa yang anda lakukan dan kenapa mengikuti kami?"
"Aku hanya.. " terlihat bahwa ia gugup dari wajahnya itu.
Tapi.. Tunggu.. Aku seperti familiar dengannya. Oh! Benar tidak salah lagi, dia adalah Elf hutan yang kutemui waktu itu. Di lokasi karnaval(?) saat aku menemukan cincin nenek.
"Tuan Argus..?" tanyaku kalau kalau aku salah mengingat namanya.
"Ah kau masih mengingatku.. " ia terlihat tersipu saat aku menyebut namanya.
"Yah.. Tentu saja. Dan.. Apa kau bisa menjawab pertanyaan ku sebelumnya? Kenapa? Mengikuti kami?"
Dyn dan Elisa yang bingung akan situasi itu pun hanya diam dan melihat ke arah ku dan Argus bergantian. Seperti tak ingin merusak obrolan kami yang yah.. Kupikir itu sedikit wajar?
"Aku mendengar cerita tentangmu, kabar bahwa kau adalah keturunan Alberta yang akan membawa Elfuschx kembali ke kejayaan. Aku hanya ingin membantu.. Jika kau mengizinkan" ucapnya sambil membungkuk kan badan nya yang kecil itu.Aku melihat kearah Dyn dan Elisa secara bergantian dengan mimik wajah minta persetujuan.
"Apa kau yakin tak mempunyai niat jahat terhadap kami?" sinis Dyn.
"Bisa saja kau hanya memanfaatkan kami agar kau terlindungi dari Zakh" sambut Elisa.
"Oh tidak.. Tentu saja. Aku hanya ingin membantu jika kehadiranku tidak merepotkan kalian"
"Baiklah" balas Dyn kemudian yang akhirnya memberinya izin untuk bergabung di pasukan kami.
Argus memang tak macam-macam. Sepertinya ia Elf yang baik, tapi belum tentu juga. Dyn berpesan agar aku tidak terlalu percaya dan lebih berhati-hati.
*Author POV*
Ashley bersama Dyn dan Elisa mulai menyusun strategi untuk perang dibantu oleh beberapa makhluk lainnya. Mereka membentuk suatu pasukan perang yang akan melawan Zakh.
Kehadiran Argus juga lumayan mempermudah misi mereka. Dyn meminta Argus untuk mengumpulkan beberapa Elf hutan yang sekiranya bisa membantu dalam misi ini.
Semua orang sudah mendapatkan peranan nya masing-masing. Mereka mulai mempersiapkan barang dan bahan yang akan dibutuhkan selama perjalanan menuju kawasan terlarang. Yaitu tempat Zakh dan pasukannya berada.
***
Rupanya Zakh telah mengetahui bahwa Ashley keturunan dari Alberta. Ia merasa darahnya mendidih dan mengalir ke kepala nya mengetahui bahwa Ashley akan membunuhnya. Luapan emosinya membuat aura(asap atau apapun itu yang keluar dari tubuh)nya terlihat seperti iblis.
Mengetahui hal itu Zakh tidak tinggal diam. Ia mengumpulkan seluruh pasukan nya untuk menghadapi pertarungan. Pertarungan yang akan menentukan siapa yang akan mati dan siapa yang tetap hidup.
"Gadis itu.. Kurang Ajar!" bentaknya sambil menggebrak meja.
"Tak kan kubiarkan kau lolos semut kecil.." ucapnya dengan senyum sinis.
***
Esoknya, Ashley dan pasukannya memulai perjalanan nya, ia telah memandikan dan memberi makan kudanya agar tak kelaparan selama perjalanan mereka yang terbilang cukup jauh.
Nama kota terlarang itu adalah Equinox. Sedangkan dari Elfuschx ke Equinox memakan waktu kurang lebih 3 hari dua malam. Yang itu artinya mereka akan bermalam di perjalanan. Semua bekal dan keperluan telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
Demi mempersingkat waktu, Mereka berangkat pagi-pagi sekali. Saat matahari berada di atas kepala yang itu artinya adalah tengah hari, mereka beristirahat sejenak, duduk di bawah rindangnya pohon dan membuka makanan mereka untuk mengisi perut, agar tidak terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah mereka rasa cukup beristirahat. Mereka kembali melanjutkan perjalanan nya hingga sore lalu mencari tempat yang kira-kira aman untuk bermalam. Tentu saja hanya disekitar hutan.
Dyn dan beberapa orang lainnya mengumpulkan kayu bakar di hutan untuk dibuat api unggun. Agar dapat sedikit memberi kehangatan dan mencegah binatang buas mendekat.
Sementara Ashley sibuk mempersiapkan tempat tidurnya yang berupa sleeping bag. Tak lupa ia mengenakan mantel, kaus kaki, sarung tangan bulu dan lotion anti nyamuk. Padahal tidak perlu seribet itu hanya untuk satu malam saja.
Setelah api unggun dihidupkan, mereka mendekati api dan mulai memanggang beberapa makanan untuk camilan makan malam. Ashley yang masih bergelung di dalam slepping bag nya hanya menatap dari kejauhan, betapa hangatnya suasana ini pikirnya.
Dyn yang menyadari itu menghampiri Ashley.
"Hey! Tak ingin bergabung dengan kami?"
"Tidak terima kasih. Disini hangat"
"Oh ayolah kau harus makan, ingat perjalanan kita masih panjang jadi kau tak boleh sakit" terdengar ada tekanan di kau tak boleh sakit.
"Baiklah.. Aku ikut"
***
Setelah asik mengobrol dan menyantap camilan mereka memutuskan segera tidur karena ini sudah pukul 9. Dan mereka harus berangkat pagi sekali (lagi) besok.
Sebelum tidur Ashley sempat berbincang dengan Elisa membahas semua hal. Sebenarnya ini karena ia terlalu gugup menghadapi hari esok. Saat kantuk mulai menyerang akhirnya merekapun tertidur.***
Burung berkicau menandakan ini sudah pagi.
Ashley meregangkan otot-ototnya lalu berjalan ke arah sungai dan membasuh wajahnya. Segar sekali ucapnya. Terlihat yang lainnya masih tertidur pulas. Ashley berusaha membangunkan mereka saat tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu.
.
.
.
.
.
.
Elisa menghilang.***
Cindy Kim-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second World [END] ✔
FantasyAku terjebak di suatu tempat yang sama sekali asing Makhluk atau manusia atau apapun itu ia bersayap, ada juga yang sepertiku, normal, tapi disini, di dunia ini, mereka di asingkan, bagaikan ada kebencian dalam masing-masing diri Sempat ku berfikir...