Mulmed : Aleraa setelah pergi ke salon.
"Balik dulu ya, Ar. Sering-sering deh traktir begini, jadi enak nih." Dylano terkekeh.
"Maunya lo itu mah. Udah sana balik!" kata Arvian.
"Hih ngusir nih ceritanya?" Dylano memasang wajah menyebalkan andalannya.
"Iya, udah sana balik!" kata Arvian galak.
"Heran gue sama lo, di kasih kejutan tapi gak terkesan sama sekali," celetuk Ridwan.
Arvian menggaruk tengkuknya, "Yeah, gue juga gak tau... Karena gue ngerasa hari lahir gue tuh ya udah sama aja kaya hari biasa. Nothing special for me. Because my age declined on my birthday."
"Lo doang emang yang begitu," timpal Raynan.
Arvian hanya mengedikkan bahunya tak acuh.
"Ya udah gue balik ya, Ar. Thank traktirannya." Raynan mengajak Aleraa untuk pulang.
Arvian mengangguk.
"EH BENTAR DULU DONG BANG RAYNAN!" Tiba-tiba saja Ratna keluar dari rumah, teriakannya membuat Arvian dan temannya menoleh ke arah Ratna dengan tatapan bingung.
"Lo kenapa sih Ratna Sari? Pake teriak segala lagi!" decak Arvian.
"Aduh tolong telinga gue pengang nih!" ucap Ridwan sambil mengusap telinganya yang berdenging.
Ratna mengatur napasnya sejenak, "Bang Raynan, itu Aleraa ikut balik?"
Raynan mengangguk, "Kenapa emang?"
"Lo sama Aleraa jangan balik dulu ya. Kalo Bang Dylan sama Bang Ridwan mah balik aja sana."
Mendengar ucapan Ratna, Dylano dan Ridwan spontan berkata, "Sialan, Abang sama Adik udah sekongkol kali ya."
Setelahnya mereka menatap satu sama lain.
"Et dah ngapain lo ngikutin gue sih?" kata Dylano sewot.
"Dih siapa juga yang ngikutin situ?! Pede gila!" sanggah Ridwan tak terima.
"Aduh gue tuh mau minta temenin Aleraa nih. Kan Bang Raynan yang anter balik Aleraa, jadi gue suruh Bang Raynan jangan balik dulu. Bukannya niat ngusir kalian ih! Lagian gue gak yakin lo berdua mau temenin gue. Yuk Ra!" Ratna menarik tangan Aleraa.
Raynan mencekalnya, "Et tunggu dulu dong, kan gue belum bilang boleh."
"Ihh Bang Raynan, gue cuma minta Aleraa ikut ke salon kok! Lo sama Bang Arvian aja main disini hehe. Eh tapi kalo mau anterin kita juga gak apa-apa." Ratna melepaskan cekalan Raynan.
"Enak aja, gue mau tidur!" kata Arvian sewot.
Ratna dan Aleraa memang sudah janjian ingin ke salon bersama tadi. Namun Aleraa tak menyangka jika Ratna akan mengajaknya hari ini juga.
Raynan menghela napas, cukup bingung harus menjawab apa. "Masalahnya nih Rat, gue hari ini ada urusan sampe malam. Gak keburu kalo nungguin lo ke salon. Dan Aleraa gak mungkin gue tinggal gitu aja."
"Yahh gue maunya sekarang ke salon. Atau gini aja deh, lo pulang aja gak apa-apa Bang Raynan, urusan Aleraa balik nanti bisa diatur. Deal ya Bang?" Ratna mengulurkan tangannya kepada Raynan.
Raynan menggaruk kepalanya ragu, "Yakin nih? Lo mau ke salon juga Ra?" tanyanya pada Aleraa.
Ratna menarik uluran tangannya dan mendengkus pelan. "Ya elah Bang, kelamaan mikir nih. Pegel gue."
Namun Raynan hanya diam menunggu respon Aleraa.
Ditanya seperti itu, Aleraa jadi bingung sendiri. Sekarang sudah pukul 4 sore. Seharusnya sih waktunya cukup untuk pergi ke salon terlebih dahulu. Lagi pula dia sudah lama tidak ke salon. Namun dia harus jawab apa jika Mamanya bertanya nanti?

KAMU SEDANG MEMBACA
Aleraa
Teen Fiction"Halo Kak, Bang, or apapun itu. Gue mau tanya dong..." belum selesai Aleraa berbicara cowok itu langsung memotong ucapannya. "Gue punya nama! Jadi gak usah manggil Kak, Bang dan apapun itu." Aleraa terkejut mendengarnya, bahkan dia tak tahu siapa n...