Patah Lagi

1.2K 95 7
                                    

Pagi ini (Namakamu) datang ke sekolah tidak sepagi kemarin, namun ia tidak terlambat. Ia masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya.

Perasaanya tidak enak dengan kelas ini. Ada yang berbeda sepertinya.

"Masa kelas ini ada pencurinya" Gumam salah satu siswa. (Namakamu) terkejut mendengarnya.

"Gak usah di denger (Nam)" Ujar Ajil yang duduk disebelahnya.

"Udah nyuri gak ngaku lagi!"

"Mana ada pencuri ngaku? Penuh dong penjara!"

Hati (Namakamu) benar benar memanas. Ia menahan kesalnya sendiri. Ia harap pendengarannya mendadak rusak. Agar hatinya tidak teriris mendengar cibiran itu.

"Sabar yaa, anggap angin aja" Ucap karel menoleh ke belakang. (Namakamu) tersenyum tipis. Caitlin dan Bella sepertinya marah kepadanya, dan menyebarkan gosip gak benar.

"Masih juga dibelain!" Ucap Caitlin sedikit lantang.

(Namakamu) memejamkan matanya, meremas jarinya sendiri. (Namakamu) terkejut ketika Karel berdiri dari duduknya.

"Heh! Kalian kalau punya mulur disaring! Jangan ngomong kalau gatau apa apa! Selagi gak ada bukti jangan ngejudge orang gini!" Ucap Karel dengan menahan emosinya. (Namakamu) terpelongo melihatnya. Karel, dia membelanya.

"Apaan sih lo Rel" Gumam Alif. Pria inj juga sepertinya sedikit terhasut oleh Caitlin yang notabenenya sahabat pria paling dekatnya.

"Ciee Karel belain (Namakamu)" Goda Caitlin.

"Gue bukan ngebela (Namakamu), gue membela kebenaran!"

"Rel udah" Ucap (Namakamu) mmebuat Karel menoleh ke belakang.

"Iya lah pacarnya makanya di belain!" Ucap bella sinis.

Ajil hanya diam memperhatikan (Namakamu) yang sepertinya menahan tangisnya.

(Namakamu) bernafas lega ketika bell masuk berbunyi. Tak lama guru pun masuk ke kelas.

***

Setelah jam istirahat (Namakamu) meninggalkan kelas begitu saja. Ia ke kelas iqbaal, bukan, bukan mencari pria itu. Melainkan Tissa dan Nadya.

"Muka lo kenapa gitu?" Tanya Tissa menghampiri (Namakamu) yang berdiri di depan pintu kelas.

"Nanti gue cerita, kantin yuk!"

"Nad, kantin?" Tanya Tissa pada Nadya yang duduk di bangkunya.

"Bentar" Nadya membereskan barang barangnya yang berserakkan di atas meja kemudian menghampirinya.

"Yuk"

Sesampainya, mereka memesan makanan kemudian duduk di meja kantin.

"Lo kenapa? Mukanya kusut gitu?" Tanya Nadya.

"Gue cerita nih, gue dituduh temen sekelas gue nyuri hpnya Bella" Ucapnya lemah.

"Kok bisa??!!" Tanya keduanya terkejut.

"Gatau, tiba tiba hpnya udah ada di tas gue, dan pada percaya gue ambil, lagian ngapain gue nyolong hp orang, gak bermanfaat!"

"Pasti ada yang kerjain lo deh!" Ucap Tissa ikut kesal. (Namakamu) tak percaya bahwa kedua temannya ini percaya padanya. Bahkan teman sekelasnya sendiri yang tidak percaya.

"Thanks kalian udah percaya"

"Ya gak mungkin lah lo curi, muka lo anak baik baik!" Sergah Nadya.

"Udah lo sabar aja, ntar juga ketahuan siapa pelakunya!" Tissa mengibaskan tangannya.

"Haii!! Kita duduk sini yaa!" Ucap seseorang membuat ketiganya yang sedang makan mendongak.

(Namakamu) hampir tersedak saat melihat Iqbaal yang kini duduk di sebelahnya. Pria ini sangat menyebalkan. Kemarin sudah memghancurkan hati (Namakamu) dan kini muncul di hadapan (Namakamu) lagi seolah tidak terjadi apa apa.

"Eh kita belum bilang iya udah duduk aja!" Protes Tissa.

"Yehhh gak mungkin lah gak diiyain, emang tempat ini punya emak lo!" Ucap Bio.

Tissa berdecak kesal. Sementara anak cowok lainnya terkekeh.

Sebenarnya beberapa minggu lalu (Namakamu) dan Iqbaal sudah saling menanyakan pribadi masing masing dari mulai tanggal lahir hingga lainnya. (Namakamu) pikir, Iqbaal membuka hati untuknya, nyatanya tidak seindah itu. Iqbaal telah merusak harapan (Namakamu).

"(Nam) pulang sekolah tunggu gue di kantin yaa" Ucap Iqbaal dengan santai.

(Namakamu) merasa jantungnya kumat kembali. Sial. Ia tidak boleh terbawa perasaan. Iqbaal memang punya banyak cara untuk menghancurkan hatinya.

"Iya" Jawabnya singkat.

'Baal gue gamau sampai gue menjauh lo mendekat, dan di saat gue mendekat lo menjauh, gak gue pasti gr gue gamau baper ahhh tapi gue baperan anjir!!!' Teriak (Namakamu) dalam hati.

Setelah selesai makan (Namakamu) bukannya kembali ke kelasnya ia malah nyasar ke kelas IPA. Dan setelah bell masuk berbunyibia baru berlari menuju kelasnya ketika guru sudah masuk. Ia hanya menghindari cibiran di kelas yang membuat hatinya panas.

Setelah pulang sekolah seperti yang Iqbaal minta, ia dengan bodohnya menunggu di kantin. Tak lama Iqbaal datang sendiri bukan dengan teman temannya.

"Kenapa?" Tanya (Namakamu) ketika Iqbaal sudah duduk di hadapannya.

"Gue boleh minta bantuan lo gak?" Tanya Iqbaal dengan tatapan berbinar membuat (Namakamu) penasaran.

"Apa?"

"Tolong deketin Lia dong, adik kelas lo, anak IPS"

"Hah? Ngapain?"

"Gue suka sama dia" benar saja Iqbaal memang punya segala cara untuk mematahkan hati (Namakamu) kembali. Ia terdiam, dadanya terasa sesak. Ia lupa cara bernafas.

"Yaa pleaseeee" Ucap Iqbaal dengan cengirannya. Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu) membuatnya terkejut. Ia menatap tangannya sendiri. Ini pertama kalinya ia disentuh tangan Iqbaal. Jantungnya semakin berdetak kencang. Tangan Iqbaal terasa lembut. Namun seiring itu hati (Namakamu) perih mendengarnya. Ia tersadar dan segera menarik tangan.

"Kenapa gue? Kenapa gak langsung lo deketin aja?" tanya (Namakamu) berusaha menenangkan dirinya.

"Yahh gak ahh, gengsi gue, kan lo sama sama cewek mungkin bisa berteman" Ingin rasanya Iqbaal dikutuk menjadi serpihan pasir disini.

"Tolong (Nam) pleasee" sebenarnya Iqbaal laki laki macam apa. Entah terbuat dari apa hatinya. Apa Iqbaal tidak memikirkan perasaan (Namakamu) sekarang. (Namakamu) ingin marah namun tidak sanggup.

(Namakamu) memang kenal siapa Lia. Tapi mereka tidak pernah berbicara sebelumnya.

"Hmmm"

"Ayolah (Nam), lo kan baikkk"

"Iya.."

"Apaan?"

"Iya gue bantu" Entah bodoh atau bagaimana. (Namakamu) menerimanya membuat Iqbaal loncat kegirangan. Yang orang katakan jika dia bahagia aku juga bahagia mungkin itu sulit terjadi dan hanya omong kosong. Nyata hati tidak sekuat itu. Iqbaal meraih tasnya. Senyumnya tidak hilang.

"Thanks (Nam)" Ucapnya mengacak acak rambut (Namakamu) kemudian pergi begitu saja. (Namakamu) menelan salivanya sendiri. Ia memegang dadanya. Degupannya terasa sekali.

'Baal kalau gue bisa sedeket ini sama lo karena lo punya maksud tertentu ke gue, mending gak usah baal, gue gak bakal bisa move on!'

Bersambung...

Haiii..
Gue next karna lagi niat dan ada ide wkwkwk

Pleaseeee vote commentnya dongggg
Please supportnya ges😂💕🙏 thankyou

Kalau mau gue next tiap hari 😂 komennya harus 5+ yaa wkwkw

Sincerity (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang