2. Confused

41 2 0
                                    

"APAAA?! Geishaaa kenapa lo gak bilang gue dulu?? Lagian aneh banget masa pendaftaran OSIS udah dibuka pas hari pertama sekolah." Aleraa gemas sekaligus bingung bahkan MOS baru dilaksanakan besok, tapi pendaftaran OSIS telah dibuka dan Aleraa tak pernah bilang bahwa dia ingin masuk OSIS.

"Ya emang kenapa Ra kalo ini baru hari pertama? Gak ada yang salah kok. Gue tau lo pasti bingung kan, tadi gue juga sempet bingung kenapa pendaftaran OSIS dibuka awal banget. Makanya gue chat Kak Raynan nanyain hal ini, terus dia bilang itu sengaja karena biar gak mepet waktunya, sekaligus perbarui data berapa peminat OSIS dari tahun ke tahun. Dan kenapa gue gak bilang lo, gue takutnya lo nolak hehe. Maaf ya, soalnya gue pengen banget ngajak lo gabung OSIS."

Aleraa tidak tahu harus apa sekarang, karena awalnya dia hanya tertarik masuk Klub Literasi walaupun dia sedikit penasaran bagaimana jika dia mengikuti OSIS juga. Apakah dia mampu? Hm, Aleraa benar-benar pusing memikirkannya. "Gue gak tau harus bilang apa Sha, tapi ya udah kita bahas nanti aja. Gue mau mikir dulu."

"Pikirin baik-baik ya Ra, sebenarnya kalo emang lo gak mau gue gak akan maksa lo kok. Takutnya lo malah beban lagi, maaf ya gue main daftarin lo aja." Geisha jadi tak enak hati pada Aleraa, dia tadi sangat antusias hingga lupa menanyakan dulu kepada Aleraa.

"Ya udah gak apa kok Sha, nanti gue pikirin ya." Aleraa jadi serba salah, ingin menolak tapi dia tak tega dan juga penasaran. Ingin menerima tapi takut tak mampu menjalaninya.

***

Mos hari pertama, Aleraa bersyukur tidak ada atribut aneh yang harus dikenakannya. Ya mengingat mos saat Aleraa SMP sangatlah menyebalkan, bayangkan saja dia harus menguncir rambutnya sesuai tanggal lahir! Dan untung tanggal lahirnya 8, jika saja ada di tanggal 20 atau 30, bisa gila dia! Oke Aleraa tak ingin membahasnya lagi.

Sejuknya udara pagi menambah semangat Aleraa hari ini. Senyum Aleraa mengembang tatkala melihat Abang Galak sedang memarkirkan motornya, langsung saja Aleraa menghampirinya.

"Pagi Abang Galak!" cengir Aleraa.

"Lo siapa ya?" Cowok itu mengernyitkan dahinya bingung.

"Ya ampun Bang, gue yang kemarin mau nanya sama lo terus malah ditinggal gitu aja. Dan sekarang lo udah pikun? Ck... Mana masih muda," ucap Aleraa sambil menggelengkan kepalanya dramatis.

"Enak aja lo ngatain gue pikun! Songong amat sih, mau ngapain lagi nyamperin gue, hah?"

Aleraa malah tambah bersemangat meledek Abang satu ini. "Ye si Abang pede banget, siapa juga yang mau nyamperin Abang. Gue tuh niatnya mau nyamperin temen gue tapi berhubung ada lo disini, ya sekalian aja gue sapa hehe."

"Alasan aja lo, lagian gue gak butuh sapaan lo! Udah sana minggir gue mau lewat, masih pagi bikin darah tinggi aja lo." Cowok itu berdecak kesal sambil menatap Aleraa tajam.

"Aih si Abang galak banget sih, pasti jomlo ya Bang? Kan jarang cewek yang mau sama cowok galak." Aleraa malah terkekeh geli melihat tatapan cowok itu, anggaplah dia tak waras tapi tatapan itu benar-benar tidak mengusiknya.

"Lo gak ada kerjaan selain gangguin gue apa, segala ngatain gue jomlo, kaya lo gak jomlo aja! Dari pada lo berisik nyerocos mulu mending sekarang lo minggir deh. Gue ada urusan nanti telat. Cepetan!"

Aleraa mundur teratur menjauh sedikit dari cowok itu, jangan kira Aleraa takut dengan si galak, tapi Aleraa mundur karena Abang Galak bilang ada urusan, dia tak ingin mengganggu urusan orang lain. Ya walaupun dia suka meledek dan jahil, tetap saja pikirannya masih normal untuk urusan penting.

Cowok itu mendengkus lalu meninggalkan parkiran menuju kelasnya.

"Woy Arvian! Tumben telat? Udah buruan deh ke RO. Lo tadi dicariin tuh sama Pak Bram," ucap Ridwan, teman sekelas Arvian.

AleraaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang