xx. Kim Minkyu: A place kids are still hanging out (c)

146 26 10
                                    

KATA GAWAT adalah satu-satunya sinyal yang memekak otakku sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KATA GAWAT adalah satu-satunya sinyal yang memekak otakku sekarang. Felix-sunbae berciuman dengan Jeongin. Sebenarnya ini tak apa selama tiada Hyeongjun. Nah, inilah masalahnya. Kini, Hyeongjun berada di sampingku, ia tampak terkejut dengan kejadian yang sedang berlangsung di depan matanya (bukan berarti aku tidak terkejut, hanya saja aku yakin rasa terkejutku pasti kalah dari Hyeongjun). Buru-buru aku menarik tangannya, bersikaplah seakan tiada hal yang terjadi Kim Minkyu.

"Hyeongjun-ah, ayo balik ke rumah Ryujin." Berpura-puralah Kim Minkyu, kau jago akan hal itu bukan? Hatiku mencelos tatkala mendapatkan raut Hyeongjun, terbalut oleh sakit, sendu, serta hampa. Hei jangan berwajah seperti itu, aku jadi tak enak hati. Aku menariknya, kami berlari menuju rumah Ryujin yang letaknya tak jauh dari taman.

Setelah berada di rumah Ryujin, Hyeongjun hanya duduk diam menatapi langit-langit kayu di ruang tamu. Sedangkan Yejin-sunbae membantu Ryujin menyiapkan keik. Aku tidak ingin mengganggu tetapi, sekarang sedang berada dikondisi yang di mana mewajibkan diriku tuk mengganggunya. Aku menuju dapur, melihat dirinya sedang gembira bersama Yejin-sunbae (duh, netra memercikkan sejumlah bintang kecil).

"Ryujin-ah," panggilku singkat.

Dia menoleh, lalu menggerakkan bibirnya: Ku-mo-hon-ja-ngan-gang-gu. Yejin-sunbae menatapku bertanya-tanya.

"Ryujin, pergi saja dulu. Kayaknya itu hal penting," ujar Yejin-sunbae yang membuat Ryujin mengerucutkan bibir. Ryujin mengikuti ujarannya, kini dia berdiri di depanku.

"Apa?" ujarnya setengah hati.

Aku berbisik di telinganya. "Hyeongjun suka sama Jeongin."

"Aku tahu." Dia mengangguk.

"Dan Hyeongjun lihat Jeongin ciuman dengan Felix-sunbae."

Satu.

Dua.

Tiga.

"HAH?!" Ryujin berteriak, membuat Yejin-sunbae berjengit--piring yang dia pegang, hampir terjatuh.

"Shh!" Aku menaruh telunjuk di depan mulutku, meminta Ryujin diam. Aku berbalik, menoleh ke arah Hyeongjun, ia masih bergeming. Ryujin menyuruhku menunduk dengan cara menarik bajuku. Mendekat pada telingaku.

"Dia gimana?" Ryujin berbisik. Deru napasnya sedikit menggelitikku. Aku mengajak Ryujin tuk melihat ke ruang tamu. Hyeongjun masih melamun dengan posisi yang sama.

"Kayak begitu terus dari tadi." Kami kembali ke dapur, setelah menyaksikan adegan tadi--duh, perasaan ini mirip tatkala hari di mana Jeongin bengong seharian, ah ... bukan hanya Jeongin saja, Ryujin pun pernah. Diam-diam aku bertanya apakah semua orang yang jatuh cinta pasti mengalami hal seperti ini. Agak merepotkan ya.

"Menurutku, lebih baik dibiarin saja," adalah jawaban Ryujin setelah beberapa detik keheningan berjalan. "Soalnya kalau tentang perasaan, kita engga bisa ngapa-ngapain."

Flutter of Cherry Blossom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang