Ashley Rupper.
Namanya agak asing .. tapi itu benar nama aslinya, ia biasa di panggil Alley oleh teman-teman di sekolah nya.
Gadis berusia 14 tahun itu bak model Victoria Secret, tinggi semampai dan sangat mempesona dengan rambutnya yang bergelombang kecoklatan.*Ashley POV*
Aku tak pernah menyangka aku ada disini.
Aku ingat aku baru saja menangis karena hal sepele malam itu. Seorang pria menawari untuk mengantarku pulang.
Mungkin agak berbahaya tapi kurasa akan berbahaya lagi jika sendirian. Aku pun menerima tawaran nya.Saat diperjalanan aku merasa ada sesuatu yang aneh, gelisah, entah bagaimana cara mengungkapkannya tapi aku merasa hal buruk akan terjadi.
Aku merasa kepala ku mulai sedikit pusing. Lalu aku pun tertidur.
***
*Author POV*
Kini Ashley berada di tempat yang sama sekali tak dikenalnya. Di sebuah tempat hiburan yang diisi oleh orang-orang berpakaian aneh, mungkin bisa diibaratkan seperti pesta karnaval atau semacamnya.
Siapa yang bisa menjawab semua pertanyaan yang muncul di kepala nya. Semua makhluk yang mungkin diluar nalar manusia normal berkumpul disini, manusia bersayap? Apakah dia malaikat? Kuda berkepala manusia? Apa dia Centaur yang ada di mitologi Yunani? Apakah ini nyata? Oh tidak. Mungkin ini hanya mimpi.
***
*Ashley POV*
Aku berjalan menyusuri kerumu-nan orang-orang aneh ini, ada perasaan takut bercampur penasaran mengusai hati ku. Aku memperhati-kan sekitar ku. Tapi entah kenapa aku merasa sangat familiar dengan tempat ini, apakah aku pernah kesini sebelumnya..?
"Tidak mungkin. Ini mustahil. Deja Vu?"
Lalu kulihat ada sesuatu yang menyilaukan mataku.. Aku mulai mendekati benda itu.. Benda itu berkilauan. Tertimbun diantara rerumputan. Semakin dekat aku semakin jelas melihatnya. Benar. Itu adalah sebuah cincin.
"Cincin?" Bagaimana cincin seindah ini bisa terdampar ditengah kumuh nya tanah? Sungguh sangat disayangkan. Aku akan menyimpannya (atau memakainya) "
"Indah sekali.. Shappire yang menghiasi nya sangat indah.. Dilapisi emas dengan bentuk yang unik sekali"
Lalu tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh sesuatu.. Tepatnya sebuah suara.. seperti ada sesuatu yang sedang mengawasiku.
"Si.. Siapa kau?!""Jangan takut Ashley. Aku tidak akan menyakitimu"
"Siapa yang berbicara. Bagaimana ia tahu namaku.. Hei kau, jika berani tunjukkan dirimu. Jangan hanya bicara dan bersembunyi "
"EhkEhm.. Permisi nona.. Dibawah sini.. Hei.. Hello"
"Ah.. Hello..? Kau siapa..?
"Perkenalkan.. Argus.. Argus.. Ehm.. Argus Elf Hutan." ucap pria kecil itu dengan malu sambil membungkuk hormat.
"Kenapa kau mengikuti ku.. Tuan Argus?" balas Ashley dengan sarkastis.
"Apa? Tidak.. Tidak.. Tentu saja tidak. Untuk apa mengikuti mu? Aku hanya.. Lewat? Hehe"
"Terserahlah. Tapi permisi tuan.. Boleh kah aku bertanya?"
"Bertanya? Tentu saja kenapa tidak? Silahkan nona"
"Begini.. Mungkin ini terdengar mustahil tapi aku berasal dari bumi dan tiba-tiba... "
"Ini bumi.." jawab Argus dengan tampang heran"
"Tidak maksudku.. Aku tertidur dan tiba-tiba aku disini.. "
"Apa kau punya penyakit sejenis.. Tidur sambil berjalan?"
"Ouhh tidak.."
***
*Author POV*
Ashley semakin bingung dengan keadaan disekitar nya, tidak seorangpun yang dikenalnya atau siapapun yang bisa membantunya menghadapi situasi tersebut.
Elf yang ditemuinya di hutan sepertinya tidak tahu apa-apa. Jadi Ashley pergi meninggalkannya dan berjalan terus ke dalam hutan sampai ia bertemu sebuah sungai kecil.
Ashley mengikuti kemana sungai itu mengalir sampai ia bertemu sebuah pondok kecil di pinggir sungai.
Pondok itu kosong.
Sama sekali tidak ada orang yang bisa ditanyainya tentang dunia ini. Rasa penasaran semakin mengusik hatinya.Ashley duduk di pinggir sungai. Ia memandangi cincin yang terpasang indah di jari manis nya, mengusap batu Shappire permata cincin tersebut lalu melihat bayangan dirinya di sungai.
"Andai aku bisa kembali ke dunia ku.. Aku merindukan ayah dan ibu ku" ucapnya.
Lalu ia pun tertidur.
***
Cindy Kim-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second World [END] ✔
FantasíaAku terjebak di suatu tempat yang sama sekali asing Makhluk atau manusia atau apapun itu ia bersayap, ada juga yang sepertiku, normal, tapi disini, di dunia ini, mereka di asingkan, bagaikan ada kebencian dalam masing-masing diri Sempat ku berfikir...