Bel pulang sekolah telah berbunyi menandakan semua murid diperbolehkan untuk pulang. Acha, Ashila dan Risa pun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah menunggu jemputan mereka datang.
"Kok bisa ya kak Fatur dihukum sama Bu Rani?" Ashila mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan jari telunjuknya tampak berfikir.
"Gue heran sama Bu Rani masa bisa-bisanya cogan kayak kak Fatur kena hukuman," pekik Risa mengerutkan keningnya heran.
"Kayaknya gara-gara dia gak ngerjain tugas dari Bu Rani deh," sambung Acha.
Ashila dan Risa hanya ber-oh ria menanggapi ucapan Acha barusan.
Tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna hitam pun berhenti dihadapan mereka. Dan ternyata itu jemputan Risa.
"Cha, Shil gue duluan ya," Risa melambaikan tangannya sambil memasuki mobil sedan tersebut.
Acha dan Ashila pun juga membalas lambaian tangan Risa. Lama-kelamaan mobil sedan itu semakin menjauh dan tidak terlihat lagi.
"Coba aja David yang nganter gue pulang, pasti gue happy banget," tukas Ashila tersenyum simpul.
"Halu aja kerjaan lo," cibir Acha.
"Tau aja kalo gue suka lagu halu," ucap Ashila cengengesan.
"Pantes," Acha menggantung ucapannya sambil menahan tawanya.
"Pantes apa Cha?" Tanya Ashila penasaran.
"Pantes suka ngehayal mulu," Tawa Acha pun pecah.
"Hujat aja terus," jawab Ashila dengan raut wajahnya yang dibuat-buat jutek.
"Ehmm!" Sontak keduanya pun menoleh kesamping kanan Acha.
Keduanya pun terkejut saat melihat seseorang yang tadi ia lihat dikelas kini menghampiri mereka.
Fatur mengangkat tangan kanannya seraya memberikan pulpen yang ia pinjam ke pemiliknya.
"Makasih ya," ucap Fatur tersenyum tipis.
"Iya kak sama-sama," jawabnya mengambil pulpen tersebut dari tangan Fatur.
"Nama lo siapa?" Tanya Fatur menatap manik mata Acha.
"Acha Catriana, panggil aja Acha," Fatur pun mengganguk pelan.
"Yaudah kalo gitu gue duluan," pamit Fatur lalu melangkah pergi menuju parkiran sekolah.
"Ciee yang sebentar lagi dapet gebetan baru," goda Ashila kepada Acha.
"Ish apaan si lo," tukas Acha tak terima.
_o0o_
Kini Acha sudah sampai dihalaman rumahnya, ketika ingin masuk Acha memicingkan matanya melihat tumpukan koper yang ditata rapih untuk dimasukan ke garasi mobil.
"Acha kamu udah pulang?" Tanya Ezra membuyarkan lamunan Acha.
"Eh ayah ngagetin Acha aja," jawab Acha tak membalas pertanyaan Ezra.
"Kamu pasti bingung ya?" Ucap Shena yang baru saja keluar dari dalam.
"Jadi Ayah sama Bunda berangkat ke Bandungnya hari ini sayang, soalnya perusahaan Ayah disana sangat darurat dan tidak bisa digantikan oleh karyawan," jelas Ezra menatap putrinya sendu.
"Iya Acha ngerti kok yah, kalau gitu Ayah sama Bunda hati-hati di jalan yah," ucap Acha memaksakan untuk tersenyum.
"Acha kamu beneran gak apa-apa kita tinggal?" Tanya Shena menarik tangan Acha pelan untuk memeluknya.
"Iya Bun Acha gak apa-apa, Acha juga bukan anak kecil lagi," Acha meyakinkan kedua orangtuanya untuk tidak khawatir kepada dirinya.
"Ya sudah, jaga diri kamu baik-baik sayang," ucap Ezra mencium kening Acha dan begitu juga dengan Shena.
Ezra dan Shena memasuki mobilnya untuk segera berangkat ke Bandung, Acha hanya melihat keduanya yang semakin lama semakin menjauh.
"Nak Acha kenapa masih berdiri disitu, ayo masuk," ucap Bi Nani asisten dirumahnya.
Acha pun masuk ke dalam rumahnya, ia menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Berniat untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Setelah lima belas menit selesai untuk membersihkan dirinya, Acha kini duduk di ujung ranjangnya mengaktifkan handphonenya yang sedari tadi ia matikan daya.
Baru saja menyala handphone Acha bergetar menandakan bahwa ada pesan yang masuk.
Ashila
Cha gue kerumah lo ya, gue bingung ngerjain tugas dari Pak Leo hehe gak apa-apa kan?
Acha
Iya lo kesini aja
Ashila
Oke, otw.
Acha tak membalas pesan terakhir dari Ashila. Lalu ia beranjak dari ranjangnya menuju balkon kamarnya.
'seandainya lo masih disini, pasti gue gak merasa kesepian sekarang, gue kangen sama lo, mengapa disetiap pertemuan selalu ada perpisahan?'. Batin Acha.
09 November 2019
Jangan lupa kasih jejak kawan-kawan:')
Maaf part-nya cuma sedikit hehe:(Instagram : @its.epa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha
Teen FictionAcha : "Untuk apa aku memperjuangkan hati yang sama sekali tidak menginginkanku." Fatur : "Kenapa lo pergi disaat gue merasa hidup gue hampir sempurna?" Ashila : "Karena berpura-pura bersikap biasa saja itu sakit."