Assalamualaikum!
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah bagus atau perlu dikoreksi?
Dan jangan lupa like & vote ya?
vote : " Iya, setuju" untuk setuju diberikan visualisasi tokohnya ataupun tidak mau, setuju l. inti yang tidak mau diberikan visualisasi tokohnya.(Kembali ke cerita)
Ternyata, firasat ku benar. Pasukan berziarah hitam itu datang ke desaku dan memporak-porandakan seisi desa hingga hancur tak tersisa.
Saat melihat pemandangan itu dengan mata kepalaku sendiri, sontak pikiranku kacau sekali, Satu hal yang terlintas di otakku, yaitu "Apa dan kenapa?".
Tanpa berfikir panjang, Aku langsung berlari dengan kencangnya, hingga tak tau kemana arah dan tujuanku. Hanya ada satu kata lagi yang terlintas dalam larian ku, yaitu cari dan mencari dimana keluarga ku sekarang berada.
Saat sampai di Rumah. Kondisi rumah yang hancur pun tak mampu membuat jernih pikiranku yang kalut ini, hingga kayu bakar yang ku bawa ku lempar tiada arti lagi.
Saat itu karna kondisi desa dan rumah sudah hancur parah, maka aku putuskan untuk mencari mereka di hutan.
"Ayah, ibu, adik dimana kalian?" Itulah sepenggal ucapanku terus berulang-ulang disetiap perjalanan mencari mereka diiringi dengan tanganku tiada henti.
Namun, alangkah terkejutnya ditengah hutan ada pasukan berzirah itu ada lagi dan sialnya mereka mengetahui keberadaan ku.
"Sial, kenapa mereka ada disini? Alamak, mereka melihatku juga? Bagaimana ini?" Ucapku saat melihat pasukan itu di depan mataku.
Alhasil aku berlari dengan kencangnya menghindari kejaran mereka. Namun, nyatanya sebaliknya mereka pun terus mengejarku.
"Sial, kenapa mereka masih mengejarku! Ya tuhan, bagaimana ini?" Ucapku sambil berlarian.
Hingga akhirnya, aku tersandung sesuatu? Entah itu dahan atau apa? Dan akhirnya aku terjatuh tersungkur di suatu tempat, entah apa itu, aku tak tahu?
Hingga aku tak berdaya dan mataku terasa kabur dan badanku rasanya lemas, hingga aku pun jatuh pingsan.****
Saat terbangun, aku rupanya tidak ada di hutan, melainkan di suatu kamar. "Sekarang aku ada dimana?" Ucapku yang terlintas di pikiran ku ini."Aw, sakit sekali, Dimana ini? Ucapku terucap kala pertama kali aku menggerakkan tubuhku.
"Dimana kacamata ku?" Aku coba mencari kacamataku dimana letaknya? ( O.. iya, sampai lupa! Aku memang dari kecil pakai kacamata, karna kata Ayah & Ibu aku sudah pakai kacamata dari umur 3 tahun)
"Syukurlah, tidak patah?".Sambil aku menggenakan kacamata tersebut Dan mengelus dadaku.
Dan syukur lah ada di atas meja di samping ranjangku ini, dan kacamataku tak pecah atau patah.Lalu, saat ku pakai dan melihat sekeliling tempat ini, aku lihat, rupanya banyak sekali foto- foto maupun poster tertempel di dinding, gambar nya pun entah aku tak paham sama sekali, serta ada sebuah foto kecil berbingkai di samping meja ku.
"Poster apa ini? Mengapa, kok aku tidak tau ya, seperti baru pertama kali melihatnya?" Ucap ku sambil menggaruk pelipisku.
Kulihat juga ada foto satu keluarga disana, namun entah itu keluarga atau bukan pun aku tak tau?
"Lalu, ini foto siapa?" Ucap ku.
Saat aku coba berfikir dan mengamati foto tersebut, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu dengan cepat, aku kembalikan foto tersebut di tempat nya tadi, dan datang seorang lelaki tua berjenggot putih datang menghampiri ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legendary of Anventia : The Beginning (revising edition)
FantasyAssalamualaikum! Ini adalah cerita pertamaku di sini, sekaligus aku juga masih sangat awam di bidang tulis-menulis (wattpad). Oleh karena itu, saya minta bimbingan serta bantuannya kepada kakak-kakak semua dan jika ada kurang selebihnya, aku minta...