7

2.7K 290 8
                                    

"Apa kau sudah melupakannya?" Pertanyaan Singto ini tentu membuat Krist diam membeku.

Untuk beberapa saat, Krist memilih diam tidak menjawab, "Apa semudah itu untuk melupakan sesuatu seperti ini Krist?" Sekali lagi Singto bertanya, membuat Krist menatap lekat Singto yang tampak rapuh dihadapannya.

Mata Singto menunjukkan jika sang pemilik terluka dengan kalimat yang baru saja diucapkannya sendiri.

"Sepertinya begitu ya...." Singto tersenyum, namun tidak dapat menyembunyikan wajah yang tersakiti.

"Eum, sebaiknya aku pergi Krist, ini sudah larut. Selamat istirahat, maaf mengganggu waktumu..." Singto bangun dari duduknya, meninggalkan dapur dimana Krist masih terdiam.

"Dengan begini, kau akan memikirkanku Krist..." batin Singto saat meninggalkan dapur.

"Apa yang kau harapkan dariku Phi?" Krist masih didalam pikirannya, sebenarnya apa tujuan Singto membicarakan itu malam ini.
.
.

Sudah dua hari sejak Singto mendatangi apartemen Krist, dan dua hari ini Krist udah memulai syutingnya disela-sela jam kantornya yang juga padat. Ia bersyukur memiliki Nammon, sahabat sekaligus sekertaris yang sangat pengertian padanya. Krist malam ini tengah melakukan pengambilan gambar untuk adegan ditepi pantai. Krist tau tempat ini, dari tempat ia berdiri tidak terlalu jauh untuk ke rumah Singto. Ini membuat ia ingat, jika sudah dua hari ini ia tidak bertemu Singto ataupun mendengar kabar darinya.

Jika sebelumnya Singto mendatangi Krist, menyeret Krist untuk mengikutinya, menemui Krist dengan segala alasannya, tapi dua hari ini kehidupan Krist sudah kembali tenang. Tidak ada yang tiba-tiba mendatanginya, tidak ada yang tiba-tiba menyeretnya, tidak ada yang mengusiknya, tidak ada notifikasi berisik di ponselnya.

"Dua hari kau sering mengecek ponselmu. Apa kau menunggu panggilan dari seseorang?" Tanya Nammon saat Krist baru saja meletakkan ponselnya.

"Barusan adalah syuting terakhir untuk malam ini bukan?" Tanya Krist pada Nammon, ia hanya mengangguk untuk menjawabnya.

"Bisakah kau mengantarku sebentar?" Tanya Krist lagi membuat Nammon mengerutkan keningnya.

"Malam-malam begini mau kemana Krist? Bagaimana jika besok pagi saja? Besok pagi kan masih kosong, sekalian liburan Krist, lelah jika terus bekerja..." Keluh Nammon, tapi Krist tidak menerima penolakan. Jadi, dengan inisiatif nya sendiri, ia meraih kunci mobil Nammon yang tergeletak di atas nakas. 

"Jika nanti malam aku tidak kembali, maka aku akan kembali besok siang." Ujar Krist sembari berlari keluar kamar.

Mereka tengah melakukan syuting disebuah rumah di tepi pantai, jadi Krist dan kru yang lain tinggal di rumah tersebut untuk malam ini.

Krist mengendarai mobil menuju rumah yang sudah dua kali ia datangi. Dan dua kali itu pula, Krist hanya mengikuti kemana Singto yang mengajak, bukan inisiatif nya sendiri seperti malam ini.

Tok! Tok! Tok! Krist mengetuk pintu rumah dengan daun pintu berwarna putih ini.

Beberapa kali ketukan hingga seorang pemuda membuka pintunya, Krist tau pemilik rumah ini. Dan pemuda yang baru saja muncul, bukanlah pemiliknya.

"Siapa kau?" Tanya Krist kepada pemuda di hadapannya membuat pemuda di hadapannya mengerutkan keningnya.

"Seharusnya saya yang bertanya, apa yang dilakukan seorang artis terkenal bertamu malam-malam seperti ini?" Pertanyaan dari pemuda ini membuat Krist ingin menepuk keningnya sendiri. Seharunya Krist bertanya kemana pemilik rumah ini, bukan siapa lelaki dihadapannya ini.

Only Phi-Nong? Seriously? (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang