xi. Song Hyeongjun: Achieve the power to beat yourself (a)

178 31 6
                                    

HATI YANG tidak tenang adalah hal pertama yang menyapa diriku pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HATI YANG tidak tenang adalah hal pertama yang menyapa diriku pagi ini. Aku tak tahu bagaimana caranya menjelaskan perasaan ini secara rinci, hanya saja dada kiriku seakan ditahan oleh dinding tak kasatmata, lalu ditenggelamkan, dan tak tahu cara mengapung, selamanya terperangkap di sana. Perutku melilit tidak nyaman; seakan ususku, lambung, pankreas, dan berbagai organ dalam diaduk-aduk menjadi satu.

Dan aku tahu apa penyebab diriku menjadi seperti ini; Minkyu-sunbaenim hanya membaca pesanku. Tidak dibalas. Oke, sekarang pikiranku benar-benar menjadi. Apakah ia masih marah padaku? Bagaimana jikalau nanti ia berbicara tentang masalah ini dalam sudut pandang yang menyudutkanku? Bagaimana jikalau ia mulai membenciku? Bagaimana jikalau aku tidak dimaafkan olehnya? Apakah aku harus keluar dari band saja biar tak canggung dengannya? Apakah aku harus minta maaf lagi? Tapi, hei, aku telah minta maaf kemarin dan hanya berakhir didiamkan. Apa yang harus kulakukan?

Aku semakin panik setelah melihat bus yang biasa datang. Apa yang harus kulakukan sebegitu melihatnya? Aku tidak tahu. Aku ingin kabur saja. Song Hyeongjun, bangkit dari tempat dudukmu. Kau tidak boleh melarikan diri. Sudah jelasnya kau yang salah, dan kau hendak lari? Betapa pengecutnya dirimu!

Berani. Jadilah lebih berani. Walau keberanian itu hanya secuil dari rasa bersalah yang menghantui, tak apa. Jangan lagi melarikan diri. Melangkahlah, selangkah lebih maju. Selangkah saja tak apa, daripada berhenti di tempat dan tak bergerak lagi. Selangkah yang terlihat rapuh, bisa jadi sebenarnya menyimpan begitu banyak kekuatan. Jadi, ayolah melangkah!

Kutemukan keberanian agar tidak melarikan diri. Pintu bus terbuka, aku pun masuk. Netraku berkeliling mencari seseorang, ya Minkyu-sunbaenim. Dan meminta maaf sekali lagi. Namun, tidak ada.

Aku tak menemukannya.

Rasanya hampa sekali. Dan anehnya, ini juga melegakan.

.

.

.

Tantangan kedua dimulai pada jam istirahat. Aku melihat Minkyu-sunbaenim bersama dengan Ryujin-sunbaenim dan Jeongin-sunbaenim mereka duduk di kafetaria. Ryujin-sunbaenim melihat ke arahku, melambaikan tangan.

"Oi, Hyeongjun-ah, ayo makan bersama!"

"Oke!"

Hendaknya aku ke sana, Minkyu-sunbaenim malah pergi. Sekilas aku mendengarkan alasannya; "Aku pergi dulu, perutku sakit." Ia menggigit sedotan kotak susu cokelat dan ia tak terlihat seperti seseorang yang sakit perut--walaupun ia memegang perutnya, palsu sekali. Aku duduk di kursi yang ditinggalkan Minkyu-sunbaenim. Aku benar-benar tidak ingin berpikir macam-macam. Namun hal ini terus menerus melintas di benakku.

Jangan-jangan, Minkyu-sunbaenim menghindariku. Jikalau seperti itu, apa yang harus kulakukan?

.

Flutter of Cherry Blossom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang