2.1

900 71 1
                                    

jadilah wise readers dengan selalu meninggalkan jejak berupa vote dan comment sebagai bentuk respect kepada author.

also, add this story to your library agar mendapatkan pop-up notifikasi saat update.

and..
enjoy your precious time, bb💚

♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis terus mematut dirinya di depan cermin. Bukan. Ia bukan sedang bersolek dengan memoleskan lipstick berwarna merah menyala yang kini tengah sedang digandrungi dan menjadi trend di kalangan artis Hollywood. Atau menorehkan compact powder Aqua Tofana di kulit wajahnya yang halus bak sutra.

Hei! Itu semua memang belum lazim untuk dilakukan oleh seorang gadis kecil sepertinya, kan?
Ya, gadis kecil. Karena gadis ini baru saja genap berusia lima tahun.

Saat ini Ia nampak intens menatap bayangan di hadapannya. Meneliti pantulan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Aku sangat cantik," ujarnya kemudian.

"Kim Hyerin! Sudah kubilang jutaan kali bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang mampu mengimbangi kecantikanmu, honey. Apa kamu mau cermin ini hidup lalu berbalik memukul kepalamu karena bosan mendengar kenarsisanmu itu, hm?" seorang pria yang usianya terpaut duapuluh dua tahun lebih tua dari si gadis kecil tiba-tiba saja menyeruak masuk ke kamarnya. Menciptakan gembungan lucu di pipi anak yang ternyata bernama Kim Hyerin.

"Om Jaehyun! Sudah kubilang jutaan kali juga jangan sembarangan masuk ke kamar orang lain tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Apa om mau suatu saat nanti ada yang menyambit kepala om Jaehyun dengan hairdryer karena tidak terima diperlakukan seperti ini, hm?" balasnya seraya berkacak pinggang, membuat adik dari ayahnya itu terkikik geli.

Untuk gadis kecil seusianya, kata-kata yang sering terlontar dari bibir mungilnya mungkin terkesan terlalu pedas. Jangan tanyakan dari gen siapa sifat jeleknya ini berasal. Seluruh penjuru dunia juga sudah tahu jawabannya.

Jaehyun memposisikan dirinya tepat di samping Hyerin, sedikit membungkuk untuk meraih bahu keponakannya tercinta ke dalam rangkulannya. "Kamu semakin manis saja kalau sedang marah, honey. Rasanya om ingin sekali menciummu. Tetapi mungkin aku akan langsung terserang diabetes setelah itu,"

"Tidak perlu repot-repot. Menurutku akan jauh lebih baik dan berguna jika om menyimpan ciuman itu untuk malam nanti. Bukankah begitu, tante Yura?" Hyerin menyeringai, menolehkan kepalanya untuk melihat reaksi seseorang yang sedari tadi mengamati aktifitas mereka dari ambang pintu.

eternity - suho, ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang