3. Cafe Jingga

404 38 0
                                    

Aku berjalan memasuki Cafe. Cafe tempatku bertemu dengannya beberapa hari lalu. Cafe Jingga seperti sekarang ini langit sore hari yang memancarkan warna jingga. Indah sekali. Aku memesan cappocino latte dan memilih duduk di kursi pojok dekat jendela kaca yang memperlihatkan ciptakan Tuhan Maha indah. Menikmati kopi sambil menikmati pemandangan alam ini membuatku damai.

"Boleh duduk disini?" sebuah suara berat pria dewasa menginterupsi lamunanku. Segera aku memutar pandangan agar mengetahui siapakah dia. Mataku terbelalak sebentar atas keterkejutanku, tetapi tak lama aku bisa menguasainya.

"Silakan."

"Sudah lama disini?" Pertanyaan ringan namun membuat hatiku berat. Jantung seakan berdetak lebih cepat dari biasanya. Apakah aku perlu memeriksakan setelah ini? Astaga, setiap kali bertemu dengannya selalu begini. Bahkan sejak dulu masih duduk di Junior High school yang Kukira hanya cinta monyet jaman itu.

"Ba.. Baru saja." Dia melihat cangkir yang kupegang masih hampir utuh dan mengepul seraya menganggukkan kepalanya.

"Long time no see." aku mengerutkan kening mendengar penuturannya.

"Bukankah kita beberapa hari yang lalu bertemu?" seruku mengingatkannya. Mungkin dia amnesia. Huuft.

"Haha... Ya, betul. Tetapi sebelum itu kita lama sekali tidak berjumpa." tawa garingnya semakin memperlihatkan ketampanannya. Tak bisa diungkapkan bahwa salah satu keturunan dari Hermawan Wijaya ini adalah lelaki yang menawan serta mempunyai daya tarik tersendiri. Ya, pria didepanku sekarang ini adalah Jatmiko Putra Hermawan atau lebih akrab di dunia pembisnis sebagai Jatmiko Hermawan. Delapan tahun lebih kami tidak saling bersua. Sejak kelulusan Junior high school itu.

Aku menikmati pertemuan ini sambil melihat sepuasnya wajah tampan yang telah mencuri perhatianmu sejak dulu. Bahkan aku tak tahu apakah ada rasa yang sama untukku darinya? Tetapi tidak mungkin kalau aku yang mengutarakan itu terlebih dahulu. Hubungan kami semakin berlanjut lewat dunia maya dan juga pesan singkat.

Aku bersyukur mendapat kabar jika sekretaris sekaligus orang kepercayaan Pak Bagas akan segera masuk kerja kembali. Bisa kembali ke meja kubikelku yang nyaman walaupun kecil dan tentu saja senang bisa berkumpul dengan teman satu team.

"Bahagia banget, Kak. Tumben." seru Fani pada kakaknya itu. Mereka memang sering pergi bersama.

"Nggak boleh?" Miko masih mengulas senyum sambil menjalankan mobilnya.

"Ya, syukurlah jika bahagia. Antar ke butik Mama terus nanti Kakak tinggal saja. Setelah itu mereka hening dengan kesibukan masing-masing.

Kedua insan yang sedang dilanda asmara itu berinteraksi aktif melului pesan singkat. Hanya pesan remeh sebenarnya. Menanyakan kabar, sudah makan, sedang apa, pulang jam berapa dan sebagainya. Tetapi peran itu membuat mood kerja mereka naik berkali lipat.

"Dia mengingatkanku pada mu, dek." ucap lelaki itu sambil memandangi sebuah foto seorang gadis manis dalam bingkai coklat. Gadis berwajah ayu dengan rambut teruai dan lesung pipit dikedua pipinya. Mata yang selalu berbinar ketika dia tersenyum.

"Seandainya kamu bisa menemani ku lebih lama, pasti aku akan sangat bahagia." ingatannya kembali pada kejadian 6 tahun silam.

"Kamu harus bertahan sayang, apapun akan aku lakukan buat kesembuhanmu." kenangan air mata jatuh dipipi lelaki yang sedang memeluk tubuh ringkih seorang gadis.

"Sudahlah, Kak. Ikhlaskan aku pergi, ya. Biayanya sangat mahal jika harus melanjutkan pengobatan ini. Sedangkan uang tabungan sudah habis." senyum itu selalu keluar dibibir pucat gadis itu. Ia bersyukur masih mempunyai kakak yang menyayanginya.

Dua minggu kemudian sang adik menghembuskan nafas terakhirnya. Dia pergi untuk selama-lamanya. Sakit yang dideritanya sudah sembuh total.

"Bahagilah disana, sayang. Kakak akan memperjuangkan hak mu." setelah mencium foto itu lalu ia menyimpannya kembali kedalam laci meja kerjanya. Ningrum Astuti, saudara kandung satu-satunya itu sudah bahagia di surga.

☕☕☕

Vote Dan komennya.

Terimakasih

Salam Afni






Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang