Pandangan Pertama

2.7K 146 9
                                    

'Kring! Kring! Kring!'

Jam weker berbentuk kepala Mickey Mouse berbunyi membuat sang empu yang tertidur pulas terusik namun tak kunjung membuka matanya. Sekitar lima menit lamanya berbunyi baru gadis ini membuka matanya. Ia meraih jam wekernya lalu mematikannya dengan mata yang belum terbuka sempurna. Matanya membulat ketika melihat jam wekernya yang menunjukkan pukul 06.10

"Ya ampunn... Kok jam segini sihh perasaan gue stel jam 05.45 deh!" Ia meletakkan jam wekernya di ranjangnya dengan asal. Ia segera bergegas mengambil handuk yang digantung di ambang pintu kemudian masuk ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia keluar dengan pakaian sekolahnya, putih abu-abu. Semalam ia sudah menyiapkan pakaiannya di kamar mandi jadi pagi ini tidak repot repot mencari pakaiannya lagi.

Ia mengucir rambutnya di depan meja rias. Setelah selesai, dengan terburu buru ia menggendong tas ranselnya yang berada di meja belajarnya.

"(Namakamu) cepetan nanti telat!" Ujar Anis, ibunda (Namakamu). Ia memberikan roti tawar berselai coklat yang dilipat menjadi segitiga kepada anaknya.

"Iya ma" (Namakamu) duduk di meja makan dengan tas yang digendong di punggungnya sambil memakan roti tersebut. Setelah selesai ia meneguk susu coklat yang sudah disiapkan juga sampai tidak tersisa.

"Aku berangkat dulu ma!" Pamit (Namakamu) sambil menyalim tangan Anis.

"Hati-hati"

"Iya"

(Namakamu) melangkah keluar rumah. Ia mengambil sepatu sekolahnya yang berwarna hitam dan bertali putih.

"Yahhh kok ada kotorannya sih! Aduhh!" Gerutunya kesal ketika mendapati kotoran yang menempel di ujung sepatunya. Dengan terpaksa ia mengambil sepatu sneakernya yang berwarna abu-abu. Berharap nanti tidak ada yang memperhatikannya.

Ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya menunjukkan pukul 06.35. Ia harus berjalan beberapa meter untuk mencari angkutan umum. Karena rumahnya berada di perkomplekan yang tidak dilalui angkutan umum.

(Namakamu) berlari hingga kini tepat sebuah angkutan yang baru saja akan melewatinya membuatnya lega. Ia tidak harus menunggu beberapa menit untuk mencari angkutan.

"Pak!" (Namakamu) melambaikan tangan kanannya bermaksud menghentikan angkut. Setelah menyebutkan tujuannya ia segera menaikinya. Ia harap tidak terlambat hari ini.

(Namakamu) Anletta adalah nama lengkapnya. Gadis berlesung pipit ini siswa pindahan dari Surabaya sebulan yang lalu. Dikarenakan neneknya yang tinggal sendiri di rumah yang berada di Jakarta ini sedang sakit maka Anis sebagai anaknya memutuskan untuk tinggal bersama ibunya. Ia hanya pindah bersama ibunya. Ayahnya tetap bekerja di Surabaya. Hal itu membuatnya terkadang rindu dengan ayahnya yang hanya pulang beberapa bulan sekali.

"Depan pak!" (Namakamu) meminggirkan angkut tersebut. Ia turun lalu membayarnya dengan junlah uang yang pas.

Ia bernafas lega karena pintu gerbang sekolah belum di tutup namun ia tetap berlari di karenakan beberapa siswa lainnya juga melakukan hal yang sama akibat Pak Udin -penjaga gerbang sekolah- kini mulai menutup pintunya.

(Namakamu) tersenyum ketika berhasil masuk. Namun langkahnya terhenti ketika ada yang memanggilnya.

"Eh eh kamu!!" (Namakamu) menoleh. Ia melirik sekitarnya, tidak ada orang yang berjalan bersamanya.

"Saya Bu?"

"Iya sini kamu!" (Namakamu) menghampiri guru yang berada di dekat gerbang yang akan mengurusi siswa lain yang terlambat.

"Ini kenapa sepatunya abu abu, kamu tau kan peraturannya?" Tanya guru bername tag 'Virra'.

"Iya bu saya tau, tapi sepatu saya kotor tadi"

Sincerity (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang