Sepupu?

1K 81 10
                                    

Sudah seminggu ini (Namakamu) benar benar melakukan apa yang Iqbaal pinta, dan sepertinya sudah berhasil. Bahkan kini mata (Namakamu) terasa panas melihat pemadangan di depannya. Tampak Iqbaal dan Lia sedang mojok berdua di kantin yang sudah sepi. Diliriknya jam tangan yang sudah lebih dari dua jam setelah pulang sekolah. Dirinya baru saja pulang karena ada tugas kelompok dan kini ke kantin berniat untuk membeli mineral karena airnya sudah habis dan ia butuh minum.
Ia sempat menatap Iqbaal yang menatap ke arahnya saat ia melewatinya. Ia segera meninggalkan kantin setelah membelinya. Terekam jelas senyum Iqbaal pada gadis itu belum pernah ia dapatkan terasa sangat manis dan tulus diberikan. Ah sial. Ia kembali ke parkiran untuk pulang bersama Karel. Saat ke parkiran karel bersiap menyalakan motornya.

Iqbaal dan lia menuju parkiran juga, sepertimya Iqbaal mengantarkan Lia pulang. Saat melewati keduanya Iqbaal menampikkan cengiran pada (Namakamu) yang sulit diartikan, seakan berkata 'Berhasil nih gue!'.

"(Nam) buru naik!" ujar Karel mengagetkan (Namakamu).

"Eh, iya iya" (Namakamu) segera menaiki motornya. Kemudian pulang ke rumah.

Tanpa aba aba di tengah jalan (Namakamu) memeluk Karel.

"Eh" Karel tersentak. Saat lampu merah menyala. Tangan Karel mengelus lembut tangan (Namakamu) yang melingkar di pinggangnya.

"Jangan sedih! Gue ada disini" ujar Karel yang semoga (Namakamu) mendengarnya. Lampu hijau kembali menyala dan Karel melajukan kembali motornya.

"Makasih ya Rel" ucap (Namakamu) ketika sampai dan turun dari motor Karel.

"Iya, lo istirahat, jangan pikir macem macem" Karel mengacak rambut (Namakamu) pelan membuatnya tersenyum.

"Iya"

Kemudian motor Karel melaju hingga hilang di telan tikungan. (Namakamu) masuk ke rumahnya dengan langkah berat.

"(Nam) siap siap yaa bakal ada tamu nanti makan malem"

"Siapa ma?"

"Ada aja, sepupu kamu, katanya sih satu sekolah sama kamu"

"Hmm" (Namakamu) sudah tidak berniat memikirkan dan kepo soal siapa tamunya ia sangat badmood sekarang. Ia menghempaskan dironya ke ranjang.

"Gimana cara move on yaa?" ucapnya.

***

(Namakamu) sudah bersiap siap dan kini hanya tinggal menyambut tamunya.

Suara mobil memasuki perkarangan rumah.

"Nah itu dia" ucap mama dengan sumigrah.

Semua keluar dari mobil dan kini menuju pintu. (Namakamu) mengernyit dalam saat melihat pria yang ia kenal ini.

"Loh Bio?"

"Eh (Namakamu)" Bio terkekeh.

"Dunia itu sempit" ujar Bio.

"Oh udah kenal kalian" ucap Panji, ayah Bio.

"Om" (Namakamu) menyalim kedua orang tua Bio. Sudah seperti ajang penjodohan saja, untungnya sepupu.

"Tante"

"Udah besar yaa kamu" ujar Sarah, bunda Bio.

"Dulu mama kamu suka banget gemdong Bio waktu bayi, tapi gak lama kami pindah, ini baru ketemu lagi" jelasnya (Namakamu) hanya mengangguk paham.

"Ya udah yuk ngobrol di dalem, makan dulu ya" ajak nenek (Namakamu).

"Ah iya iya"

Bersambung..

Eh sumpah pendek banget..

Maaf yaa ngegantung gini.. Dan sampai jamuran😂

Please Vote Commentnya dong💕

Thankyou

Salam,
Meliyana

Sincerity (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang