(1) First He Help Me

61 6 30
                                    

Ini tentang prasa dan rasa yang sangat amat menyakitkan.
Dunia yang tak pernah adil
Akan adanya aku disini
 

       Mengapa tak sekalian patahkan Lalu jatuhkan saja hati ini.
Agar hilang di dunia dan tak merasakan   setiap serpihan kayu kecil yang di patahkan lalu ditaburkan dan dibuang sedikit sedikit
  Disetiap harinya...

.....

   Matahari belum muncul sepenuhnya, Dengan suasana sangat sejuk dipagi hari, Embun pagi yang tentu siapapun itu pasti terasa sangatlah tentram dan sangat sejuk.

Kini aku telah berangkat kesekolah menaiki sepeda yang mungkin agak kuno namun sangatlah nyaman jika bunda yang membawa nya,

seperti biasa jika aku berangkat sekolah,  bunda sudah sangatlah siap mengantar ku ditemani dengan sepeda kuno warna biru dipadukan dengan keranjang kecil yang terpasang didepan bagian sepeda...

Didunia sekarang ini aku hanyalah mempunyai bunda.  Ayahku pergi meninggalkan bunda dan aku,  Entah kemana ia pergi yang pasti ia lari dari tanggung jawab nya sebagai kepala keluarga yang sangat lah mempunyai peran penting dalam keluarga..

dirumah kecil yang sangat lah sederhana, hanya ada aku dan bunda yang menempati nya.  rumah sepeninggalan dari Almarhum dan Almarhumah kakek dan nenek ku.  rumah kecil yang mempunyai sejuta kasih sayang dan kenangan yang tak akan pernah ku lupakan sekali pun.

" rain,  disekolah kamu udah ada yang jualan donat belum? " tanya bunda yang sedang memboncengi ku

" Oh kaya nya belum deh bun. tapi rain gatau juga si,  coba nanti rain cek yah bun"

" oke rain,  jangan lupa cek ya..  bunda mau cari nafkah di sekolah kamu "

" bunda mau jualan?  wah asik dong,  biar aku aja bun yang jualin,  bunda duduk manis aja di rumah sambil membuat donat nya dan biar aku aja yang menyalurkan dan menjual nya bun"

" iya sayang"

15 Menit perjalanan dari rumah ku ke sekolah akhirnya terbayar sudah.  Kini bunda sudah sampai mengantar ku untuk mencari ilmu di sekolah.

bunda menuruni ku tepat di depan gerbang sekolah ku dan dipadukan dengan senyuman cantik nya bunda kepada ku

" Bunda aku masuk dulu ya, bunda hati hati di jalan,  jangan ngebut naik sepeda nya.  awas jangan sampe nabrak kucing lho bun hehehe"  kataku penuh dengan candaan sambil salim dan pamit kepada bunda

" iya raina bawel.  yauda sana masuk ke dalam,  awas jangan bandel yah.  nanti bunda sedih lho "

" ah bunda lebay heheh"

" hehe,  yauda sana masuk yah"

" oke bun...  byee"

bunda sudah kembali mengayuh sepeda nya dengan kaki putihnya dan menuju kembali pulang

..

Dijalan menuju kelas, tiba tiba ada segerombolan laki laki membawa air jeruk dan menghampiri ku dengan wajah sangat mengancam..

Cold Boy And Puitis GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang