04

14.7K 736 70
                                    


Taehyung menumpukan tubuhnya pada didinding dibelakangnya. Nafas lelaki paruh baya itu terengah menikmati sisa-sisa pelepasannya. Taehyung kemudian berdecak kesal ketika menyadari bahwa sedari tadi kejantanannya tak kunjung lemas.

"Hahh.."

Sialan anak tirinya dengan lubangnya yang terlihat begitu ketat! Taehyung sangat tidak sabar untuk segera menikmatinya.

Sementara itu dikamar, Taeyong berusaha memejamkan matanya. Ia mencoba tidur untuk mengalihkan pikiran otaknya dari kelakuan ayah tirinya.

Taeyong tidak percaya bahwa Taehyung melihatnya bercinta dengan Jaehyun hingga mengadukannya pada ibunya! Ia tak menyangka mempunyai ayah tiri yang sangat mesum sepertinya. Bukankah Taehyung pernah muda? Seharusnya ia mengerti!

Pikirannya terus melayang, Taehyung melihatnya di sebelah mana? Mengapa ia dan Jaehyun tidak menyadarinya?

Lamunannya mendadak buyar saat ia mendengar langkah kaki menuju ke arah kamarnya. Taeyong lantas meremas selimutnya gusar.  Ia meneguk ludahnya kasar karena tahu itu adalah Taehyung. Ibunya sedang bekerja, siapa lagi dirumah ini selain ia dan tua bangka mesum itu?

Lalu ia mendengar Taehyung mencoba membuka knop pintunya. Taeyong semakin ketakutan hingga bersembunyi dibalik selimut dan memejamkan matanya meski ia tahu itu sia-sia.

Namun sepertinya dewi fortuna sedang berada di pihaknya. Karena Taeyong mendengar pintu depan terbuka, dan ibunya meneriakkan bahwa ia telah pulang. Taeyong lantas menghembuskan nafas yang sedari tadi tanpa sadar ia tahan.

Taehyung segera menutup pintu kamar milik Taeyong saat suara Lisa menyapa indra pendengarannya. Ia lantas berbalik dan menemukan Lisa dengan pakaian kantornya tengah tersenyum padanya.

"Hei sayang.. maaf aku pulang terlambat. Beberapa pelangganku mengajak makan malam sebentar."

"Oh ya, kau belum tidur?"

"Hm.. aku menunggumu pulang, sayang."

Lisa kemudian berjalan menuju Taehyung yang tengah berdiri didepan pintu kamar Taeyong. Ia sedikit berlari kecil hingga menyebabkan kakinya tersandung sepatu tingginya. Untungnya, Taehyung sangat tanggap karena lelaki itu langsung menangkapnya.

"Tak perlu berlari seperti itu sayang. Aku ada didepanmu." Bisik Taehyung dengan suara beratnya. Yah, malam ini ia tidak bisa menikmati lubang anaknya. Setidaknya masih ada istrinya yang siap sedia.

"M-maaf.. aku hanya terlalu merindukanmu." Balas Lisa dengan nada lelah. Wanita itu kemudian mengerutkan keningnya saat merasakan sesuatu yang keras menusuk pantatnya.

Lisa mengerjapkan matanya dan melirik Taehyung dari balik bahunya. "Kau tegang?"

"Yah.. aku juga merindukanmu sayangku.." Tanpa basa-basi Taehyung langsung membuka kasar pakaian yang dikenakan istrinya. Ia menyusu dan memberikan remasan kuat pada payudara Lisa.

"Ahh.."

"Nghh T-taehyung.."

Tangan Taehyung bergerak cepat turun ke area bawah Lisa. Ia mengusap tonjolan kecil milik istrinya sebelum memasukkan jarinya.

"Nghh sayang.. aku sudah tidak tahan."

Taehyung kemudian memposisikan kejantanannya sebelum memasukkannya. Ia langsung menggerakkan pinggulnya tanpa menunggu Lisa terbiasa dengan miliknya.

Taehyung sudah sangat tegang saat melihat video porno milik Taeyong dan ia membutuhkan lubang hangat untuk memuaskan hasratnya.

Lisa menumpukan tubuhnya pada pintu milik anaknya. Tubuhnya sedikit menungging agar memudahkan Taehyung menggempurnya semakin cepat. Ia mendesah semakin keras ketika Taehyung mulai bergerak secara brutal.

Lisa dan Taehyung terus mendesah dengan keras tanpa peduli dimana mereka melakukannya. Membuat Taeyong yang berada didalam kamar mengerang frustasi karena dirinya juga mulai terangsang.

"Uhh.. kenapa mereka tidak melakukannya dikamar saja?!"




-o-





"Taeyong, ingat pesan mama? Kamu harus keluar dari pekerjaanmu. Sekarang. Mulai sekarang mama akan memberikan kamu uang lebih, sehingga kamu tidak perlu kembali bekerja lagi." Ucap Lisa seraya memijat pelipisnya. Ia merasa sedikit pusing akibat kurang tidur semalam.

Taeyong yang mendengar penuturan ibunya semakin memakan makanannya dengan cepat sebelum menganggukan kepalanya. Entah mengapa air matanya tiba-tiba ingin mengalir keluar.

Suara langkah kaki menggema dibelakangnya. Lalu muncul sosok Taehyung dengan nafas terengah serta keringat membasahi dahinya.

"Sayang.. kenapa tidak membangunkanku? Kau tau sekarang aku terlambat." Taehyung mencoba menetralkan nafasnya sebelum duduk disamping Lisa.

"Maafkan aku Taehyung, aku pikir kau terlalu lelah akibat semalam. Jadi aku tak membangunkanmu." Balas Lisa dengan pipi bersemu merah.

"Ma, Dad.. Taeyong berangkat dulu."

"Ah ya, hati-hati sayang."

Taeyong berjalan pelan ke arah cafe tempat ia bekerja.

"Taeyong!"

Taeyong lantas menghentikkan langkahnya. Lelaki mungil itu menolehkan kepalanya dan menemukan Jaehyun tengah berlari ke arahnya.

"Apa yang terjadi? Bukankah kau harus bekerja hari ini?"

"J-jaehyun?"

Taeyong menggigit bibir bawahnya sebelum menarik lengan kekasihnya untuk mengikutinya.

"Ha? Kau berhenti? Tapi kenapa?"

"Eung.." Taeyong menundukkan kepalanya. Ia bingung harus menjawab bagaimana.

"M-mama mengetahui apa yang kita lakukan kemarin di kamarku. Dia mengatakan padaku bahwa kita harus berpisah dan aku harus menjauhimu. Lalu aku juga dipaksa berhenti dari cafe." Ucap Taeyong dengan mata berkaca-kaca. Ia lalu melanjutkan, "Aku tidak mengerti apa yang salah denganku. Apakah aneh ketika aku memiliki pacar diusia remajaku? Hingga mama menyuruhku untuk memutuskanmu. Aku tidak mengerti mengapa mama harus membandingkan kehidupanku dengannya. Sekalipun kita sama karena aku mempunyai rahim sepertinya. Jadi mungkin itu alasan mengapa ia sangat khawatir padaku."

"Jadi—"

"Jadi kau ingin putus dan menjauh dariku?" Potong Jaehyun dengan nada kecewa.

"Jae—"

"Tidak Jaehyun dengarkan aku dulu sampai selesai!" Taeyong mencekal lengan Jaehyun agar lelaki tampan itu tidak pergi.

"Kau berkata ingin putus dan berpisah denganku dan tidak mengatakan kepadaku apa alasanmu memutuskanku." Jaehyun menghela nafas sebelum berbalik menatap Taeyong dengan tatapan nanar. Lelaki tampan itu mendorong tubuh mungil mantan kekasihnya lalu mendekatkan wajahnya hingga tak ada jarak diantara mereka.

Jaehyun bingung akan bagaimana jadinya ia ketika harus berpisah dengan Taeyong. Ia terlalu mencintai lelaki mungil itu hingga tidak melihatnya barang sedetik saja membuat nafasnya terasa sesak.

"Dan sekarang kau disini berniat untuk berhenti bekerja di cafe. Apakah ada alasan lain mengapa kau harus berhenti bekerja?"

Jaehyun sangat tergoda untuk memberikan lumatan ganas pada bibir Taeyong ketika sang empu menggigit bibir bawahnya terus menerus.

Bahkan disaat sedang bingung seperti ini, wajah lelaki itu masih saja cantik. Bagaimana bisa Jaehyun rela melepaskannya?

Jaehyun lalu menenggelamkan hidungnya pada perpotongan leher Taeyong sebelum mengisapnya kuat.

"Ibumu menyuruhmu berpisah denganku, hanya karena—
















Dia berpikir aku mungkin akan melakukan sesuatu yang ayahmu dulu lakukan pada ibumu kan? Apakah aku terlihat sebrengsek itu dimatamu, Taeyong?"














TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang