03

15K 751 83
                                    



"Mungkin aku harus bertanya tentang menambah jam shift."

"Huh?"

"Tapi sayang, nanti mama marah kalo kamu nambah jam shift. Kamu gak mungkin mengabaikan pelajaran sekolah kan?"

"Kamu lagi butuh uang? Aku bisa—"

"B-bukan! Ini bukan tentang uang tambahan Jaehyunie.."

Taeyong meremas pakaiannya gugup. Jika ia tak mengambil jam tambahan, itu artinya ia akan berada dirumah berdua dengan Taehyung. Karena mamanya harus pergi bekerja. Dan Taeyong tak ingin hanya berdua dengan tua bangka itu.

Jaehyun yang melihatnya mengangkat alis bingung. Sebelum menatap kekasihnya penuh selidik. "Sesuatu terjadi dengan ayahmu?"

Taeyong hanya menundukkan kepalanya tanpa berniat membalas. Membuat Jaehyun menghela nafas mengerti.



"I'm home!"

"Oh? Kau sudah pulang Tae—

"Yong.."

"Senang bertemu dengan anda. Perkenalkan saya Jung Jaehyun. Saya bekerja di tempat yang sama dimana Taeyong bekerja."

"Oh? Jadi kamu teman Taeyong. Senang bertemu denganmu. Saya ayah Taeyong."

"Ayo Jaehyunie, kita ke kamarku~"

Taehyung bisa melihat bagaimana senangnya Taeyong saat menggandeng tangan Jaehyun menuju kamarnya.

"Dia terlihat seperti orang baik."

Jaehyun melihat sekeliling kamar Taeyong. Kemudian matanya jatuh pada tempat sampahnya. Alisnya berkerut ketika melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya.

"Bisakah kau mengatakan padaku ada apa sebenarnya antara kau dan ayahmu?"

Jaehyun berjalan mendekat ke tempat sampah Taeyong. Sebelum kemudian mengangkat benda yang sedari tadi mencuri perhatiannya. "Ada celana dalammu di tempat sampah sayang."

Taeyong yang melihatnya dengan cepat mengambil celana dalamnya dari tangan Jaehyun. "A-aku membuangnya karena dia sudah usang dan melar." Cicit Taeyong dengan wajah memerah.

"Hm?"

Taeyong ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi ia tidak bisa mengatakannya pada Jaehyun tentang betapa brengseknya ayah tirinya.

Tidak ketika ibunya sangat bahagia setelah pernikahannya. Bagaimana ia selalu tersenyum dengan wajah bercahaya saat menatap wajah ayah tirinya.

Jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan menyelidik. "Aku hanya merasa sedikit canggung karena tiba-tiba harus tinggal dengan seseorang yang tidak aku tahu dan harus memanggilnya 'Daddy'." Ucap Taeyong gugup.

Jaehyun menatap kekasihnya intens sebelum mulai memeluknya erat. "Tidak usah cemas. Ada aku sekarang."

"Um.."

"J-jaehyuniehh.."

Jaehyun mengulum telinga Taeyong. Menjilat hingga meniup telinganya hingga Taeyong kegelian. Taeyong lantas menolehkan kepalanya ke arah Jaehyun dan memagut bibir tebal milik kekasihnya. Mereka berciuman dengan panas. Tangan Jaehyun juga tak tinggal diam. Mulai melucuti pakaian Taeyong.

Tanpa mereka sadari, Taehyung tengah berdiri mengintip kegiatan mereka. Matanya melotot nafsu saat melihat tubuh telanjang milik Taeyong. Lelaki paruh baya itu menyeringai saat mulai mengeluarkan kameranya dan merekam kegiatan anaknya.

"Ahh.. J-jaehyunie jangan sekarang. Ada orang uhh—"

Taeyong dengan wajah memerah bersandar pada dada bidang kekasihnya. Ia sibuk melumat bibir tebal kekasihnya demi melampiaskan rasa nikmatnya, ketika kekasihnya dengan gemas mencubit kedua puting susunya.

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang