Assalamualaikum!
Bagaimana, hari ini? Sehat?Ayo, vote! Gimana ? Apakah sudah atau belum?
Tulis saja di kolom komentar,
"Iya, setuju" jika setuju diberikan visualisasi tokoh, dan jikalau "Tidak mau, setuju" jikalau tidak mau diberikan visualisasi tokoh.monggo di voting ya? 💖💖💖🙏🙏🙏
Lanjut ke cerita ya! 🙏
Saat aku terbangun lagi, rupanya orang-orang masih mengelilingiku.
"Paman, mengapa semua orang masih berasa disini?" Tanyaku seraya terheran melingkar semua ini.
"Tenang saja, Sam! Mereka hanya menunggumu hingga kamu tersadar."
"Bagaimana badanmu sekarang? Apakah sudah enakan? Kalau belum, nanti biar aku dan Nia antar kamu sampai di rumah?" Tanyanya seraya berusaha mengangkat pundakku agar bisa dalam posisi duduk."Sudah agak mendingan kok! Sekarang aku mau mencoba berdiri sendiri, paman?" Jawabku seraya,mencoba berdiri.
"Aduh.... " Itulah kata yang terucap dari mulutku, saat aku hampir saja jatuh ke tanah, karna kaki ku yang masih lemas dan beruntunglah aku masih dipegangi kedua bahuku oleh paman.
"Sudahlah, jangan dipaksa! Biar nanti, paman dan Nia yang antar pulang?" Jawaban paman atas melihat kondisiku yang belum memungkinkan untuk pulang.
"Baiklah, paman. Sam mengerti!" Ucapku sambil menganggukan kepalaku.
"Paman, bisa antar aku pulang sekarang?" Tanyaku ke paman, melihat kondisi semakin menjelang siang.
"Baiklah, biar paman dan Nia antar kamu pulang? Namun, sebelum kamu pulang, kamu terima hadiah dari kami semua?". Jawabnya seraya menunjukkan semua hadiahnya.
Jujur aku binggung, memang hadiah seperti apa?
Dan saat hadiahnya datang, ada 3 bungkusan kain berada di depanku, yaitu ada bungkusan berwarna hitam. Dan setelah di buka, ternyata isinya adalah pakaian, buah-buahan, hingga sejumlah uang.
Namun dengan tegas, aku menolak semua pemberian tersebut, seraya berkata.
"Terimakasih, atas semua kebaikan warga pasar untukku. Namun jujur dalem hati dan tanpa mengurangi rasa hormat ku, dengan tegas saya menolak pemberian ini!."
" Alasannya adalah jujur saya merasa tidak pantas menerimanya, terlebih lebih baik hadiah ini dimanfaatkan untuk keperluan warga pasar ini? Terlebih banyak kios yang rusak parah akibat pertarungan ku?
sekali lagi, saya melakukannya dengan ikhlas dan tanpa ada sedikitpun pamrih!""Mohon hadiah ini, dimanfaatkan sebaik-baiknya!"
Melihat jawaban serta alasanku, membuat seluruh warga pasar terheran-heran.
"Yakin, Sam? Kamu menolak semua pemberian kami ini?" Tanya paman seraya untuk meyakinkan pernyataanku tadi.
"Aku yakin paman, Sangatlah yakin! 100% yakin. Paman bisa gunakan semua hadiahnya untuk kesejahteraan semua warga pasar di sini. Aku ikhlas!." Jawabku.
"Baiklah, jikalau kau menolak semuanya? Namun khusus hadiah ini, janganlah kami menolaknya?"
"Karna, ini memang khusus dari paman serta titipan dari leluhur paman? Leluhur paman berpesan : "Jikalau nanti ada orang bermata biru datang kepadamu, para anak dan cucuku, berikanlah benda ini untuknya?" Dan orang itu adalah kami Sam. Orang yang selama ini paman cari?" Ucap paman untuk menyakinkanku.
Jujur aku sendiri, binggung maksud paman itu apa?
Hadiah apa? Leluhur? Anak bermata biru?Hingga akhirnya, paman mengeluarkan sebuah bungkusan kain hitam kecil dari sebuah kotak tua yang ia simpan di dalam tas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legendary of Anventia : The Beginning (revising edition)
FantasyAssalamualaikum! Ini adalah cerita pertamaku di sini, sekaligus aku juga masih sangat awam di bidang tulis-menulis (wattpad). Oleh karena itu, saya minta bimbingan serta bantuannya kepada kakak-kakak semua dan jika ada kurang selebihnya, aku minta...