1.3

1K 96 9
                                    

jadilah wise readers dengan selalu meninggalkan jejak berupa vote dan comment sebagai bentuk respect kepada author.

also, add this story to your library agar mendapatkan pop-up notifikasi saat update.

and..
enjoy your precious time, bb💚

♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetes air mata jatuh membasahi pipiku. Rasa haru begitu kuat mencengkeram dada ini.

Detik itu juga, terlintas lagi bayangan Irene melesak ke dalam otakku. Kebaikannya, ketulusannya, suaranya dan senyumannya yang selalu terpampang manis.

 Kebaikannya, ketulusannya, suaranya dan senyumannya yang selalu terpampang manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangisku semakin tak kunjung terkontrol.

“Irene, bagaimana kabarmu?
Bagaimana keadaan kandunganmu? Sebentar lagi kamu akan melahirkan anak kita, kan?” gumamku terputus-putus seraya menghapus bulir-bulir air bening yang terus menganak sungai dari mataku.

Tiba-tiba saja rasa rindu pada Irene membuncah dengan sangat hebat. Aku ingin sekali bertemu dengannya, menatap wajah teduhnya.

Tanpa mengulur waktu, aku melajukan mobilku secepat angin menuju dimana Irene tengah berada.

Sebelum itu kusempatkan pula untuk singgah sejenak ke toko perlengkapan bayi dan membeli beberapa barang-barang yang akan kuhadiahkan untuk calon anak kami yang akan segera lahir. Aku rasa, Irene pasti akan sangat senang.

“Irene! Irene! Ire—”

“Mas Suho! Baru saja aku ingin mencarimu, kebetulan sekali Mas sudah datang terlebih dulu. Sudah kuhubungi berulang kali tapi mengapa terasa sangat sulit sekali?”

“Handphone Mas lowbatt. Jadi wajar jika sulit untuk dihubungi. Memangnya kenap―”

“Kita harus segera ke rumah sakit! Mbak Irene sudah menunggu Mas sejak tadi, sebentar lagi Mbak akan melahirkan!”

eternity - suho, ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang