🍁 P A R T 2 🍁

1.8K 47 0
                                    

Kini suasana kelas Acha pun riuh dikarenakan bel istirahat telah berbunyi dua menit yang lalu. Banyak siswa-siswi yang berlalu lalang di depan pintu kelasnya menuju kantin untuk mengisi perutnya. Begitupun dengan Acha, Ashila, dan Risa.

"Eh Cha, Shil btw lo udah ngerjain tugas dari Bu Rani?" yang ditanya pun saling melempar tatapan bingung.

"Whaattt!!" Acha pun membungkam mulut Ashila yang kini membuatnya malu karena menjadi pusat perhatian adik kelas maupun kakak kelasnya.

"Ih jangan keras-keras ngomongnya!" ucap Risa menahan malu.

"Emangnya Bu Rani kasih tugas apa?" Tanya Ashila to the point.

"Kita disuruh ngerangkum materi bab satu sampai bab tiga,"

Bu Rani memang terkenal sebagai guru terkiller dibandingkan guru-guru yang lainnya, selain sebagai guru Ipa ia juga bisa menjadi guru konseling dadakan jika Bu Laras tidak masuk.

"Hah?! Gila aja kita disuruh ngerangkum tiga bab sekaligus emangnya dia kira kita itu robot apa yang gak punya rasa capek," keluh Ashila sambil ngedumel tak terima.

"Woi cha, kok malah diem si? Kita itu harus protes sama Bu Rani emangnya lo mau ngerjain tuh tugas sampai tangan lo keriting kaya mie instan, kan gak lucu!" Ashila pun menatap Acha bingung, ada apa sebenarnya dengan Acha?

"Lebay lo baru tiga bab aja udah ngeluh," ledek Acha dengan senyum yang dipaksakan.

"Tau lo shil, gitu aja udah ngeluh gimana nanti liat si David gandeng cewek lain?!" Risa pun memanas-manasi Ashila, karena ia tahu bahwa Ashila menyukai David sang kapten basket itu.

"Doanya kok jelek banget si Ris," rajuk Ashila sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hahahaha," mereka pun tertawa puas melihat tingkah laku Ashila yang sedang cemburu.

"Awas ya kalian," ancam Ashila menatap Acha dan Risa bergantian.

_o0o_

Kringgg!!!

Bel masuk pun berbunyi menandakan bahwa istirahat telah selesai dan pelajaran akan segera dimulai kembali.

Kini suasana kelas Acha sangat menegangkan karena Bu Rani lah yang akan mengisi mata pelajaran kali ini setelah istirahat telah selesai.

"Shil udah belum?" Tanya Acha pada Ashila yang sedang menyalin tugasnya.

"Dikit lagi cha, bentaran," ucapnya tetap fokus menyalin tugas Acha.

"Ck! Semalem ngapain aja lo sampai gak ngerjain tugas dari Bu Rani hah?!" Acha pun menggeleng heran melihat tingkah Ashila.

"Gue semalem tuh nonton Drakor, stalker Instagram Joongkok, chattingan sama  bebeb David, ngasih makan kucing gue, gangguin Abang gue main game, bantuin Pak Tono bersihin kolam ikan, cuci piring, nganterin nyokap aris-," belum selesai berbicara Acha pun segera memotong pembicaraan Ashila, bisa-bisa Ashila tak selesai-selesai menyalin tugasnya nanti.

"Bodo shil," kini Risa yang berbicara yang sedari tadi terdiam di samping Acha.

"Kok David mau si kenalan sama lo shil? Lo pake pelet apaan?" Tanya Acha menahan tawanya.

"Enak aja gue gak pake kaya gituan kali, lah lo berdua apa kabar? Masih betah jones?" Kini berbalik Ashila yang menertawakan mereka yang masih menyandang status jomlo.

"Gue yakin suatu saat pasti jodoh gue dateng kok," ucap Risa yakin.

"Selamat siang anak-anak," sapa Bu Rani begitu memasuki kelas.

"Pagi Bu," jawab murid-murid MIPA 2 kompak.

"Fatur sini kamu masuk!" Para murid pun mengikuti arah pandang Bu Rani yang tertuju pada sosok pria yang sedang berdiri di depan kelas Acha.

"Sekarang kamu saya hukum untuk mengerjakan tugas saya, dan kamu boleh duduk di samping hmm," Bu Rani menggantung ucapannya namun sesekali melirik semua murid.

"Oh ya kamu duduk di samping Acha," perintah Bu Rani membuat Acha terkejut, ia pun menelan salivanya dengan susah payah.

Tetapi Acha tak bisa membantah, ia tahu resikonya jika membantah perintah Bu Rani guru itu terlihat kilerrr berkali-kali lipat jika sudah mengeluarkan amarahnya terhadap seseorang yang sudah membuat kesalahan entah itu kesalahan kecil maupun kesalahan besar tetap saja bagi Bu Rani itu sebagai sebuah kesalahan.

Semakin lama seseorang itu semakin mendekat kearah meja Acha. Acha hanya berdiam tidak bisa berbuat apa-apa.

Seseorang itu menatap Acha sekilas lalu beralih pada buku yang sedang ia pegang. Acha ingin sekali bertanya kepada seseorang yang disampingnya ini sebenarnya apa yang terjadi sehingga ia harus dihukum. Tapi ia mengurungkan niatnya itu, ia tak mau terkena omelan Bu Rani jika ketahuan mengobrol saat Bu Rani sedang menerangkan itu sama saja cari mati namanya.

"Boleh gue pinjam pulpen lo? Gue lupa bawa soalnya," ucap pria tersebut sambil tersenyum tipis.

"Boleh kok," jawab Acha sambil mengeluarkan sebuah pulpen dari tempat pensilnya.

"Makasih," ucapnya sambil menerima pulpen tersebut dari tangan Acha.

"Iya sama-sama," jawab Acha.

09 November 2019

Jangan kasih jejak kawan-kawan:')
Typo? Maapkeun:v

Instagram : @its.epa_

AchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang